News & Research

Reader

Bursa Pagi: Kekacauan di China Tekan Asia, Potensi Rebound IHSG Rawan Terkoreksi
Monday, November 28, 2022       08:30 WIB

Ipotnews - Mengawali pekan terkahir November 2022, (Senin 28/11), bursa saham Asia dibuka melemah, dihantam kabar kekacauan di China karena berlanjutnya kebijakan zero-Covid seiring meningkatnya kasus infkesi di negara itu. Indeks MSCI Asia-Pasifik ex-Jepang drop 0,55%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,48%, jelang rilis data penjualan ritel hari ini. Indeks berlanjut turun 0,4% (-28,8 poin) menjadi 7.230,7 pada pukul 8:20 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan, dibuka merosot 1,07%, dan Kosdaq melorot 1,02%. Kospi berlanjut merosot 0,91% (-22,17 poin) ke level 2.415,69.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang melorot 0,54% (-151,35 poin) ke posisi 28.131,68, setelah dibuka turun 0,49% dan Topix melemah 0,34%.
IndeksHang Seng, Hongkong rontok hingga mencapai 3,26% (-573,35 poin) ke level 17.000,23 pada pukul 8:40 WIB. IndeksShanghai Composite, China anjlok 1,5% ke posisi 3.055,29.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren penurunan indeks di bursa saham Asia, setelah mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan melemah 0,39% menjadi 7.053. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange juga turun 0,47% menjadi USD23,13.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih rawan terkoreksi, namun berpotensi  technical rebound . Sejumlah indikator pergerakan indeks mengindikasikan adanya peluang untuk menguji level 7.100, dalam kondisi netral, masih berada dalam fase  sideways. 
Tim Riset Indo Premier berpendapat, terkoreksinya mayoritas indeks di bursa Wall Street seiring sikap hati-hati investor menunggu rapat the Fed pada pertengahan bulan depan diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar. Sementara itu naiknya beberapa harga komoditas seperti CPO, timah dan batu bara berpeluang menjadi sentimen positif untuk IHSG .
IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan  support  di level 7,025 dan  resistance  di level 7,085.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup  mixed , cenderung melemah dengan aktivitas perdagangan yang dipersingkat sehubungan momen Black Friday. Pakar ritel dari Telsey Advisory Group mengatakan belanja langsung di tahun ini diperkirakan lebih banyak pembeli di dalam toko pada Black Friday. Trader akan mencermati komentar pejabat The Fed lebih lanjut terkait rilis data pengeluaran konsumsi pribadi pada Kamis, dan data pekerjaan November, Jumat.
Indeks sempet melempem di awal pekan lalu karena para trader menunggu risalah rapat November The Fed. Rilis risalah menunjukkan The Fed mengantisipasi perlambatan laju kenaikan suku bunga mendorong kenaikan indeks secara mingguan. Dow Jones dan S&P 500 melonjak 1,78% dan 1,53%, Nasdaq meningkat 0,72%. Laporan pendapatan emiten ritel yang solid menandakan beberapa kekuatan konsumen bahkan di tengah kekhawatiran pelemahan ekonomi.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,45% (152,97 poin) ke level 34.347,03.
  • S&P 500 turun tipis 0,03% (-1,14 poin) di posisi 4.026,12.
  • Nasdaq Composite tergelincir 0,52% (-58,96 poin) menjadi 11.226.

Bursa saham utama Eropa mengakhiri pekan lalu dengan lebih optimistis, terdorong rilis risalah rapat The Fed yang meningkatkan ekspektasi pengetatan kebijakan moneter dapat melambat. Investor Eropa juga merespons positif beberapa data ekonomi zona euro selama seminggu terakhir yang mengindikasikan resesi yang sedikit lebih dangkal dari yang ditakutkan.
Kendati demikian indeks STOXX 600 turun tipis 0,02% menjadi 440,73, terbebani penurunan saham pertambangan dan keuangan 0,6%. Saham minyak dan gas bertambah 0,8%. Namun secara mingguan STOXX 600 membukukan kenaikan mingguan keenam berturut-turut. Saham Credit Suisse terus merosot, rontok hampir 6%.
  • DAX 40 Jerman menguat tipis 0,01% (1,82 poin) di posisi 14.541,38.
  • FTSE 100 Inggris naik 0,27% (20,07 poin) menjadi 7.486,67.
  • CAC 40 Paris bertambah 0,08% (5,16 poin) di level 6.712,48.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan lalu ditutup sedikit melemah. Sesi perdagangan reliatif tenang setelah liburan Thanksgiving AS. Dolar mendekati posisi terendah multi-bulan karena prospek moderasi laju pengetatan kebijakan The Fed membebani dolar AS. Dolar telah menguat sepanjang tahun ini, didorong kenaikan suku bunga besar-besaran The Fed. Indeks dolar AS (Indeks DXY) melemah 0,11% menjadi USD105,959.
Tetapi data harga konsumen AS yang lebih dingin dari perkiraan telah mendorong ekspektasi akan berakhirnya reli dolar. Ketua The Fed Jerome Powell akan berbicara tentang kebijakan fiskal dan moneter serta prospek ekonomi di Hutchins Center, 30 November nanti. Bank sentral China mengatakan akan memangkas lagi cadangan uang tunai yang harus disimpan bank, dengan melepaskan sekitar 500 miliar yuan (USD69,8 miliar) demi mendukung perekonomian.
Kurs spot dolar

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.0395

-0.0015

-0.14%

11/25/2022

Yen (USD-JPY)

139.19

0.6500

+0.47%

11/25/2022

Poundsterling (GBP-USD)

1.2092

-0.0021

-0.17%

11/25/2022

Rupiah (USD-IDR)

15,672.50

7.500

+0.05%

11/25/2022

Yuan (USD-CNY)

7.1650

0.0130

+0.18%

11/25/2022

Sumber : Bloomberg.com, 25/11/2022 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea akhir pekan lalu ditutup lebih rendah dengan likuiditas pasar yang tipis. Pasar terus dibayangi kekhawatiran permintaan China dan tawar-menawar batas harga Barat terhadap minyak Rusia. Harga minyak menuju penurunan mingguan ketiga berturut-turut setelah mencapai posisi terendah 10 bulan minggu ini. Secara mingguan harga Brent dan WTI turun 3,8% dan 3,9%.
Struktur pasar Brent dan WTI menyiratkan permintaan saat ini melemah. China, importir minyak utama dunia, melaporkan rekor harian baru kasus infeksi Covid-19. Permintaan minyak turun sekitar 1 juta bph dari rata-rata. Sementara itu, para diplomat G7 dan Uni Eropa telah membahas batas harga minyak Rusia antara USD65 dan US70 per barel, tetapi kesepakatan masih belum tercapai.
  • Harga minyak berjangka Brent turun USD1,37 (-1,61%) ke USD83,97 per barel.
  • Harga minyak berjangka WTI turun USD1,32 (-1,7%) jadi USD76,62 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange menutup pekan lalu dengan menguat, di tengah pelemahan dolar AS. Emas membukukan keuntungan dalam tiga sesi sebelumnya. Konsumen emas terbesar dunia, China melaporkan rekor harian baru kasus infeksi Covid-19. Kota-kota terus memberlakukan pembatasan mobilitas dan langkah lainnya untuk mengendalikan wabah.
Kenaikan suku bunga tinggi tahun ini dari Fed AS telah mempertahankan status tradisional emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian lainnya. Para trader memperkirakan kenaikan suku bunga 50 bps yang lebih kecil pada rapat Desember The Fed. Harga perak turun 0,9% menjadi USD21,31 per ounce, platinum turun 1,3% menjadi USD975,00, dan palladium terperosok 3,9% menjadi USD1.806,83.
  • Harga emas di pasar spot melandai ke posisi USD1.754,76 per ounce.
  • Harga emas berjangka AS naik 0,55% ke level USD1.755,2 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)

powered by: IPOTNEWS.COM