Ipotnews - Tekanan yang masih berlangsung pada kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat, membuat Bank Indonesia diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga acuan.
Fixed Incomed Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Karinska Salsabila Priyatno, mengatakan meskipun Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan yang tinggi pada Maret 2024, rupiah tetap relatif lemah terhadap dolar AS hingga kemarin.
"Tekanan terhadap rupiah saat ini disebabkan oleh sentimen "higher-for-longer" dari bank sentral AS the Fed," kata Karinska dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4).
Ke depan, Karinska percaya bahwa ketidakpastian masih cukup tinggi terkait dengan suku bunga acuan di AS. Oleh karena itu, ia meyakini bahwa
meskipun memiliki surplus neraca perdagangan yang solid pada bulan Maret, Bank Indonesia tetap perlu untuk menaikkan suku bunga lagi demi mengantisipasi lebih lanjut pelemahan rupiah.
"Namun, kami optimis tren positif dari surplus neraca perdagangan akan terus berlanjut sepanjang tahun ini, memberikan dukungan fundamental bagi apresiasi rupiah dalam jangka panjang," pungkas Karinska.
Mengutip data aplikasi IPOT hari ini pukul 11.40 WIB, kurs rupiah bergerak melemah dari Rp15.399 per dolar AS di akhir tahun lalu menjadi Rp16.235 per dolar AS, turun 836 poin atau 5,4% secara YtD.
Sementara dalam seminggu terakhir, kurs rupiah bergerak melemah dari Rp16.176 per dolar AS menjadi Rp16.235 per dolar AS, turun 59 poin atau 0,4%.
(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
