"Greenback" Loyo Setelah Bukukan Hari Terbaik dalam Tiga Pekan
Thursday, October 15, 2020       05:31 WIB

Ipotnews - Indeks Dolar melemah, Rabu, sehari setelah membukukan kenaikan persentase harian terbesar dalam tiga pekan, dan euro mencapai level terendah dalam seminggu karena pasar ekuitas global tetap berhati-hati seiring memudarnya harapan vaksin Covid-19 dan stimulus fiskal AS.
Dolar melonjak pada sesi Selasa di tengah kekhawatiran tentang lamanya waktu sebelum vaksin Covid-19 akan tersedia.
Selain itu,  greenback  juga terdongkrak menyusutnya ekspektasi bahwa paket stimulus fiskal yang baru akan disepakati sebelum pemilihan presiden Amerika Serikat, 3 November, demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Rabu (14/10) atau Kamis (15/10) pagi WIB.
Namun,  greenback  menjauh dari posisi terendah sebelumnya, setelah Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin mengatakan dia dan Ketua DPR Nancy Pelosi masih "berjauhan" dalam beberapa detail paket bantuan, dan kesepakatan akan sulit dicapai sebelum pemilu.
"Saat ini dolar hanya bolak-balik karena berita stimulus, dan itu tidak terlalu jauh," kata Joseph Trevisani, analis FXStreet.com.
Di awal sesi, dolar memperpanjang penurunan setelah data menunjukkan indeks harga produsen Amerika untuk permintaan akhir naik 0,4% pada September, melampaui perkiraan 0,2%, setelah meningkat 0,3% pada Agustus, di tengah lonjakan biaya akomodasi hotel dan motel, yang memicu keuntungan  year-on-year  pertama sejak Maret.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,16 persen menjadi 93,38.
Poundsterling jatuh ke posisi USD1,2865, level terendah sejak 7 Oktober, karena meredupnya harapan untuk perjanjian Brexit, sebelum pulih kembali setelah juru bicara Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan beberapa kemajuan telah dibuat, meski perbedaan masih tetap ada dalam perundingan perdagangan.
"Untuk pound, ini lebih karena Brexit - Boris mengatakan sesuatu yang baik, pound naik, Boris mengatakan sesuatu yang buruk, pound turun. Tampaknya tidak bereaksi buruk terhadap virus korona," kata Trevisani.
Terakhir, sterling diperdagangkan USD1,303, menguat 0,76% pada hari itu.
Euro naik tipis setelah mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak pertengahan Agustus pada sesi Selasa. Euro menguat 0,06% menjadi USD1,17515.
Data produksi industri zona euro menunjukkan pemulihan melambat tajam pada Agustus, sejalan dengan ekspektasi.
Negara-negara Eropa memperluas pembatasan kehidupan sosial dengan menutup sekolah, membatalkan operasi di RS dan meminta bantuan siswa kedokteran karena otoritas kewalahan menghadapi skenario mimpi buruk mereka dari kebangkitan Covid-19 di awal musim dingin.
Pada akhir perdagangan di New York, dolar Australia naik menjadi USD0,7166 dari USD0,7153. Dolar AS dibeli 105,10 yen, lebih rendah dari 105,49 yen pada sesi sebelumnya. Sementara,  greenback  turun menjadi 0,9131 franc Swiss dari 0,9145 franc Swiss, dan menguat ke posisi 1,3145 dolar Kanada dari 1,3140 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM