News & Research

Reader

MYOR Berkutat Perang Pangsa Pasar, Analis Patok Rekomendasi Hold
Wednesday, June 20, 2018       15:32 WIB

Ipotnews - Indo Premier Sekuritas memprakarsai kembali valuasi terhadap saham PT Mayora Indah Tbk () dengan rating Hold pada target price (TP) Rp3.200 per saham.
TP tersebut berdasarkan target P/E full year 2018 sebesar 36 kali atau mendekati penyimpangan plus 1 rata-rata 5 tahun P/E multiple, dibenarkan oleh perkiraan ROAE berkelanjutan sekitar 24 persen dalam beberapa tahun ke depan.
Vluasi saham akhir-akhir ini diperlukan mengingat rally tajam sejak akhir tahun lalu dan mendekati 50 persen secara year to date (ytd).
Strategi meluncurkan varian berbagai kopi (ketika kompetitor lebih fokus ke penurunan harga via harga promo), menghasilkan pertumbuhan kuat penjualan kopi dalam beberapa kuartal terakhir. Pada 1Q18 tercatat tumbuh 9,7 persen. 4Q17 tumbuh 32,4 persen dan 3Q17 tumbuh 20,6 persen.
"Diperkirakan penjualan segmen kopi Mayora masih tetap kuat, tumbuh 14,2 persen pada 2018 dan 14,6 persen pada 2019," kata Analis Indo Premier Sekuritas, Putri Tobing seperti dikutip dari risetnya, Rabu (20/6).
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh inovasi yang ekstensif serta penyesuaian harga. mempertahankan secara keseluruhan harga produk sejak setahun lalu, dibandingkan dengan kenaikan harga jual rata-rata 7 persen pe tahun secara historis. Jadi ada potensi kenaikan harga 4 persen hingga 5 persen pada paro kedua tahun ini.
Persaingan Ketat
Kompetisi ketat pada segmen produk biskuit mungkin menahan pertumbuhan segmen makanan olahan yang tercatat mencapai 53,8 persen terhadap pendapatan keseluruhan perseoran pada 1Q18 walaupun prospek penjualan positif selama periode lebaran tahun ini.
Data Euromonitor memperlihatkan market share Group Nabati, pionir produk biskuit wafer keju, naik 15,2 persen pada 2017 (vs 2016 sebesar 14,7 persen dan 2015 sebsar 14,4 persen) yang dicapai melalui brand Richeese. Pencapaian ini menghasilan peringkat Nabati Group di urutan kedua vs pada posisi urutan ketiga dengan market share 13,2 persen di 2017.
Nabati Group menawarkan produk yang menarik yang mana penjualan rata-rata diskon 50 persen terhadap biskuit buatan dengan rasa produk serta kemasan yang sangat inovatif. Hal ini merupakan gambaran mengenai kesulitan bagi mengendalikan market biskuit.
Indo Premier memperkirakan kecenderungan pertumbuhan segmen makanan olahan menjadi 12,2 persen pada 2018 dan 11,2 persen pada 2018 dari rata-rata 16,2 persen ( CAGR ) selama 5 tahun, hanya akan menghambat pertumbuhan pendapatan sebesar 13,2 persen di 2018 dan 12,9 persen di 2019 dari 14,6 persen ( CAGR ) selama 2012-2017.
Margin Tetap solid
Harga komoditas penting yang digunakan sebagai bahan baku seperti gula dan kopi robusta cenderung turun masing-masing -17,0 persen dan -2,5 persen (ytd) yang dapat membawa potensi kenaikan marjin kotor.
Tetapi dampak positif mungkin sebagian diimbangi oleh kenaikan harga gandum (+25 persen ytd). Indo Premier memperkirakan marjin kotor sekitar 26 persen pada rentang 2018-2019 dari 24 persen pada 2013-2017. Sedangkan marjin EBIT kira-kira 12 persen pada 2018-2019 dari 11 persen dalam 5 tahun terakhir. Pencapaian ini menempatkan OPEC terhadap rasio penjualan tetap sekitar 14 persen di sepanjang 2018-2019 yang sejalan dengan rata-rata historis 3 tahun.
(Riset Indo Premier Sekuritas/mk)

Year To 31 Dec

2016A

2017A

2018F

2019F

2020F

Revenue (RpBn)

18,350

20,817

23,556

26,584

29,836

EBITDA (RpBn)

2,830

3,000

3,295

3,659

4,126

EBITDA Growth (%)

21.4

6.0

9.8

11.0

12.8

Net Profit (RpBn)

1,355

1,594

1,990

2,244

2,623

EPS (Rp)

61

71

89

100

117

EPS Growth (%)

(95.6)

17.7

24.8

12.8

16.9

Net Gearing (%)

40.4

30.6

25.4

14.1

5.5

PER (x)

51.0

43.3

34.7

30.8

26.3

PBV (x)

11.0

9.4

7.8

6.5

5.5

Dividend Yield (%)

0.4

0.7

0.7

0.9

1.0

EV/EBITDA (x)

25.3

23.8

21.6

19.3

16.9

 source: , Indo Premier ; share price closing as of 08 June 2018 


Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM