Wall Street Variatif: Dow dan S&P 500 Cetak Rekor Penutupan, Nasdaq Terpukul Saham Oracle
Friday, December 12, 2025       05:40 WIB
  • S&P 500 dan Dow cetak rekor, sementara Nasdaq melemah akibat kejatuhan saham Oracle.
  • Rotasi pasar menguat ke small caps, value, dan sektor siklikal setelah nada the Fed dianggap lebih dovish.
  • Sektor variatif: teknologi tertekan, sementara material dan keuangan memimpin penguatan.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Kamis, dengan S&P 500 dan Dow Jones membukukan rekor penutupan tertinggi, didorong respons positif pasar terhadap update kebijakan Federal Reserve yang lebih dovish dari perkiraan. Namun, Nasdaq yang sarat saham teknologi melemah setelah laporan keuangan Oracle memicu kembali kecemasan investor terkait investasi besar-besaran dalam kecerdasan buatan (AI).
Dow Jones Industrial Average melonjak 646,26 poin atau 1,34% menjadi 48.704,01, melampaui rekor penutupan pada 12 November, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Kamis (11/12) atau Jumat (12/12) pagi WIB.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 14,32 poin atau 0,21% menjadi 6.901,00, menembus rekor penutupan 28 Oktober. Sebaliknya, Nasdaq Composite Index turun 60,30 poin atau 0,25% ke posisi 23.593,86.
Tekanan terbesar datang dari saham Oracle, yang merosot 10,8%--penurunan satu hari terbesar sejak akhir Januari--setelah proyeksi laba kuartalan perusahaan meleset dari perkiraan analis. Oracle juga memperingatkan bahwa belanja tahunannya akan membengkak USD15 miliar dari rencana sebelumnya, memicu kekhawatiran tentang agresivitas belanja AI perseroan.
Sentimen semakin tertekan ketika biaya asuransi utang Oracle terhadap risiko gagal bayar melonjak, seiring kekhawatiran bahwa ketergantungan perusahaan pada pembiayaan berbasis utang bisa menyerupai bubble AI yang mengingatkan pada gelembung dotcom awal 2000-an.
Kendati Oracle menyeret saham teknologi lainnya, Dow justru menguat bersama Russell 2000--indeks emiten berkapitalisasi kecil--yang ditutup melambung 1,21% atau 30,99 poin menjadi 2.590,60. Indeks S&P 500 value naik 0,6% dan mengungguli growth index yang turun 0,12%.
"Permainannya sekarang adalah rotasi pasar. Kita melihat saham small caps, Dow, dan sektor siklikal mulai berkinerja lebih baik karena pasar mengantisipasi percepatan kembali pertumbuhan global," kata Matthew Miskin, Co-Chief Investment Strategist Manulife John Hancock Investments.
Investor juga terus mencerna pernyataan the Fed, Rabu, ketika bank sentral memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dan Chairman Jerome Powell mengisyaratkan jeda dalam pelonggaran selanjutnya.
Meski demikian, pasar merasa lega karena proyeksi suku bunga the Fed dalam dot plot-nya masih menunjukkan ruang pemotongan lebih lanjut, meski inflasi tetap tinggi sementara pasar tenaga kerja menunjukkan tanda pelemahan.
Mark Malek, CIO Siebert Financial, mengatakan bahwa pasar menemukan angin penopang setelah memahami nada Powell yang tidak se-hawkish yang ditakutkan. "Mayoritas dari kita memperkirakan Powell akan keluar dengan nada lebih negatif. Fokus the Fed pada kondisi ketenagakerjaan sebagai sesuatu yang harus diawasi secara ketat menjadi sinyal penting," ujarnya.
Data tenaga kerja Amerika Serikat, Kamis, mendukung pandangan tersebut. Klaim pengangguran awal naik menjadi 236.000 untuk pekan yang berakhir 6 Desember--melampaui perkiraan 220.000.
Dari sektor S&P 500, komunikasi dan teknologi menjadi yang paling tertekan, masing-masing melorot 1% dan 0,6%. Philadelphia Semiconductor Index, yang menjadi tolok ukur saham chip dan berperan penting dalam perdagangan terkait AI, turun 0,8%.
Sektor yang mencatat penguatan terbesar adalah material dengan lonjakan 2,2% dan keuangan yang melesat 1,8%. Saham keuangan juga memberikan kontribusi poin terbesar pada kenaikan S&P 500.
Di antara pergerakan individual, saham Broadcom merosot 1,6% pada sesi reguler tetapi melejit 4% dalam perdagangan setelah jam bursa setelah perusahaan memproyeksikan pendapatan kuartal berjalan USD19,1 miliar--mengalahkan ekspektasi Wall Street sebesar USD18,27 miliar.
Indeks Dow mendapat dorongan kuat dari saham-saham keuangan. Visa memimpin kenaikan dengan reli 6,1%, sementara American Express, JP Morgan, dan Goldman Sachs masing-masing melambung lebih dari 2%.
Saham Walt Disney juga melesat 2,4% setelah perusahaan mengumumkan investasi ekuitas USD1 miliar di OpenAI--langkah yang menurut Malek membantu meredakan sebagian kekhawatiran investor terkait sektor AI.
Di Bursa New York ( NYSE ), jumlah saham naik mengungguli yang turun dengan rasio 2,2:1, mencatat 673 saham menyentuh level tertinggi baru dan 69 saham mencetak level terendah baru. Di Nasdaq, 2.667 saham menguat dan 2.087 melemah, dengan rasio 1,28:1 untuk kenaikan terhadap penurunan.
S&P 500 membukukan 52 rekor tertinggi 52 minggu dan 3 rekor terendah, sementara Nasdaq mencetak 185 tertinggi baru dan 81 terendah baru.
Volume transaksi di bursa Wall Street mencapai 17,05 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari sebesar 17,39 miliar. (Reuters/CNBC/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Visa Inc Class A (6,11%)
-Nike Inc (2,96%)
-Unitedhealth Group (2,57%)
Saham berkinerja terburuk
-Coca-Cola Co (-1,57%)
-Nvidia Corporation (-1,55%)
-Cisco Systems Inc (-1,22%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Royal Caribbean Cruises Ltd (7,42%)
-Norwegian Cruise Line Holdings Ltd (6,81%)
-Visa Inc Class A (6,11%)
Saham berkinerja terburuk
-Oracle Corporation (-10,83%)
-Paramount Skydance Corp (-4,08%)
-International Flavors & Fragrances Inc (-3,28%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Agape ATP Corp (162,21%)
-PetMed Express Inc (68,36%)
-Velo3D Inc (55,58%)
Saham berkinerja terburuk
-Oriental Culture Holding Ltd (-89,16%)
-Rezolute Inc (-87,25%)
-C3is Inc (-80,81%)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM