News & Research

Reader

Lima Tahapan Perubahan Emosi Seorang Pensiunan
Wednesday, May 08, 2024       20:06 WIB

(Bagaimana Menyesuaikan Diri Terhadap Perubahan Itu)
Dalam artikel sebelumnya yang berjudul ' Beberapa Saran dalam Menyesuaikan Diri Menuju Masa Pensiun  '  kita telah membahas berbagai masalah psikologis yang mungkin akan dihadapi oleh seseorang yang memasuki masa pensiun. Faktor-faktor psikologis seperti masalah identitas diri, masalah keuangan, dan masalah hubungan pensiunan dengan komunitas sudah kita bahas cukup mendalam.
Pada artikel kali ini kita akan membahas tahapan-tahapan perubahan emosi yang akan dihadapi oleh seseorang yang akan memasuki usia pensiun, dari sebelumnya aktif bekerja.
Diharapkan, dengan mengetahui tahapan-tahapan emosi yang akan dilalui ketika kita beralih dari masa aktif bekerja ke masa pensiun, maka kita dapat menyesuaikan diri dan dapat melalui masa transisi ini dengan lebih baik.
Dengan mengetahui tahap-tahap perubahan emosi pada waktu pensiun, kami harapkan Anda tidak lagi merasa bahwa masa pensiun adalah masa-masa yang gelap dan menakutkan.
#1: Tahap perencanaan pensiun
Tahap perencanaan pensiun telah dimulai lama sebelum seseorang mulai pensiun. Pada tahap ini, orang akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini: (1) Kapan saya akan pensiun? (2) Dimana saya akan pensiun?, dan (3) Berapa banyak Dana Pensiun yang harus saya kumpulkan?
Khusus bagi seorang karyawan yang merencanakan pensiun untuk dirinya sendiri, masalah kapan dia akan pensiun telah diatur dalam peraturan kerja perusahaan, dan dinamakan  usia pensiun normal . Usia pensiun dapat dipercepat apabila disepakati bersama antara karyawan dan perusahaan, paling cepat 10 (sepuluh) tahun dari usia pensiun normal, dan dinamakan  usia pensiun dipercepat .
Masalah di mana orang akan pensiun sangat subjektif dan tergantung pada pilihan masing-masing individu, dan juga kapasitas keuangan yang dimilikinya (lihat jawaban atas pertanyaan nomor tiga).
Masalah terakhir, yaitu berapa banyak Dana Pensiun yang harus saya kumpulkan (untuk dapat pensiun dengan nyaman), juga bersifat subjektif, dan bergantung pada masing-masing individu. Tetapi, pada umumnya, kita  diajari  bahwa, untuk dapat pensiun dengan nyaman, kita akan membutuhkan 80% dari  pengeluaran  kita pada waktu kita masih aktif bekerja.
#2: Tahap kegembiraan (karena akan pensiun).
Tahap kegembiraan karena akan pensiun adalah tahap di mana seseorang akan segera berhenti bekerja (pensiun), setelah bertahun-tahun merencanakan dan menunggu datangnya masa pensiun itu.
Bagi seorang pensiunan yang telah membuat perencanaan yang cukup untuk pensiun, tahap ini adalah tahap kegembiraan karena masa yang ditunggu-tunggu akhirnya telah datang. Pada masa pensiun, tidak ada lagi keharusan untuk bangun pagi-pagi untuk ke kantor dan mengerjakan hal-hal yang diperintahkan oleh orang lain (atasan). Pada masa pensiun, banyak hal yang ingin dilakukan, yang sebelumnya tidak dapat dilakukan karena terhambat pekerjaan yang sangat menyita waktu.
Tentu saja, bagi orang yang tidak membuat perencanaan pensiun yang cukup, di mana ia  dipaksa  untuk pensiun, sementara ia sendiri merasa belum siap untuk pensiun, maka tahap ini dapat menjadi tahap yang sulit (bencana). Orang bisa merasa tidak siap untuk pensiun karena banyak hal, yang paling sering adalah karena merasa belum menabung Dana Pensiun yang cukup.
Menabung Dana Pensiun yang cukup tidak dapat dilakukan hanya dalam waktu sekejap. Menabung Dana Pensiun yang cukup hanya akan dapat diperoleh melalui disiplin menabung Dana Pensiun dalam jangka panjang.
#3: Tahap bulan madu (karena telah pensiun)
Tahap bulan madu (karena telah pensiun) dimulai ketika sesorang telah resmi berhenti bekerja (pensiun). Sekarang, setelah resmi pensiun, kita dapat mulai mewujudkan cita-cita atau impian kita tentang masa pensiun.
Masa pensiun sering digambarkan sebagai periode emas (periode terbaik) dalam hidup kita, di mana kita telah bebas untuk melakukan apa saja yang kita inginkan (yang sebelumnya keinginan itu tidak dapat kita laksanakan karena kesibukan bekerja dan segala macam urusan lain yang menuntut perhatian kita).
Pada masa pensiun, kita mungkin ingin mengerjakan hobi kita yang tertunda seperti beternak ikan, berkebun, belajar membuat kue, belajar memasak, atau kita mungkin ingin pergi jalan-jalan (travelling) keliling Indonesia atau bahkan keliling dunia.
#4: Tahap kekecewaan (karena telah pensiun)
Tahap bulan madu ( honey moon ) tidak berlangsung selamanya. Setelah memasuki usia pensiun selama, barangkali setahun, Anda akan mulai merasa bosan dengan irama kehidupan di masa pensiun (yang terasa berjalan sangat lambat dibandingkan di masa aktif bekerja dulu).
Anda mungkin sedang memasuki tahap kekecewaan (karena telah pensiun). Hobi-hobi yang dulu Anda pikir akan sangat menyenangkan telah dicoba semua, tempat-tempat wisata yang bagus-bagus telah Anda kunjungi. Anda sekarang rindu akan suasana sewaktu masih aktif bekerja dulu. Suasana masa kerja dulu terasa lebih dinamis dengan irama kerja yang tidak monoton.
Satu hal lagi yang sangat membedakan masa aktif bekerja dulu dengan masa pensiun sekarang adalah jumlah uang yang ada di kantong. Pada waktu masih aktif bekerja, ada uang gaji yang secara rutin akan mengisi kembali kantong kita pada akhir bulan.
Sekarang, setelah pensiun, kita harus hidup dari uang tabungan Dana Pensiun. Semula, sewaktu masih aktif bekerja, biaya perawatan kesehatan ditanggung oleh kantor. Sekarang, setelah pensiun, semua biaya perawatan kesehatan harus ditanggung sendiri.
Bagi pensiunan yang tidak merencanakan masa pensiunnya dengan baik, tahap kekecewaan (karena telah pensiun) dapat menimbulkan rasa kecewa dan stress yang berkepanjangan. Bayangkan suasana hati ketika Anda sudah berhenti bekerja tetapi tidak memiliki cukup uang untuk menjalankan hobi-hobi baru, atau  travelling  ke tempat-tempat wisata baru, atau bahkan tidak memiliki cukup uang untuk merawat kesehatan Anda?
#5: Tahap orientasi ulang dan mencapai kestabilan
Tahap orientasi ulang barangkali adalah tahap yang paling menantang bagi orang yang memasuki masa pensiun. Sudah merupakan hal yang lumrah terjadi bahwa seseorang sering diidentifikasi dari apa yang menjadi pekerjaannya sewaktu masih aktif bekerja.
Seseorang mungkin bekerja sebagai pegawai BUMN sejak lulus kuliah hingga pensiun. Atau, seseorang mungkin tidak terus menerus bekerja pada satu perusahaan sepanjang karirnya, tetapi ia kemungkinan besar akan tetap bekerja di bidang keahliannya di mana ia akan diidentifikasi berdasarkan bidang kerja yang digelutinya.
Pada waktu ia pensiun, keadaan berubah (total), karena orang tidak lagi diidentifikasi dari pekerjaan yang dulu digelutinya. Sebagai pensiunan, orang harus belajar mengenali dirinya sendiri, mengenali hal-hal apa yang membuatnya benar-benar gembira, tidak bergantung lagi pada pekerjaannya.
Setelah bisa melewati tahap orientasi ulang ini, pensiunan akan tiba pada tahap kestabilan, yaitu tahap di mana pensiunan telah dapat menikmati hidup, menikmati perasaan akan identitas yang baru (sebagai pensiunan), dan menyadari tujuan hidupnya yang sesungguhnya.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM