Bagaimana Cara Memilih ETF yang Tepat?
Thursday, May 06, 2021       16:18 WIB

Per akhir Maret 2021 ada 48 produk ETF di Indonesia. Sebagian besar merupakan ETF pasif yang mengacu pada indeks ekuitas. Tepatnya ada 36 ETF pasif dan 12 ETF aktif.
Dari ETF pasif itu, 34 di antaranya berbasis ekuitas, dan hanya 2 ETF yang berbasis indeks obligasi. Demikian juga dengan ETF aktif. Dari 12 ETF aktif yang ada, 11 ETF di antaranya berbasis ekuitas dan hanya satu ETF yang berbasis obligasi.
Terlalu sedikit? Tunggu dulu ... jumlah produk ETF di Indonesia memang hanya ada 48 produk, tapi di antara negara-negara Asean, Indonesia ternyata memiliki jumlah produk ETF yang paling banyak. Bandingkan misalnya dengan Singapura yang memiliki 30 produk, Malaysia memiliki 19 produk, Thailand memiliki 12 produk, dan Phillipine 1 produk saja.
Memang jumlah ETF di Indonesia hanya ada 48 produk, jauh lebih sedikit dari jumlah 1800-an ETF yang ada di Amerika Serikat. Di AS, ada banyak sekali variasi produk ETF. Praktis, semua kelas aset yang ada indeksnya dan laku, pasti ada ETF yang dibuat mengacu pada indeks tersebut. Berbagai kelas aset yang telah dibuat ETF-nya misalnya ekuitas, obligasi, komoditas, mata uang ( currency ), dan surat utang ( notes ).
Kelas aset yang ada ini masih dibagi lagi menjadi indeks-indeks yang lebih spesifik, misalnya kelas aset ekuitas dibagi lagi menjadi saham-saham yang nilai P/E nya rendah ( value stocks ), saham-saham yang pertumbuhannya tinggi ( growth stocks ), saham-saham sektoral, atau saham-saham negara berkembang ( emerging markets ) dan lain-lain.
Kalau kita  googling  " how to choose the right ETF ?", ternyata pemodal di Amerika Serikat yang memiliki 'terlalu' banyak produk ETF juga bingung memilih ETF yang 'tepat' untuk berinvestasi. Jadi, kita di Indonesia yang hanya memiliki 'sedikit' produk ETF tidak perlu sedih.
Paling tidak kita tidak direpotkan oleh terlalu banyak pilihan. Walaupun kita telah sepakat bahwa ETF lebih unggul dibandingkan reksadana konvensional, dalam hal tidak tersedia produk ETF yang sesuai, kita tetap dapat menggunakan reksadana konvensional yang ada.
Lalu bagaimana caranya untuk memilih ETF yang tepat?
- Pertama, definisikan dulu  strategi investasi , yaitu tujuan investasi, jangka waktu investasi, dan toleransi resiko.
Dalam setiap perencanaan keuangan, sebaiknya selalu dimulai dengan mendefinisikan tujuan investasi terlebih dahulu. Tujuan investasi dapat berupa mengumpulkan uang untuk uang muka ( down payment ), atau mengumpulkan uang untuk pendidikan anak, atau mempersiapkan masa pensiun, dan sebagainya.
Kemudian, setelah menentukan tujuan investasi, tentukanlah jangka waktu investasi yang wajar. Misalnya, untuk mengumpulkan uang muka pembelian rumah, Anda memperkirakan dibutuhkan waktu paling lama lima tahun. Tetapi kadang-kadang kita tidak memiliki keleluasaan yang cukup untuk menentukan jangka waktu investasi. Misalnya investasi untuk mempersiapkan uang pangkal kuliah anak yang saat ini duduk di bangku SMP, atau uang simpanan untuk pensiun yang suka tidak suka pasti akan terjadi juga.
Terakhir, kita perlu mengetahui batas-batas toleransi resiko yang sanggup kita hadapi. Misalnya, jika tujuan investasi adalah uang tabungan untuk pendidikan anak ke universitas, dan jangka waktu investasi adalah lima tahun (anaknya sekarang duduk di kelas satu SMP), maka toleransi resiko tidak dapat terlalu tinggi. Anda mungkin tidak dapat menaruh seluruh uang tabungan di instrumen ekuitas, atau bobot instrumen ekuitas dalam portofolio yang secara berkala harus dikurangi menjadi instrumen  fixed income  dan instrumen pasar uang.
- Kedua, pilih kelas aset yang sesuai berdasarkan strategi investasi.
Misalnya tujuan investasi Anda adalah menyediakan dana pensiun yang cukup ketika pensiun pada usia 55 tahun (saat ini berusia 35 tahun), maka jangka waktu investasi adalah 20 tahun, dan toleransi resiko Anda tergolong tinggi. Artinya Anda sanggup untuk menanggung 'kerugian' investasi yang cukup besar tanpa harus menjual aset lain yang Anda miliki.
Kelas aset yang sesuai untuk Anda saat ini 'mungkin' adalah ekuitas. Untuk mengetahui toleransi resiko dengan lebih baik, Anda disarankan untuk mengisi kuis atau tes toleransi resiko yang dapat diperoleh di  website  manajer investasi reksadana.
Indeks ekuitas manakah yang sebaiknya Anda pilih?Pertama-tama, harus saya katakan di sini bahwa saya termasuk orang yang tidak terlalu setuju dengan produk ETF aktif, kecuali untuk kelengkapan produk ETF yang disediakan oleh manajer investasi. ETF pada dasarnya adalah investasi pasif, mengikuti indeks dengan biaya investasi yang serendah-rendahnya.
Pada artikel saya sebelumnya yang berjudul ' Mengapa Strategi Investasi Pasif Berhasil? ', saya mengajukan tiga hal yang dapat membuat strategi investasi pasif berhasil. Pertama, karena biayanya ( cost ) yang rendah. Kedua, investasi di pasar modal pada dasarnya adalah  zero sum game . Dan terakhir, karena pasar modal makin efisien, sehingga tidak mudah untuk memperoleh alpha atau keuntungan lebih besar dari  risk-return  yang ada pada aset kita.
Kembali ke masalah pemilihan indeks ETF yang tepat, saat ini ada cukup banyak produk ETF di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tiap-tiap ETF memiliki indeks acuannya sendiri. Pertama-tama BEI membagi produk ETF atas  underlying  indeksnya (1) penyedia indeks adalah BEI atau provider lokal lainnya, dan (2) penyedia indeks adalah  global provider .
Untuk indeks dimana penyedianya adalah BEI atau provider lokal lainnya, pemodal dapat memilih lima macam indeks: (1) investasi mengikuti IHSG , (2) investasi sesuai syariah, (3) investasi peduli lingkungan dan sosial (ESG), (4)  value investing  (saham dengan valuasi murah), dan (5) investasi pada saham dengan dividen tinggi.
Untuk produk ETF yang indeksnya disediakan oleh  global provider , pilihan yang tersedia adalah: (1) investasi yang merupakan replikasi pasar Indonesia, (2) investasi yang peduli lingkungan dan social, (3) investasi pada saham dengan tingkat volatilitas rendah, dan (4) investasi pada saham dengan kapitalisasi besar.
- Ketiga, pahamiETF yang dipilih dan indeks yang akan diikuti oleh ETF itu.
ETF yang dipilih harus sesuai dengan kelas aset yang Anda pilih, dan pada akhirnya juga harus sesuai dengan target investasi.
Misalkan Anda telah menentukan, berdasarkan tujuan investasi, jangka waktu dan toleransi resiko, bahwa kelas aset yang cocok adalah ETF ekuitas, dan Anda menginginkan supaya imbal hasil investasi mengikuti IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Di sini,  underlying  indeks yang dapat Anda pilih ada dua, yaitu LQ45 dan IDX30. Ada empat produk ETF yang mengacu pada indeks LQ45 (R-LQ45, XAQA , XPCR , dan XCLQ ), dan enam produk ETF yang mengacu pada indeks IDX30 ( XIIT , XPID , XSBC , XBID , XPTD , dan XIID ).
Untuk Anda yang baru pertama kali berinvestasi di ETF, penting sekali bagi Anda untuk membaca prospektus ETF itu. Di samping bercerita tentang siapa Manajer Investasi ETF dan Bank Kustodian ETF dan Dealer Partisipan (atau Dealer-Dealer) ETF itu, prospektus ETF juga berisi tata cara pembelian dan penjualan kembali unit penyertaan ETF di pasar primer serta ukuran satu unit kreasi yang dapat ditukarkan kepada Manajer Investasi. Prospektus ETF dapat diunduh secara gratis pada  website  manajer investasinya.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM