News & Research

Reader

Data China dan Amerika Menggembirakan, Minyak Terdongkrak
Friday, May 10, 2024       03:52 WIB

Ipotnews - Harga minyak menguat ke level tertinggi satu minggu, Kamis, di tengah data dari China dan Amerika yang menandakan permintaan di dua negara konsumen terbesar di dunia itu bakal meningkat.
Minyak mentah berjangka, patokan internasional, ditutup naik 30 sen, atau 0,4%, menjadi USD83,88 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (9/5) atau Jumat (10/5) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 27 sen, atau 0,3%, menjadi USD79,26 per barel.
Itu merupakan penutupan tertinggi bagi kedua patokan minyak mentah tersebut sejak 30 April.
Membatasi kenaikan harga tersebut adalah data energi Amerika yang memperlihatkan permintaan bensin dan solar pada pekan lalu merupakan yang terlemah sejak pandemi virus corona pada 2020.
"Harga minyak diperdagangkan dalam kisaran yang sangat ketat. Tidak banyak berita minyak di luar sana. Berita geopolitik dari Timur Tengah menjadi latar belakang dan tidak jelas," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group, mengenai perubahan kecil harga minyak mentah.
Sementara itu di China, impor minyak mentah meningkat dibandingkan tahun sebelumnya pada April dan ekspor serta impor kembali meningkat sepanjang bulan lalu. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan permintaan di dalam dan luar negeri seiring dengan upaya Beijing untuk menopang perekonomiannya yang lemah.
"Data neraca perdagangan China yang membaik menambah momentum kenaikan," kata Tina Teng, analis pasar independen.
Di AS, jumlah klaim baru tunjangan pengangguran naik pekan lalu ke level tertinggi dalam lebih dari delapan bulan, yang merupakan bukti lebih lanjut bahwa pasar tenaga kerja sedang melemah.
Analis memproyeksikan surutnya momentum pasar tenaga kerja akan menyebabkan dua kali pemotongan suku bunga dari Federal Reserve tahun ini.
Suku bunga yang lebih rendah akan mengurangi biaya pinjaman dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Bank of England mengambil langkah lain menuju penurunan suku bunga ketika Gubernur Andrew Bailey mengatakan dia "optimistis bahwa segala sesuatunya bergerak ke arah yang benar".
Gejolak Timur Tengah
Tank dan pesawat tempur Israel membombardir wilayah Rafah, kata warga Palestina, setelah Presiden Joe Biden mengatakan AS akan menahan pengiriman senjata ke Israel jika pasukannya melakukan invasi besar-besaran ke kota Gaza Selatan tersebut.
"Jika boikot Biden mendorong Israel untuk menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, maka minyak mentah WTI berpotensi mengurangi premi risiko geopolitik senilai USD10 (per barel) dari pasar," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho.
"Namun, jika Iran menjadi lebih berani dengan sikap AS dan kembali terlibat setelah tidak terlalu menonjolkan diri selama berminggu-minggu, pasar dapat kembali melesat ke level tertinggi dalam beberapa bulan."
Menanggapi operasi terbaru Israel, pemimpin Houthi di Yaman mengatakan kelompok yang didukung Iran itu, yang telah mengganggu pelayaran di Laut Merah, akan menargetkan kapal-kapal perusahaan mana pun yang terkait dengan penyediaan atau pengangkutan barang ke Israel. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru