News & Research

Reader

Timur Tengah Bergejolak, Greenback dan Mata Uang Safe Haven Berkibar
Friday, June 13, 2025       14:20 WIB

Ipotnews - Dolar AS menguat, Jumat, karena investor kembali memburu mata uang tersebut dan aset safe haven lainnya, termasuk US Treasury dan emas setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, yang memicu pembalasan Teheran.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan berbagai target militer di Iran, sebagai tanggapannya Iran meluncurkan rentetan pesawat nirawak, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Jumat (13/6).
"Eskalasi geopolitik menambah lapisan ketidakpastian lain pada sentimen yang sudah rapuh," kata Charu Chanana, Chief Investment Strategist Saxo.
"Pertanyaan utamanya sekarang adalah apakah ini menandai gejolak singkat atau awal dari eskalasi regional yang lebih luas. Jika ketegangan meningkat, terutama dengan ancaman apa pun terhadap rute pasokan minyak, sentimen penghindaran risiko (risk-off) dapat berlanjut, yang terus menekan minyak mentah dan aset safe haven."
Pejabat Amerika Serikat dan Iran akan mengadakan pembicaraan putaran keenam di Oman, Minggu, mengenai program pengayaan uranium Teheran. Duta Besar Israel untuk PBB mengatakan tekad pemerintah untuk menyerang target Iran adalah keputusan independen.
Indeks Dolar (Indeks DXY) yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang lainnya, melonjak 0,61% dan terakhir di posisi 98,28.
Yen Jepang dan franc Swiss, yang juga dianggap sebagai mata uang safe haven, stabil terhadap dolar, setelah masing-masing menguat sekitar 0,5% pada awal sesi.
Kenaikan terbesar dolar AS terjadi terhadap mata uang yang berkorelasi positif dengan sentimen risiko--dolar Australia dan Selandia Baru--yang keduanya melorot sekitar 1%. Euro membalikkan reli empat hari dan diperdagangkan turun 0,5% menjadi USD1,1528.
Investor juga memborong US Treasury, yang menyebabkan imbal hasil surat utang bertenor 10 tahun menyusut sebanyaknya 4,7 basis poin pada satu titik, ke level terendah lebih dari satu bulan di 4,31%. Harga emas melonjak 1,1% ke level terkuat sejak awal Mei.
Perkembangan Jumat menciptakan ketidakpastian bagi investor yang menghadapi berbagai kekhawatiran tentang prospek perdagangan global dan inflasi.
Meski mencatat kenaikan hari ini, Indeks DXY diperdagangkan mendekati level terendah sejak Maret 2022, yang dicapai awal pekan ini, karena gencatan perdagangan Amerika-China tidak memberikan banyak kejelasan dan Presiden Donald Trump mengatakan akan menguraikan persyaratan perdagangan sepihak dengan negara lain dalam beberapa hari mendatang.
Indeks tersebut berada di jalur penurunan mingguan hampir 1%, pelemahan terbesar dalam lebih dari tiga pekan, dan bersiap untuk mencatat kerugian terhadap yen, franc Swiss, dan euro.
"Kebisingan geopolitik mungkin untuk sementara waktu mendistorsi tren penurunan dolar dan untuk sementara waktu membebani proksi risiko terutama menjelang akhir pekan," kata Christopher Wong, analis OCBC .
Dua laporan inflasi minggu ini menunjukkan tekanan harga terkendali, yang memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih agresif oleh Federal Reserve. Namun, tarif dapat memengaruhi harga dalam beberapa bulan mendatang, analis memperingatkan.
Setelah serangan Israel, harga minyak mentah melejit lebih dari USD5 per barel karena kekhawatiran gangguan pasokan di wilayah kaya minyak tersebut, yang juga dapat menambah tekanan harga.
Hari ini, investor akan menelaah survei pendahuluan University of Michigan AS untuk melihat bagaimana kondisi konsumen pada Juni. Laporan inflasi konsumen akan dirilis dari Jerman, Prancis, dan Spanyol.
Keputusan dari the Fed, Bank of Japan, dan Bank of England diprediksi pekan depan yang dapat memberikan investor kejelasan lebih lanjut tentang arah suku bunga. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Friday, Jul 11, 2025 - 17:43 WIB
PTPP Tuntaskan Proyek Revitalisasi Stasiun Tanah Abang Senilai Rp309 Miliar
Friday, Jul 11, 2025 - 17:40 WIB
JSMR Kembali Berlakukan Diskon Tarif 20 Persen, Cek Tanggalnya
Friday, Jul 11, 2025 - 17:32 WIB
Ada Grup Konglomerat Pegang 5,27%, Saham Ini Lompat
Friday, Jul 11, 2025 - 17:31 WIB
Indonesia Market Summary (11/07/2025)
Friday, Jul 11, 2025 - 17:22 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham GEMA, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:19 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham MASB, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:17 WIB
Perubahan Kepemilikan Saham IDPR, Beli
Friday, Jul 11, 2025 - 17:13 WIB
Kepemilikan Saham 30 Juni 2025 INDX
Friday, Jul 11, 2025 - 17:06 WIB
Laba Emiten Batu Bara Diramal Naik 50%, Saham Ikutan Naik
Friday, Jul 11, 2025 - 17:04 WIB
MPMX Lego 5,6 Juta Saham Hasil Buyback