News & Research

Reader

BI Rate Naik, Bunga KPR BTN Bagaimana?
Thursday, April 25, 2024       20:33 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia -Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate akan berdampak kepada bunga kredit perbankan. Pasalnya BI rate akan mengerek biaya dana, sehingga bank perlu melakukan penyesuaian terhadap bunga pinjaman.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) TbkNixon L.P. Napitupulu mengatakan bahwa menjadi bankir tidak mudah.Kebijakan Bank Sentral mengerek BI rate tidak bisa langsung dilimpahkan ke debitur
"Menjadi bankers ini kan tidakgampang juga, tidakkayak matematika. Bunganya naik, kita ikutin naik tidak? Belum tentu," kata Nixon, Kamis (25/4/2024).
Sebagai informasi, BTN merupakan bank yang memiliki fokus bisnis pada kredit pemilikan rumah (KPR). Sekitar 80% portofolio kredit BTN diserap oleh segmen perumahan, baik itu KPRhingga kredit terkait perumahan.
Nixon mengatakan bahwa menaikkan suku bunga kreditperlu melalui perhitungan yang matang. Pasalnya begitu kredit naik, ada risiko kualitas kredit masuk ke dalam kolektibilitas2 (kol 2) atau dalam perhatian khusus.
Profil kredit saat ini terbagi dalam kol 1 hingga 5. Kol 1 adalah kredit lancar, kol 2 dalam perhatian khusus, kol 3 kurang lancar, kol 4 diragukan, dan kol 5 macet. Kol 3-5 sudah termasuk dalam kredit bermasalah atau nonperforming loan  (NPL), sedangkan kol 2 masuk dalam kredit dalam risiko atau loan at risk (LAR).
"Waktu kita hitungangsurannasabah, kan kita sudah hitungakurat. Naik beban bunganya sedikit saja, jadi jadi kol2, Kurang bayar," katanya.
Oleh karena itu, BTNmerespons era suku bunga tinggi seperti saat ini dengan melakukan pembenahan biaya dana atau cost of fund (COF).
Mengutip laporan presentasi perusahaan, COFBTN per Maret 2024 sebesar 4,2%. Pada periode yang sama tahun lalu, BTN melaporkan COF3,6%.
Adapun satu cara untuk menekan COFadalah dengan meningkatkan rasio dana murah atau current account savings account (). Per Maret 2024, rasio BTN sebesar 49,9%, sedangkan per Maret 2023 52,2%.
Tercatat BTN per Maret 2024 tumbuh 7,1% yoy menjadi Rp 178,61 triliun. Pada periode yang sama dana mahal atau deposito tumbuh 17,2% yoymenjadi Rp 179,13 triliun.
(mkh/mkh)

Sumber : www.cnbcindonesia.com

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru