News & Research

Reader

Bingung Memulai Investasi? Cermati Saran Ini Agar Tak Salah Langkah...
Sunday, September 27, 2020       08:42 WIB

Ipotnews - Perkembangan zaman yang selalu berubah-ubah harus disikapi dengan cara yang tepat, terutama ketika akan melakukan investasi. Dibutuhkan pendalaman dan analisis yang mendalam untuk memutuskan akan berinvestasi untuk masa depan.
Pasalnya, kesalahan dalam mengambil keputusan akan berakibat masa depan tidak sesuai ekspektasi, yang awalnya berharap  cuan  namun karena salah ambil keputusan malah merugi.
Hal itu disampaikan Budi Hikmat, Investment Strategy Director & Chief Economist Bahana TCW Investment Management, saat menyampaikan paparannya dalam ajang FestiFund2020 yang digelar PT Indo Premier Sekuritas, di Jakarta, Sabtu (26/9).
Menurut dia perencanaan, pengkajian hingga menentukan keputusan untuk investasi menjadi sangat penting.
Untuk investasi di saham, menurut Budi, kaum milenial atau investor pemula disarankan untuk menghindari saham berbasis komoditas. Karena, saat ini harga komoditas sangat berbeda dengan periode 20 tahun sebelumnya. Bahkan diperkirakan beberapa tahun ke depan harga komoditas masih tidak jelas.
"Harga komoditas itu turun sejak krisis 1998. Dulu itu ekonomi kita sangat mengandalkan komoditas, tetapi ke depan ini berbeda. Saya sarankan ke milenial selain belajar investasi saham, ada investasi lain yaitu terkait di talenta," ujar Budi.
"Jadi jangan tergoda bisa cepat kaya dengan saham (terkait komoditas) sebab kalian dibesarkan saat komoditas  booming , tetapi masa depan berubah di mana yang dibutuhkan itu  creative comodity  dan produk manufaktur, maka perlu dipersiapkan  skill  terbaik apa."
Dia juga menyarankan pemula untuk tidak termakan gaya hidup yang saat ini mayoritas glamor dan melupakan kesempatan untuk mulai berinvestasi. Maka untuk bisa memulai investasi, baik itu di pasar saham, reksa dana ataupun obligasi (SBN), harus didasarkan pada kemampuan keuangan.
Budi melihat banyak generasi milenial yang lebih memilih gaya hidup meski dari sisi finansial tidak menopang.
"Hidup itu murah, tapi yang mahal itu gengsi kendalikan gaya hidup. Nabi Yusuf bisa kendalikan marah dan syahwat,  nah  syahwat itu bukan masalah seksual saja tetapi kecenderungan mau enak,  enggak  punya pendapatan jadi akhirnya utang. Hindari itu," kata Budi. (Marjudin/ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM