Ipotnews - Dengan target akhir tahun 5,50% telah tercapai, suku bunga acuan Bank Indonesia diperkirakan tetap hingga akhir 2025.
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) memang diproyeksi mulai memangkas suku bunga acuan pada September dan Desember mendatang. Namun arah kebijakan moneter ke depan masih tidak pasti.
"BI kemungkinan fokus pada instrumen makroprudensial dan intervensi valas untuk menjaga stabilitas sambil mendukung pemulihan secara selektif," kata Fixed Incomed Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Karinska Salsabila Priyatno dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5).
BI telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 ke kisaran 4,6% - 5,4% YoY (sebelumnya 4,7% -5,5%), dan proyeksi pertumbuhan global menjadi 2,9% dari 3,2%, di tengah fragmentasi perdagangan global dan ketidakpastian dari jeda tarif AS-China. "Meski sentimen eksternal dalam jangka pendek sempat membaik, BI tetap berhati-hati terhadap risiko pelemahan ke depan," ujar Karinska.
BI menurunkan BI rate sebesar 25 bps ke 5,50% di Mei, pemangkasan kedua setelah kejutan Januari. Penguatan Rupiah 1,13% (MTD) dan inflasi yang terkendali (headline 1,95% YoY, inti 2,5%) memberi ruang bagi stimulus awal.
"Dengan proyeksi inflasi akhir tahun di 2,60%, BI memanfaatkan stabilitas ini. Intervensi valas dan pembelian SBN senilai Rp96,4 triliun juga mendukung likuiditas dan pasar," tambah Karinska.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 1Q25 melambat ke 4,87% YoY, terendah dalam tiga tahun. Konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah melemah, sementara PMI manufaktur turun ke 46,7. Kredit juga melambat ke 8,88% YoY di April.
"BI merespons dengan pelonggaran buffer makroprudensial dan penguatan KLM. Perbankan yang likuid tetap aktif menyerap SBN di tengah lemahnya permintaan kredit," pungkas Karinska.(Adhitya)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM