Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) terdorong ke zona hijau pada akhir perdagangan sesi I hari Selasa (12/11) siang. IHSG naik 45 poin (+0,63%) ke level 7.311.
Volume perdagangan sebanyak 187,19 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp7,09 triliun. Sektor-sektor saham bergerak variatif. Sektor konsumer primer menjadi yang terlemah, drop 0,9%. Sedangkan sektor properti paling kuat, naik 1,26%
Saham top gainers antara lain: , , , , , ,
Sedangkan di deretan saham teraktif adalah: , , , , , ,
Bursa Asia
Market saham Asia melemah pada perdagangan hari Selasa (12/11). Sementara dolar AS terus merangsek naik. Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 1%.
Investor mengantisipasi masa jabatan empat tahun kedua Trump akan membawa pemotongan pajak yang meningkatkan ekuitas dan peraturan yang lebih longgar.
Di sisi lain, dolar AS diperkirakan akan diuntungkan oleh beberapa kebijakan yang kemungkinan akan membuat suku bunga AS relatif lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, berada di angka 105,57, sedikit di bawah level tertinggi 4 bulan yang dicapai pada hari Senin.
"Prospek jangka menengah bisa menjadi lebih suram jika Trump mengejar kenaikan tarif yang agresif ... Hal ini pada akhirnya dapat memicu inflasi dan menghentikan Fed dari pemotongan suku bunga. Tarif juga membawa risiko pembalasan dari mitra dagang utama," kata Vasu Menon, direktur pelaksana strategi investasi di OCBC .
"Namun, ini adalah cerita untuk lain waktu dan kemenangan Trump telah melepaskan semangat juang di pasar untuk saat ini," kata Menon.
Penyedia data DDHQ memproyeksikan pada hari Senin bahwa Partai Republik Trump telah memenangkan mayoritas di DPR AS, menandakan mayoritas bagi Partai Republik di kedua kamar Kongres.
Di sisi makro, fokus investor akan tertuju pada data inflasi harga konsumen AS pada hari Rabu, dengan serangkaian pembicara Federal Reserve juga akan berpidato minggu ini, termasuk Ketua Fed Jerome Powell pada hari Kamis.
Pasar memperkirakan peluang 87% bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Desember sebesar 25 basis poin.
Nikkei225 (Jepang) -0,76%
Topix (Jepang) +0,06%
Shanghai Composite (China) -0,06%
Shenzhen Component (China) +1,02%
CSI300 (China) +0,41%
Hang Seng (Hong Kong) -1,73%
Kospi (Korsel) -1,36%
Taiex (Taiwan) -1,85%
S&P/ASX200 (Australia) -0,17%
Currency
USD-JPY ke 153,57/-0,10%
USD-SGD ke 1,3355/+0,12%
AUD-USD ke 0,6553/-0,33%
USD-IDR ke 15.764/+0,48%
USD-CNY ke 7,2312/+0,23%
USD-MYR ke 4,4285/+0,41%
USD-THB ke 34,7060/+0,50%
Oil
Harga minyak stagnan pada perdagangan hari Selasa (12/11) siang, menunggu arah harga lebih lanjut dari laporan bulanan OPEC setelah rencana stimulus China dan kekhawatiran kelebihan pasokan melumpuhkan pasar pada sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah Brent turun 1 sen menjadi $71,82 per barel. Sedangkan harga minyak mentah WTI AS berada pada harga $68,07 per barel, naik 3 sen.
Kedua kontrak telah turun lebih dari 5% selama dua sesi perdagangan sebelumnya. Tiongkok pada hari Jumat meluncurkan paket utang sebesar 10 triliun yuan ($1,40 triliun) untuk meredakan tekanan pembiayaan pemerintah daerah. Tetapi analis mengatakan jumlah stimulus yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan masih kurang.
(cnbc/reuters/bloomberg)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM