News & Research

Reader

Selera Risiko Investor Global Meningkat, "Greenback" Tak Berdaya
Wednesday, May 27, 2020       05:11 WIB

Ipotnews - Dolar AS jatuh di seluruh papan, Selasa, karena optimisme tentang vaksin virus korona potensial dan pembukaan kembali ekonomi dunia membantu investor mengabaikan ketegangan Amerika-China, mengurangi permintaan untuk aset  safe-haven. 
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, turun 0,88% menjadi 98,904 pada akhir perdagangan, setelah tergelincir serendahnya 98,891, tingkat terlemah sejak 1 Mei, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Selasa (26/5) atau Rabu (27/5) pagi WIB.
Meningkatnya  risk appetite  investor untuk aset berisiko mengirim pasar saham di seluruh dunia bergerak lebih tinggi, dan pasar komoditas menguat.
Indeks S&P 500 secara singkat naik di atas level 3.000 untuk pertama kalinya sejak 5 Maret, ketika raksasa bioteknologi Amerika, Novavax Inc, menjadi perusahaan terbaru yang bergabung dalam perlombaan untuk menguji kandidat vaksin virus kcorona pada manusia dan mendaftarkan peserta pertamanya.
"Pembukaan kembali ekonomi, bersama dengan berita positif terkait vaksin virus korona mendorong sentimen secara luas," kata Ronald Simpson, Managing Director Action Economics.
Ketegangan Amerika dan China yang berlarut-larut menjadi latar belakang ketika Washington berulang kali mengkritik penanganan Beijing terhadap wabah virus korona, tetapi sebagian besar investor mengabaikannya.
Selasa, penasihat ekonomi Presiden Donald Trump mengatakan rencana China untuk menerapkan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong adalah "kesalahan besar" dan berjanji Washington akan membayar biaya perusahaan-perusahaan AS yang ingin keluar dari wilayah tersebut atau China.
Data yang dirilis Selasa menunjukkan kepercayaan konsumen Amerika meningkat pada Mei, menunjukkan kemerosotan ekonomi yang didorong oleh virus korona kemungkinan segera berakhir ketika negara itu mulai dibuka kembali.
Dolar tetap dalam kisaran sempit sejak akhir Maret. Selasa, euro melonjak 0,83% terhadap dolar AS setelah lembaga Ifo mengatakan eksportir Jerman mulai pulih kembali pada Mei dari "bencana" April.
Dolar Australia yang sensitif terhadap perdagangan bersama dolar Selandia Baru dan crown Norwegia masing-masing melesat lebih dari 1% versus  greenback .
Dolar mendekati datar pada hari itu terhadap yen, sehari setelah Jepang mengakhiri kondisi daruratnya.
Dolar AS yang lebih lemah membantu poundsterling melejit 1,23% menjadi USD1,2333. Pada akhir perdagangan di New York,  greenback  turun menjadi 0,9647 franc Swiss dari 0,9712 franc Swiss, dan melemah jadi 1,3757 dolar Kanada dari 1,3985 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM