Ipotnews - Harga tembaga jatuh ke posisi terendah satu bulan, Senin, karena prospek default utang pengembang properti China, Evergrande Group, memicu aksi jual di pasar keuangan dan investor bergerak menuju safe-haven dolar.
Harga patokan tembaga di London Metal Exchange anjlok 3,2% menjadi USD9.010 per ton pada pukul 23.03 WIB, demikian laporan Reuters, di London, Senin (20/9). Harga logam yang digunakan secara luas dalam industri kelistrikan dan konstruksi itu sebelumnya menyentuh USD9.005 per ton, level terendah sejak 20 Agustus.
"Harga tembaga jatuh karena risk-off trading dan sentimen melemah karena Evergrande," kata Giles Coghlan, analis HYCM .
"Ini adalah kekhawatiran dalam jangka pendek, tetapi saya tidak berpikir itu akan menjadi krisis lain seperti Lehman karena tingginya tingkat uang muka yang harus kita bayar di China untuk membeli properti."
Evergrande berupaya mencari dana untuk membayar kreditur, pemasok dan investor, dengan regulator memperingatkan bahwa kewajiban USD305 miliar dapat memicu risiko yang lebih luas bagi sistem keuangan China jika tidak stabil.
Dolar AS yang lebih tinggi membuat komoditas berdenominasi greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, yang akan menurunkan permintaan.
Harga logam baja tahan karat turun karena trader mengabaikan rencana Indonesia mengenakan pajak ekspor pada produk dengan kandungan nikel kurang dari 70% untuk mendorong ekspansi industri pengolahan domestik.
Nikel melorot 1,7% menjadi USD19.030 per ton.
Harga nikel diperkirakan mendapatkan dukungan dari penurunan stok logam itu di gudang LME, yakni 169.992 ton, merosot 35% sejak pertengahan April.
Logam dasar lainnya, aluminium turun 0,8% menjadi USD2.862 per ton, seng menyusut 2,4% menjadi USD3.014 per ton, timbal tergelincir 1,3% menjadi USD2.153 per ton dan timah kehilangan 1% menjadi USD33.780 per ton. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM
