Ipotnews - Harga emas menguat, Senin, karena pelemahan dolar dan meningkatnya kekhawatiran pada ekonomi mengangkat logam tersebut, meski bullion yang tidak memberikan imbal hasil memangkas kenaikan setelah yield US Treasury meningkat.
Harga emas di pasar spot naik 0,4% menjadi USD1.853,70 per ounce pada pukul 01.20 WIB, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Senin (23/5) atau Selasa (24/5) dini hari WIB. Harga melesat lebih dari 1% dan mencapai level tertinggi sejak 9 Mei di USD1.865,29 pada awal sesi.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,3% menjadi USD1.847,8 per ounce.
"Ada pemantulan korektif yang kuat dalam emas karena dolar AS mengalami penurunan tajam," kata analis Kitco, Jim Wycoff.
Dolar merosot ke level terendah dalam sebulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Selera risiko trader dan investor tetap kurang kuat, yang mendorong beberapa permintaan safe haven untuk emas.
Investor mulai menyadari bahwa inflasi akan menjadi masalah yang lebih lama dari sekadar periode sementara."
Daya tarik emas meredup, imbal hasil US Treasury meningkat pada sesi Senin.
Meski dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
"Kendati kenaikan hari ini disambut baik oleh pemegang emas, seberapa jauh logam mulia dapat menguat kemungkinan akan dibatasi oleh kenyataan bahwa bank sentral di Amerika dan Eropa menetapkan jalur kenaikan suku bunga selama beberapa bulan mendatang," ujar Rupert Rowling, analis Kinesis Money.
Presiden Federal Reserve Atlanta, Raphael Bostic, Senin, mengatakan respons cepat di pasar keuangan untuk memperketat kebijakan moneter menawarkan harapan bahwa bagian lain dari ekonomi dapat menyesuaikan lebih cepat pula.
Harga perak di pasar spot naik 0,2% menjadi USD21,79 per ounce, platinum bertambah 0,1% menjadi USD956,76 dan paladium melonjak 1,3% menjadi USD1.988,44.
Nornickel Rusia, produsen paladium terbesar di dunia, memperkirakan defisit pasar paladium global berada di 100.000 troy ounces pada 2022, memangkas proyeksi dari perkiraan Februari. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM