Amerika Catat Rekor Kontraksi PDB, Dow dan S&P 500 Berakhir di Zona Merah
Friday, July 31, 2020       04:38 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Kamis, dengan Dow dan S&P 500 bertengger di zona merah setelah investor mencerna rekor penurunan dalam aktivitas ekonomi Amerika Serikat.
Namun, pelemahan pasar relatif tertahan karena saham raksasa teknologi menggeliat jelang rilis laporan keuangan.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 225,92 poin, atau 0,85%, menjadi 26.313,65, dan indeks berbasis luas S&P 500 berkurang 0,38% atau 12,22 poin menjadi 3.246,22, demikian laporan   CNBC   dan  AFP,  di New York, Kamis (30/7) atau Jumat (31/7) pagi WIB. Sementara itu, Nasdaq Composite Index tetap perkasa, setelah menguat 0,43% atau 44,87 poin menjadi 10.587,81.
Data dari Pemerintah Amerika yang dirilis Kamis menunjukkan produk domestik bruto anjlok dengan rekor 32,9% pada kuartal kedua. Namun, jumlah itu tidak seburuk yang dikhawatirkan, dengan ekonom yang disurvei  Dow Jones  memperkirakan penurunan 34,7%.
Sementara itu, klaim pengangguran mingguan AS mencapai 1,434 juta, kira-kira sesuai dengan perkiraan. Namun, klaim yang berkelanjutan, atau mereka yang mengajukan tunjangan setidaknya dua pekan, menembus 17,018 juta, naik dari sekitar 16 juta minggu lalu.
"Pasar saham harus melihat ke depan dan sebagian besar data ekonomi melihat ke belakang," kata David Bahnsen, Kepala Investasi The Bahnsen Group. "Investor harus bersiap untuk proses berombak dari pencernaan data, tetapi tidak heran bahwa pasar merasa masa depan lebih baik daripada saat ini, dan stimulus serta likuiditas yang belum pernah ada sebelumnya mampu mendorong valuasi."
Data yang dirilis Kamis mengirim imbal hasil US Treasury 10-tahun bergerak lebih rendah menjadi sekitar 0,54%, memberikan tekanan pada saham perbankan. JPMorgan Chase, Goldman Sachs dan Bank of America semuanya jatuh setidaknya 1,5%. Citigroup merosot 3,1%.
Data makro tersebut lebih lanjut menggambarkan "gangguan pandemi Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata analis Charles Schwab.
Yang juga menambah ketidakpastian adalah cuitan dari Presiden Donald Trump tak lama setelah rilis data itu, yang mengisyaratkan dia lebih suka menunda pemilihan umum November - sesuatu yang dia tidak punya kuasa untuk melakukannya. Tetapi pesan itu "tampaknya menambah kegelisahan politik yang sudah meningkat," kata Schwab.
Di antara sejumlah emiten yang mencatatkan penguatan pada sesi Kamis adalah Procter & Gamble, yang ditutup melambung 2,4 persen setelah melaporkan lonjakan penjualan produk pembersih dan sabun di tengah krisis virus korona, mendorong pendapatan kuartal kedua menjadi USD17,7 miliar, di atas ekspektasi.
United Airlines menukik 2,6 persen setelah mengatakan mungkin harus merumahkan lebih banyak pilot ketimbang yang sudah diumumkan karena ketakutan terhadap Covid-19 terus menekan permintaan perjalanan udara.
Apple, Amazon, Alphabet dan Facebook, mewakili hampir USD5 triliun dalam kapitalisasi pasar, siap merilis kinerjanya setelah bel penutupan. Saham empat emiten kakap itu naik sedikit selama perdagangan reguler.
Laporan Big Tech itu terjadi setelah semua sahamnya membukukan keuntungan besar ( year-to-date ). Facebook dan Alphabet keduanya melambung lebih dari 14% sepanjang 2020. Amazon melonjak 65,2% dan Apple melesat 31% tahun ini. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM