News & Research

Reader

Pemerintah Optimistis Ekonomi Pulih Lebih Cepat di Kuartal III-2020
Sunday, July 05, 2020       09:24 WIB

Ipotnews - Seluruh dunia sedang menghadapi ancaman ekonomi akibat pandemi. Strategi pemulihan yang cepat dan tepat dipertaruhkan menghindari krisis segala lini yang disinyalir lebih berbahaya dari pandemi.
Kini pemerintah sedang mempercepat pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Melihat perkembangannya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pemulihan akan makin cepat masuk kuartal tiga tahun ini.
"Pertumbuhan ekonomi nasional merosot di kisaran 2,9 persen akibat pandemi Covid-19. Penurunan ini disinyalir akan menimbulkan krisis ekonomi yang bisa berdampak lebih parah dibanding krisis yang terjadi di era 1998. Selain itu, pengangguran yang meluas jadi ancaman di depan mata mengikuti gulung tikarnya kegiatan ekonomi sampai tingkat nasional. Daya beli masyarakat pun anjlok drastis," kata Airlangga, dalam keterangan resmi, Sabtu (4/7).
Program PEN yang diterapkan kini diyakini pemerintah bisa menghindari potensi krisis. Penyelamatan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) diseriusi guna menjaga laju pertumbuhan tetap bertahan di zona positif. Namun seberapa cepat, tepat, dan efektif pilihan kebijakan yang diambil pemerintah, di sinilah semua pihak perlu memahami persoalan secara lebih dalam.
Mengenai respons percepatan pemulihan ekonomi, pemerintah mengatakan ada tiga program dan kebijakan secara cepat dan tepat. "Program PEN, program percepatan pemulihan ekonomi. Program xit strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan normal baru. Reset dan transformasi, mendorong percepatan pemulihan ekonomi," ungkap Menko Perekonomian.
Airlangga juga menambahkan bahwa kebijakan KUR terkait Covid-19 mulai menampakkan hasil. "Sampai dengan 31 Mei 2020, terdapat 13 penyalur KUR telah melaporkan pelaksanaan kebijakan KUR yang diberikan kepada penerima KUR," jelas Airlangga.
Adapun laporan yang dimaksud adalah tambahan subsidi bunga KUR diberikan pada 1.449.570 debitur dengan baki debet Rp46,1 triliun. Penundaan angsuran pokok paling lama 6 bulan diberikan kepada 1.395.009 debitur dengan baki debet Rp40,7 triliun. Terakhir, relaksasi KUR berupa perpanjangan jangka waktu pada 1.393.024 debitur dengan baki debet Rp39,9 triliun.
Sedangkan untuk exit strategy, Menko Perekonomian menjelaskan tiga hal yang harus dipertimbangkan. "Perlu timeboxing untuk berhasil di dua aspek, perekonomian pulih dan aman dari virus. Pencegahan penyebaran virus melalui perluasan kapasitas treatment dan testing, menemukan obat, dan vaksin. (Kemudian) penyelamatan perekonomian global, dukungan bagi masyarakat dan dunia usaha yang terdampak, pembukaan ekonomi saat virus mereda, dan percepatan pemulihan ekonomi," ungkap Airlangga.
Sedangkan mengenai reset dan strategi, Airlangga mengatakan Pandemi Covid-19 mendorong dilakukannya transformasi ekonomi. "Di mana peran teknologi informasi penting di samping upaya percepatan perijinan, penyederhanaan birokrasi, serta reformasi digital," paparnya.
Lebih lanjut, Menko Perekonomian menjelaskan bahwa untuk mempercepatnya perlu ada beberapa hal yang dilakukan. Mencakup transformasi digital pasca pandemi, pembangunan infrastruktur (padat karya) yang tetap dilanjutkan, integrasi RTRW kawasan perkotaan dengan kebijakan nasional, dorongan insentif pajak, dan transformasi struktural. (Adhitya/ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM