News & Research

Reader

Wall Street "Kebakaran", S&P 500 dan Nasdaq Catat Hari Terburuk Sejak Mei
Tuesday, September 21, 2021       04:57 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street jatuh dalam aksi jual yang meluas, Senin, dengan S&P 500 dan Nasdaq mencatat penurunan persentase harian terbesar sejak Mei, karena ketakutan akan penularan dari potensi keruntuhan Evergrande China mendorong investor keluar dari ekuitas dalam pelarian untuk keselamatan.
Nasdaq juga mencapai level terendah dalam sekitar satu bulan, tetapi indeks tersebut memangkas kerugian tepat sebelum penutupan untuk bertengger di atas posisi terendah pada sesi tersebut. Nasdaq anjlok lebih dari 3% pada sesi siang, demikian laporan  Reuters  dan  CNBC ,  di New York, Senin (20/9) atau Selasa (21/9) pagi WIB.
Microsoft Corp, Alphabet Inc, Amazon.com Inc, Apple Inc, Facebook Inc, dan Tesla Inc termasuk di antara hambatan terbesar di Nasdaq dan S&P 500.
Semua 11 sektor utama S&P 500 bergerak lebih rendah, dengan kelompok yang sensitif secara ekonomi seperti energi, yang turun 3%, jatuh paling dalam. Sektor pertahanan termasuk utilitas turun paling sedikit.
Investor juga ketar-ketir menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini.
Sub-indeks perbankan menyusut 2,9% sementara harga US Treasury meningkat karena kekhawatiran tentang kemungkinan  default  Evergrande tampaknya mempengaruhi pasar yang lebih luas.
"Kita tahu bahwa ketika ada sesuatu yang membuat pasar lengah, itu akan mengarah pada aksi jual yang lebih besar dan kita tidak tahu apa alasannya," kata Sameer Samana, analis Wells Fargo Investment Institute.
"Saya kira ini adalah berita China tetapi...itu tidak terlalu mengejutkan mengingat betapa  bullish -nya orang-orang."
Rabu akan membawa hasil pertemuan kebijakan The Fed, di mana bank sentral diperkirakan meletakkan dasar bagi  tapering,  meski konsensus untuk pengumuman sebenarnya ditunda hingga pertemuan November atau Desember.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 614,41 poin, atau 1,78%, menjadi 33.970,47, S&P 500 kehilangan 75,26 poin, atau 1,70%, menjadi 4.357,73 dan Nasdaq Composite melorot 330,07 poin, atau 2,19%, menjadi 14.713,90.
Dow mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak Juli, sementara indeks volatilitas CBOE , yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melonjak di atas level 28, tingkat tertinggi sejak Mei.
S&P 500 sekarang merosot sekitar 4% dari rekor penutupan tertinggi 2 September.
Analis Morgan Stanley memperkirakan koreksi 10% di S&P 500 karena The Fed mulai mengendurkan dukungan moneternya, menambahkan bahwa tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang melambat dapat membenamkannya menjadi 20%.
Namun, beberapa investor meyakini ini hanya pergerakan pasar yang normal, yang dapat terjadi pada periode September.
"Alasan penurunan hari ini (Senin) sama seperti pekan lalu: kekhawatiran China (Evergrande, regulasi, Covid),  tapering  The Fed dan kemungkinan kenaikan pajak (korporasi di Amerika), tetapi tidak ada hal baru yang terjadi akhir pekan ini untuk membenarkan penurunan [Senin] tersebut," papar Tom Essaye, pendiri Sevens Report, dalam sebuah catatan.
Sebagian besar maskapai penerbangan berakhir lebih tinggi setelah Amerika Serikat mengumumkan akan melonggarkan pembatasan perjalanan pada November bagi penumpang dari China, India, Inggris, dan banyak negara Eropa lainnya yang telah menerima vaksin Covid-19.
Saham terkait dengan pertumbuhan global berguguran. Ford kehilangan lebih dari 5%. General Motors dan Boeing masing-masing turun 3,8% dan 1,8%. Produsen baja Nucor merosot 7,6%
Saham energi jatuh karena minyak mentah WTI menukik hampir 2% di tengah kekhawatiran tentang ekonomi global. APA turun lebih dari 6%, sementara Occidental Petroleum dan Devon Energy keduanya menyusut lebih dari 5%. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM