News & Research

Reader

Harga Minyak Berubah Arah Lesu Lagi, Tertekan Lockdown Serta Over Suplai
Thursday, October 29, 2020       16:52 WIB

Ipotnews - Harga minyak kembali tertekan saat perdagangan sesi sore hari Kamis (29/10). Harga berubah arah melemah setelah di sesi pagi sempat bergerak menguat pasca koreksi 5 persen yang terjadi tadi malam di pasar global.
Tekanan terhadap harga minyak ini terjadi seiring penerapan lockdown baru di wilayah Eropa untuk mengekang penyebaran virus corona gelombang kedua. Sentimen lonjakan pasokan global juga membuat harga jatuh.
Harga minyak WTI melemah 8 sen ke harga USD37,31 per barel. Sementara harga Brent tergelincir turun 12 sen ke level USD39,00 per barel.
Di tengah melonjaknya virus corona di Eropa, Perancis pada hari Jumat pada pekan ini mulai mewajibkan penduduknya tinggal di rumah kecuali untuk aktivitas penting. Sedangkan pemerintah Jerman akan menutup bar, restoran serta bioskop mulai 2 November hingga akhir bulan.
"Prospek demand memburuk saat gelombang kedua virus corona melanda USA dan sebagian besar Eropa. Langkah-langkah pembatasan sosial ketat dan lockdown dapat berdampak lebih besar pada permintaan energi global," kata Margaret Yang, Analis di lembaga Daily FX seperti dikutip Reuters.
Sementara itu Tim Analis ANZ menilai lonjakan kasus virus corona menekan OPEC untuk menunda kenaikan produksi yang direncanakan mulai Januari tahun depan. OPEC plus berencana memangkas produksi dari 7,7 juta barel per hari saat ini menjadi 5,7 juta barel per hari pada Januari 2021.
Data yang dirilis Energy Information Administration pada hari Rabu pekan ini menunjukkan stok minyak USA naik 4,3 juta barel per 23 Oktober atau lebih besar dari perkiraan.
Sebelumnya harga minyak rebound di pasar Asia saat perdagangan sesi pagi dengan ditopang teknikal support serta prospek suplai jangka pendek yang lebih ketat akibat adanya Badai Zeta yang menyerang Louisiana.
Tetapi badai tersebut diperkirakan akan melemah menjadi kekuatan angin non tropis yang rendah pada Kamis pagi di USA. Hal tersebut mendukung produksi minyak USA akan bertambah sehingga meningkatkan pasokan yang ada karena Libya dengan cepat mendorong kenaikan produksi setelah terkena blokade 8 bulan.
(reuters)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM