Ipotnews - Pemerintah China memperpanjang lockdown di Beijing sampai minggu depan. Ini menjadi sentimen negatif bagi mata uang Asia termasuk rupiah sehingga mengalami pelemahan.
Mengutip data Bloomberg, Senin (23/5) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp14.672 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 30 poin atau 0,20% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot pada Jumat sore kemarin (20/5) di level Rp14.642 per dolar AS.
Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk () Josua Pardede mengatakan, mayoritas mata uang Asia melemah pada hari ini, termasuk rupiah. Ini dampak sentimen negatif setelah lockdown di Beijing kembali diperpanjang. "Pasar khawatir ini akan memperlambat pemulihan ekonomi China dan bisa berdampak terhadap pemulihan ekonomi global," kata Josua saat dihubungi Ipotnews, Senin sore.
China memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) secara parsial di Beijing diperpanjang hingga pekan depan Sabtu (28/5). Ini karena situasi covid-19 di Ibu Kota Negara China tersebut belum membaik. Warga yang tinggal di distrik Haidian juga akan bekerja dari rumah hingga pekan depan.
"Begitu pun masyarakat di empat distrik lainnya, yakni Chaoyang, Fengtai, Shunyi, dan Fangshan," kata juru bicara Pemerintah Kota Beijing Xu Hejian kepada pers, dikutip dari Antara, Minggu (22/5).
Masyarakat yang tinggal di luar kelima distrik tersebut harus bisa menyesuaikan diri. "Mereka yang masuk kerja juga harus menunjukkan hasil negatif tes PCR," ujar Xu.
Dari dalam negeri, besok Selasa (24/5) Bank Indonesia akan menggelar rapat Dewan Gubernur BI. Pelaku pasar memprrdiksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR di level 3,5%. "Ini juga menjadi tekanan bagi rupiah sehingga sore ini mengalami pelemahan," tutup Josua.
(Adhitya)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM
