Ipotnews - Kurs rupiah melemah tipis setelah data nonfarm payrolls (NFP) Amerika Serikat periode November 2024 lebih kuat dari ekspektasi pelaku pasar.
Mengutip data Bloomberg pada Senin (9/12) pukul 12.00 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan di level Rp15.866 per dolar AS, melemah 21 poin atau 0,14% dibandingkan Jumat sore (6/12) di level Rp15.845 per dolar AS.
Analis Riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Andreas Kristo Saragih menilai pelemahan rupiah terjadi setelah laporan ketenagakerjaan yang dirilis Jumat kemarin menunjukkan bahwa ekonomi AS menambah lebih banyak lapangan kerja dari yang diharapkan pada bulan November.
"Data tersebut masih bisa menjaga ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada bulan ini," kata Andreas dalam keterangan tertulis, hari ini.
Pasar tenaga kerja AS kembali menunjukkan pemulihan pada November setelah terganggu badai dan aksi mogok kerja di bulan Oktober. Kenaikan jumlah tenaga kerja yang solid berhasil meredakan kekhawatiran akan melemahnya permintaan tenaga kerja.
Data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS yang dirilis Jumat (6/12) menunjukkan nonfarm payrolls (NFP) meningkat sebesar 227.000 pada November, setelah revisi kenaikan menjadi 36.000 di bulan Oktober. Karena data belakangan ini berfluktuasi, para ekonom kini fokus pada rata-rata pertumbuhan payroll selama tiga bulan terakhir yang mencapai 173.000.
Angka-angka ini, setelah disesuaikan dengan dampak mogok kerja di Boeing Co dan badai, mendukung pandangan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bahwa pasar tenaga kerja tetap solid, meskipun tidak lagi menjadi sumber utama inflasi.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM