News & Research

Reader

Upaya Rebound Wall Street Gagal, Dow dan S&P 500 Tertahan di Zona Merah
Wednesday, September 22, 2021       04:54 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street pada perdagangan Selasa berjuang untuk bangkit dari kejatuhan Senin, tetapi gagal karena Dow Jones Industrial Average cenderung lebih rendah untuk sebagian besar sesi dan berakhir di zona merah.
Dow Jones Industrial Average kehilangan 50,63 poin, atau 0,15%, menjadi 33.919,84, demikian laporan   CNBC ,  di New York, Selasa (21/9) atau Rabu (22/9) pagi WIB.
Sementara indeks berbasis luas S&P 500 turun sekitar 0,08% atau 3,54 menjadi 4.354,19, setelah mencatat hari terburuk sejak Mei pada sesi Senin. Namun, Nasdaq Composite Index naik 0,22% atau 32,50 poin menjadi 14.746,40 karena investor memburu beberapa saham teknologi utama seperti Apple saat membukukan penurunan.
Saham sempat bangkit meraung kembali di awal sesi Selasa dengan Dow naik lebih dari 300 poin pada satu titik sebelum menyerahkan semua keuntungan itu saat perdagangan berlanjut.
Pasar Asia relatif stabil, Selasa, membantu sentimen di Amerika Serikat pada sesi awal setelah meningkatnya kekhawatiran bahwa krisis likuiditas di pengembang property China Evergrande akan menyebabkan penularan global. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,5% setelah anjlok lebih dari 3% pada sesi Senin.
Senin, S&P 500 jatuh 1,7% untuk mencatat hari terburuk sejak 12 Mei. Dow Jones Industrial Average anjlok 614 poin, atau 1,8%, untuk penurunan satu hari terbesar sejak 19 Juli. Nasdaq Composite merosot 2,2%.
Penurunan itu awalnya menarik investor pada pembukaan Selasa, tetapi pasar tidak dapat mempertahankan  comeback  tersebut. S&P 500 naik 0,9% pada level tertinggi Selasa. Investor juga berhati-hati menjelang keputusan Federal Reserve tentang suku bunga dan rilis perkiraan ekonomi, Rabu.
"Ada pantulan tajam dari  intraday low  Senin dan katalis untuk koreksi belum terselesaikan, jadi kami memperkirakan sedikit lebih banyak gangguan dan mulai menambahkan risiko kembali ke pasar pada setiap pelemahan lebih lanjut saat proses  bottoming  dimulai," ujar Kepala Strategi Pasar Canaccord Genuity, Tony Dwyer.
Investor akan mencermati informasi lebih lanjut dari Chairman The Fed Jerome Powell, Rabu, tentang rencana bank sentral untuk mengurangi pembelian obligasi, khususnya kapan itu akan terjadi. Powell mengatakan bulan lalu bahwa dia melihat The Fed memperlambat USD120 miliar dalam pembelian bulanan di beberapa titik tahun ini.
The Fed akan merilis proyeksi ekonomi triwulanan, yang disebut  dot plot,  bersama dengan pernyataan suku bunga pada Rabu siang waktu setempat. Powell akan mengadakan konferensi pers setelah pengumuman tersebut.
"Kita harus melihat bukti bahwa  dot plot  The Fed tidak keluar dengan cara yang menakuti pasar," kata Yung-Yu Ma, Kepala Strategi Investasi BMO Wealth Management.
Pengembang real estat yang sedang berjuang, China Evergrande Group, berada di ambang  default  dan dijadwalkan harus membayar bunga senilai USD83 juta Kamis ini, menurut S&P Global Ratings. Analis sebagian besar meyakini Evergrande akan melewatkan pembayaran bunga tersebut dan S&P melihat  default  sebagai "kemungkinan", yang banyak dikhawatirkan dapat menyebarkan penularan keuangan seperti yang dilakukan Lehman Brothers 13 tahun lalu.
"Pejabat pemerintah China sangat menyadari berita yang membandingkan Evergrande dengan Lehman," kata Ed Yardeni, Presiden Yardeni Research. "Mereka sangat menyadari konsekuensi dari membiarkan perusahaan tersebut gagal. Jadi mereka akan turun tangan untuk merestrukturisasinya. Ketika mereka melakukannya, pasar saham di seluruh dunia bakal menikmati reli."
S&P 500 sejauh ini anjlok 3,7% pada September dan menyusut 4,2% dari rekor baru-baru ini.
Juga membebani pasar bulan ini adalah varian Delta, yang tetap menjadi ancaman kesehatan global karena bulan-bulan yang lebih dingin mendekat dan keraguan terhadap vaksinasi tetap ada di antara sejumlah warga Amerika. Johnson & Johnson, Selasa, mengatakan suntikan  booster  vaksin Covid-nya 94% efektif. Saham J&J naik 0,4% pada sesi Selasa.
Ada pula pemenang lainnya. Saham Uber paling menonjol, meroket 11% setelah meningkatkan prospeknya untuk kuartal ketiga. ConocoPhillips melesat hampir 4% ketika saham energi memantul menyusul kejatuhan harga minyak dari aksi jual Senin.
Sementara itu, saham Disney melorot 4% setelah CEO Bob Chapek memperingatkan investor tentang potensi hambatan bagi pertumbuhan pelanggan Disney+ pada kuartal ketiga, dalam konferensi Goldman Sachs Selasa. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM