Ipotnews - Ditjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mengakui kinerja investasi sektor minerba tahun ini kurang menggembirakan. Hal itu tercermin dari realisasi investasi hingga triwulan III baru mencapai USD2,7 miliar.
Dirjen Minerba, Ridwan Djamaluddin, mengatakan realisasi investasi tersebut setara 62,7 persen dari target yang ditetapkan tahun ini sebesar USD4,3 miliar. Salah satu penyebab realisasi investasi yang masih rendah ini adalah adanya pandemi Covid-19 dan juga berbagai persoalan rumit yang dihadapi pelaku usaha.
"Investasi ini memang tidak sebaik capaian-capaian yang lain. Memang ada kendala pandemi satu hal. Tetapi di sisi lain memang ada hal-hal yang kami perlu masukan dari berbagai pihak, apa nih yang bikin sulit," ujar Ridwan dalam konferensi pers virtual, Selasa (26/10).
Dijelaskan bahwa beberapa keluhan pelaku usaha terkait investasi di sektor minerba adalah persoalan regulasi yang dinilai masih berbelit-belit. Meski pemerintah telah berupaya melakukan penyederhanaan perizinan, namun pelaku usaha masih merasa soal izin menjadi permasalahan utama. Karena itu, Kementerian ESDM berkomitmen untuk terus melakukan terobosan agar kemudahan perizinan bisa dilakukan.
Salah satu upaya yang kini sedang dilakukan Ditjen Minerba untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif adalah mengubah prosedur perizinan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau IPPKH (Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan) untuk penggunaan kawasan hutan. Jika saat ini permohonan izin untuk mendapatkan Amdal dan IPPKH harus diperoleh oleh badan usaha, ke depan diharapkan izin ini dapat dilakukan oleh Kementerian ESDM .
"Kami sedang berusaha untuk membuat mekanisme baru di mana yang mengajukan adalah pemerintah. Jadi dalam hal ini Minerba yang komunikasi sama KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) misalnya. Prinsip sudah menuju sana, nanti formalitasnya kami siapkan," kata dia. (Marjudin/ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM
