Ipotnews - Harga minyak mentah berakhir lebih tinggi, Rabu, didukung oleh penurunan besar dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika, tetapi masih mendekati level terendah dalam enam minggu karena kekhawatiran atas lemahnya permintaan global.
Harga minyak mentah mengakhiri tiga sesi penurunan berturut-turut karena penyusutan persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika, serta meningkatnya risiko pasokan minyak dari kebakaran hutan Kanada.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman September, patokan internasional, ditutup menguat 70 sen, atau 0,9%, menjadi USD81,71 per barel, demikian laporan Reuters, di Houston, Rabu (24/7) atau Kamis (25/7) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman September, naik 63 sen, atau 0,8%, menjadi USD77,59 per barel.
Persediaan minyak mentah Amerika merosot 3,7 juta barel minggu lalu, menurut Badan Informasi Energi, dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penarikan 1,6 juta barel.
Persediaan bensin Amerika menyusut 5,6 juta barel, dibandingkan ekspektasi analis untuk penarikan 400.000. Stok minyak sulingan, yang meliputi minyak solar dan minyak pemanas, melorot 2,8 juta barel dibandingkan ekspektasi kenaikan 250.000 barel, data EIA menunjukkan.
"Permintaan lebih baik dari yang diantisipasi," kata Bob Yawger, Direktur Mizuho di New York.
"Selama bensin berkinerja cukup baik, itu akan mendukung pasar lainnya dalam jangka pendek. Permintaan minyak sulingan yang lebih tinggi adalah bonusnya," tambah Yawger.
Namun, pasar tetap waspada terhadap permintaan musim panas global. Penyuling minyak Amerika diperkirakan melaporkan laba kuartal kedua yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu setelah driving season musim panas yang lesu melemahkan margin penyulingan, kata analis energi.
Harga berada di bawah tekanan dari pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serta kekhawatiran yang terus berlanjut bahwa perlambatan ekonomi di China, importir minyak mentah terbesar di dunia, akan melemahkan permintaan minyak global.
Pengiriman minyak mentah ke India, importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, juga merosot sepanjang Juni ke level terendah sejak Februari, menurut data pemerintah.
WTI anjlok 7% selama tiga sesi sebelumnya, sementara Brent melorot hampir 5%.
Mendongkrak harga, kebakaran hutan di Kanada memaksa beberapa produsen untuk mengurangi produksi dan mengancam pasokan dalam jumlah besar.
Imperial Oil mengatakan telah mengurangi staf non-essential di lokasi tambang pasir minyak Kearl sebagai tindakan pencegahan.
Sementara itu, Kementerian Energi Rusia berjanji untuk tetap berpegang pada kuota produksi minyak mentah yang ditetapkan kelompok OPEC + pada bulan ini, setelah produksinya melampaui batas pada Juni. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM