News & Research

Reader

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melaporkan perolehan laba pada kuartal III-2020 atau 9 bulan tahun ini turun 4,2% menjadi Rp 20,04 triliun
Tuesday, October 27, 2020       09:15 WIB

Download PDF

PT Bank Central Asia Tbk () melaporkan perolehan laba pada kuartal III-2020 atau 9 bulan tahun ini turun 4,2% menjadi Rp 20,04 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu BCA membukukan laba bersih Rp 20,9 triliun.
Manajemen dalam paparannya menyampaikan laba turun karena pencadangan perusahaan yang meningkat. Pencadangan Rp 9,1 triliun, naik dari sebelumnya Rp 5,6 triliun atau 160,6% secara year on year sejalan dengan penurunan risiko kualitas kredit.
Dari sisi kredit, penyaluran kredit BCA turun 0,6% menjadi Rp 581,9 triliun hingga akhir September. Namun pertumbuhan kredit untuk korporasi menjadi penopang pendapatan bunga di tengah pelemahan kredit segmen lainnya.
Tercatat kredit korporasi Rp 252 triliun meningkat 8,6% yoy sementara kredit komersial dan UKM turun 4,9% yoy menjadi Rp 182,7 triliun. KPR turun 3,1% yoy menjadi Rp 89,3 triliun dan kredit kendaraan bermotor turun 19,3% yoy menjadi Rp 38,6 triliun.
Manajemen menyatakan, pada sisi penyaluran kredit, perusahaan berfokus untuk membantu nasabah dalam merestrukturisasi kreditnya sejak awal pandemi. Sampai dengan pertengahan Oktober 2020, memproses Rp 107,9 triliun pengajuan restrukturisasi kredit atau sekitar 19% dari total kredit, yang berasal dari 90.000 nasabah. Total kredit yang direstrukturisasi pada akhir 30 September 2020 adalah sebesar Rp90,7 triliun, atau 16% dari total kredit pada semua segmen.
Pada laporan laba rugi, terlepas dari pertumbuhan stagnan pada pendapatan bunga, BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 9,0% YoY menjadi Rp 40,8 triliun selama 9 bulan pertama tahun 2020, terutama ditopang oleh beban bunga yang rendah.
Rasio keuangan berada pada kondisi yang tetap kokoh untuk melewati pandemi yang berkepanjangan, dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 24,7% pada September 2020, lebih tinggi dari ketetapan regulator, dan rasio LDR yang sehat sebesar 69,6%. Rasio kredit bermasalah (NPL) terjaga pada level 1,9% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 1,6%.

Sumber : IPS RESEARCH

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Thursday, Apr 25, 2024 - 17:42 WIB
Indonesia Market Summary (25/04/2024)
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:33 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham FOLK, Beli dan Jual
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:27 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRIS
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:22 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan WTON
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:19 WIB
Financial Statements 1Q 2024 of NIKL
Thursday, Apr 25, 2024 - 17:18 WIB
Gelar RUPST, Sawit Sumbermas (SSMS) Angkat Dirut Baru
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:58 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham BJBR, Beli
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:31 WIB
Bursa Sore: Mayoritas Saham Asia Tergerus, Sektor Transportasi Paling Menekan IHSG
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:27 WIB
Penjualan DRMA Q1 2024 Turun 6,9% Menjadi Rp1,34 Triliun
Thursday, Apr 25, 2024 - 16:27 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan RALS