Ipotnews - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) bertahan sampai akhir perdagangan hari Jumat (26/2). IHSG berkurang -0,76 persen (-48 poin) ke posisi 6.241.
Indeks LQ45 -0,82% ke 944.
Indeks IDX30 -0,74% ke 503.
Indeks IDX80 -0,98% ke 135.
Jakarta Islamic Indes (JII) -0,48% ke 631.
Indeks Kompas100 -0,70% ke 1,216.
Indeks Sri Kehati -0,73% ke 367.
Indeks SMInfra18 -1,00% ke 307.
Saham Teraktif: , , , , , ,
Saham Top Gainers LQ45: , , , , , , .
Saham Top Losers LQ45: , , , , , , .
Nilai transaksi Rp21,63 triliun. Volume perdagangan sebanyak 246,71 juta lot saham. Investor asing net sell Rp94,59 miliar.
Nilai tukar rupiah jatuh sebesar 1,08 persen ke level Rp14.235 terhadap USD (03.30 PM).
Bursa Asia
Pasar saham Asia tumbang pada finis perdagangan hari Jumat (26/2) seiring jatuhnya pasar surat utang global mengantarkan yield obligasi melesat naik. Hal ini membuat takut para investor di tengah kekhawatiran kerugian besar yang diderita dapat memicu tekanan jual ke aset lain.
Indeks acuan regional turun 5 persen secara mingguan, terburuk sejak Maret tahun lalu saat pandemi corona mulai memicu kekhawatiran akan resesi global. Keruntuhan pasar regional hari ini, dipicu pukulan keras pada pasar obligasi.
"Imbal hasil obligasi masih bisa lebih tinggi dalam jangka pendek karena penjualan obligasi menghasilkan lebih banyak penjualan obligasi," kata Shane Oliver, Analis pada lembaga AMP.
Menurut Oliver, semakin lama ini berlanjut, semakin besar risiko koreksi yang lebih parah di pasar saham jika kenaikan laba berjuang untuk mengimbangi kenaikan imbal hasil obligasi.
Yield US Treasury tenor 10 tahun ke level 1,494 persen setelah sempat menyentuh posisi tertinggi di 1,614 persen dalam 1 tahun terakhir. Namun demikian yield masih naik 40 basis poin.
"Keruntuhan pasar fixed income sedang bergeser ke fase lebih mematikan bagi aset berisiko," kata Damien MCColough, Analis pada Westpac. Menurut dia kenaikan yield tenor panjang sebagian besar tampak sebagai cerita membaiknya ekspektasi pertumbuhan, jika ada sesuatu yang menutupi aset berisiko. "Tetapi pergerakan semalam termasuk kenaikan tajam suku bunga riil membawa ekspektasi pelepasan oleh the Fed," katanya.
Di bursa Jepang, Indeks Nikkei 225 tumbang 3,99 persen ke 28.966 saat sesi berakhir. Indeks Topix mengekor pelemahan tersebut, turun 3,21 persen ke 1.864. Hal yang sama juga terjadi di pasar saham Korsel setelah Indeks Kospi melemah 2,8 persen ke 3.012.
Indeks Hang Seng di pasar Hong Kong melemah 3,44 persen ke level 29.040 usai closing bell. Sedangkan tekanan juga terjadi di pasar saham China. Indeks Shanghai Composite turun 2,12 persen ke 3.509 pada akhir perdagangan. Indeks Shenzhen Component melorot 2,167 persen ke level 14.507.
Adapun Indeks S&P/ASX200 di bursa Australia melemah 2,35 persen ke 6.673. Sedangkan Indeks acuan regional, MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk bursa Jepang) drop 3,26 persen.
Indeks dolar AS naik tipis ke level 90,464 dari posisi sebelumnya pada level 90.
Kurs yen drop ke posisi ke 106,09 terhadap USD dari level sebelumnya di 105,6.
Nilai tukar dolar Australia melemah ke posisi $0,7817 terhadap USD dari level sebelumnya di $0,792.
Bursa Eropa
Pasar saham Eropa lunglai saat menit-menit awal pada perdagangan hari Jumat (26/2) pagi waktu setempat seiring pasar saham global ambruk oleh lonjakan yield obligasi secara tiba-tiba. Yang mana ini mengantarkan para investor hengkang pada aset yang sudah mahal di pasar.
Indeks DAX (Jerman) -1,39% pada posisi 13.673.
Indeks FTSE 100 (Inggris) -1,27% ke level 6.567.
Indeks CAC 40 (Perancis) -1,41% di posisi 5.702.
Minyak
Harga minyak melorot saat sesi pagi pada perdagangan hari Jumat (26/2) di pasar komoditas Asia, seiring jatuhnya harga obligasi memicu penguatan USD. Juga karena ekspektasi pertumbuhan (ekonomi) yang disertai kenaikan harga minyak kembali ke level sebelum pandemi, terlebih pasokan kemungkinan sudah kembali lagi ke pasar.
Minyak WTI drop 96 sen ke harga US62,57 per barel. Minyak Brent melemah 86 sen ke harga USD66,02 per barel. (pkl 08.04 GMT).
(cnbc/reuters/idx/bloomberg)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM