Begini Strategi Mengelola Keuangan Sesuai Prinsip Islam
Sunday, September 27, 2020       12:16 WIB

Ipotnews-Agar terhindar dari investasi haram, pilihlah produk-produk investasi yang sesuai dengan kaidah agama.
Menurut pakar perencanaan keuangan syariah dari The Central Management Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Indonesia, Kaukabus Syarqiyah (Qiqi) ada beberapa cara bagaimana mengatur keuangan atau harta seseorang agar tetap dinilai ibadah yang mengalirkan pahala namun juga memberikan manfaat dikemudian hari..
Pertama, bahwa pengelolaan harta harus berorientasi demi kepentingan dunia dan akhirat. Ketika  mindset  seseorang sudah otomatis terfokus pada dua hal ini maka pengelolaan keuangannya akan tetap di jalan yang sesuai dengan syariah Islam. Sehingga mulai dari cara mendapatkan harta hingga membelanjakan harta tersebut akan terhindar dari hal-hal yang berbau haram.
"Jadi orientasi kita harus untuk kepentingan hidup kita di dunia dan akhirat. Itu bedanya investasi yang konvensional dan akhirat, kalau konvensional itu hanya di dunia aja,sedangkan syariah itu sudah pasti memikirkan hal akhirat," tutur Qiqi dalam paparannya di acara FestiFund2020 yang digelar oleh PT Indopremier Sekuritas secara pararel, Minggu (27/9).
Kedua, arah dari pengelolaan harta harus diutamakan untuk kepentingan yang menunjang ibadah seperti untuk pendidikan anak, haji, umrah, qurban atau menikahkan anak. Semua tujuan pengelolaan harta ini sudah dipastikan telah diajarkan dalam agama Islam.
Ketiga, harta yang dimiliki harus diatur dengan prinsip dan aturan Islam seperti alokasi untuk zakat,  infaq, sodaqoh  dan untuk kebutuhan hidup. Setiap pendapatan yang diterima setiap bulan harus ada sebagian yang dialokasikan untuk itu.
Keempat, untuk harta yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari harus dipastikan seimbang ( tawazun ), halal dan  thayib  (baik). Menurutnya, arti  thayib  ini terkadang berbeda antara pribadi yang satu dengan yang lainnya. "Misalnya harta kita itu untuk makan, nah makan itu kan baik. Tapi kalau tidak seimbang, misalnya berlebihan saat kita makan itu jadinya tidak baik," sambung Qiqi.
Kelima, harta yang dimiliki hendaknya sebagian bisa ditabung atau diinvestasikan ke produk-produk syariah. Hal ini penting untuk mendukung kebutuhan di masa mendatang. Sebab di masa mendatang kebutuhan harta setiap orang akan semakin besar sehingga perlu ada perencanaan sejak dini. Kemudian sebisa mungkin untuk bisa menghindari utang agar nantinya tidak menjadi beban baik dunia atau di akhirat.
"Kita harus investasi atau nabung itu minimal  banget  10 persen (dari pendapatan) ini batas paling bawah. Sebab ada cerita zaman sahabat nabi bahwa ada orang ada yang 1/3 hartanya untuk kebutuhan hidup, 1/3 untuk sedekah, dan 1/3 untuk investasi atau diputarkan, itu konsepnya Islam," ujar Qiqi. (Marjudin)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM