Pasar Khawatirkan Keterlibatan AS di Timur Tengah, Bursa Eropa Jatuh ke Level Terendah Sebulan
Friday, June 20, 2025       04:21 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa tersungkur ke level terendah dalam lebih dari satu bulan, Kamis, karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kekhawatiran atas potensi keterlibatan Amerika Serikat membuat investor ketar-ketir.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 melemah untuk hari ketiga berturut-turut, ditutup menyusut 0,83% atau 4,47 poin menjadi 535,86, level terendah sejak 9 Mei, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Kamis (19/6) atau Jumat (20/6) dini hari WIB.
Volume perdagangan relatif tipis karena pasar Amerika ditutup untuk hari libur nasional.
Konflik Iran-Israel yang telah berlangsung seminggu tidak menunjukkan tanda-tanda de-eskalasi.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump membuat pasar terus menebak-nebak tentang keterlibatan Amerika dalam serangan udara di Teheran.
Pasar berharap adanya pembicaraan antara AS dan Iran, serta antara Uni Eropa dan Iran pada Jumat, yang mengarah pada potensi de-eskalasi ketegangan.
Sebagian besar kegelisahan baru-baru ini terjadi di pasar yang berpusat di sekitar guncangan pasokan minyak mentah, dipicu ketegangan di Timur Tengah yang kaya minyak.
Harga minyak menguat pada hari itu dan mendorong sektor energi sebesar 0,8%, muncul sebagai top performer pada sesi tersebut.
Perawatan kesehatan dan utilitas adalah satu-satunya sektor lain yang berada di zona hijau.
Sebaliknya, saham travel and leisure memimpin penurunan yang lebih luas dan merosot 2,3%, terpukul melonjaknya harga minyak.
"Ketika saluran utamanya melalui harga energi, kita melihat beberapa penghindaran risiko dan itulah yang kita lihat di seluruh ekuitas Eropa dan itu menjelaskan kinerja yang lemah," kata Lilian Chovin, analis Coutts, mengacu pada ketegangan di Timur Tengah.
Keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini menunjukkan bagaimana kebijakan perdagangan Trump yang tidak dapat diprediksi mempersulit kebijakan moneter.
Bank of England mempertahankan suku bunga, sesuai ekspektasi, tetapi menandai risiko dari pasar tenaga kerja yang lebih lemah dan harga energi yang lebih tinggi.
Indeks FTSE 100 Inggris, yang menaungi raksasa energi seperti BP dan Shell, ditutup turun 0,58% atau 51,67 poin menjadi 8.791,80. Bursa regional utama lainnya juga berguguran. Di Jerman, Indeks DAX melorot 1,12% atau 260,43 poin jadi 23.057,38 dan CAC Prancis berkurang 1,34% atau 102,67 poin menjadi 7.553,45.
Swiss National Bank memangkas suku bunga menjadi nol seperti yang diprediksi, sementara bank sentral Norwegia mengumumkan pemotongan mengejutkan sebesar 25 basis poin, pelonggaran pertama dalam lima tahun.
Bursa saham di Oslo naik 0,7%.
Euro STOXX Volatility Index menyentuh level tertinggi sejak 23 Mei dan berada di posisi 24,94.
Chairman Federal Reserve, Jerome Powell, Rabu, mengatakan inflasi harga barang diperkirakan melesat selama musim panas karena tarif Trump mulai berlaku bagi konsumen.
Sinyal yang beragam tersebut tidak memberikan kejelasan kepada pasar tentang bagaimana the Fed berencana untuk menavigasi lingkungan ekonomi yang tidak pasti.
Pejabat UE semakin pasrah dengan tarif "timbal balik" sebesar 10% yang menjadi dasar dalam setiap kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan UE, menurut lima sumber yang mengetahui negosiasi tersebut.
"Kami memahami fungsi reaksi Trump dan kendala yang berlaku baginya sehingga investor lebih mampu membentuk pandangan berwawasan ke depan dibandingkan dua bulan lalu," tambah Chovin.
Saham perusahaan perekrutan di Eropa tumbang setelah perekrut Inggris, Hays, memperkirakan laba operasi tahunan anjlok lebih dari 57%.
Perusahaan pesaing, Randstad, Robert Walters, dan Adecco masing-masing kehilangan lebih dari 4,5%.
Di antara saham lainnya, Stora Enso melambung 14,7% dan menduduki puncak STOXX 600 setelah kelompok kehutanan Finlandia itu mengatakan sedang memulai tinjauan strategis atas aset hutan Swedia-nya. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM