Bursa Pagi: Penguatan Global Meredup di Asia, Adang Potensi Laju IHSG
Thursday, February 21, 2019       08:29 WIB

Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Kamis (21/2) dibuka cenderung melemah, gagal melanjutkan tren kenaikan indeks acuan dibursa saham utama Eropa dan Wall Street yang didukung optimisme perundingan dagang AS-China dan rilis risalah rapat kebijakan Federal Reserve AS, Januari lalu.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,2% ditopang kenaikan harga saham sektor keuangan sebesar 0,71%. Indeks berlanjut melemah 0,17% (-10,50 poin) menjadi 6.086,00 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melorot 0,40% (-86,54 poin) ke posisi 21.344,95, setelah dibuka turun 0,27% diwarnai penurunan harga saham Softbank Group 1,3%. Indeks Kospi, Korea Selatan, juga dibuka merosot 0,45% terbebani kejatuhan harga saham Samsung Electronics 1,17%, dan berlanjut anjlok 0,50% ke level 2.218,57.
Melanjutkan tren penurunan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka berkurang 0,22% (-64,05 poin) menjadi 28.450,00 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China melemah 0,05% di posisi 2.759,94.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini dihadapkan pada kenaikan indeks acuan di bursa global dan pelemahan di bursa regional, setelah berhasil keluar dari tekanan jual pada sesi perdagangan kemarin dan ditutup menguat 0,28% ke level 6.512. Sejumlah analis memperkirakan, pergerakan IHSG hari ini masih berpotensi menguat didukung  capital inflow dan kenaikan harrga komoditas. Secara teknikal, beberapa indikator pergerakan indeks cenderung terkonsolidasi masih berpotensi menguat, mengarah ke area jenuh beli.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, hasil rapat the Federal Reserve pada bulan Januari yang menunjukkan langkah dalam mempertahankan suku bunga acuannya diprediksi akan menjadi sentimen positif bagi indeks. Sementara itu kenaikan beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, nikel, dan timah diprediksi akan menambah sentimen positif di pasar. Investor juga akan mencermati keputusan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan yang menurut konsensus masih akan di pertahankan di level 6%. IHSG diprediksi akan melanjutkan penguatannya dengan rentang  support  di level 6.480 dan  resistance  di 6.555.
Beberapa ekuitas yang direkomendasikan, antara lain;
  • Saham : (Buy, Support: Rp1.540, Resist: Rp1.640), (Buy, Support: Rp378, Resist: Rp392), (Buy, Support: Rp1.795, Resist: Rp1.905), (Buy, Support: Rp12.675, Resist :Rp13.125).
  • ETF: (Buy, Support: Rp514, Resist: Rp520), (Buy, Support: Rp1.108, Resist: Rp1.118), ((Buy, Support: Rp456, Resist: Rp464).

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berahir menguat setelah rilis risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan sikap  dovish   dan kehati-hatian dalam pengetatan kebijakan moneternya lebih lanjut karena  pertumbuhan AS akan "turun" dari laju yang cepat tahun lalu. Risalah rapat The Fed Januari itu juga menyoroti kemungkinan perlambatan yang lebih tajam pada pertumbuhan ekonomi global, terutama di China dan Eropa.
Laju Wall Street melambat setelah Presiden AS Donald Trump mengungkapkan kemungkinan pengenaan tarif terhadap impor mobil Eropa jika tidak ada kesepakatan perdagangan yang baru dengan Uni Eropa. Saham sektor penerbangan berguguran setekah Southwest Airlines mengatakan penutupan aktivitas pemerintah ( government shutdown ) Amerika membebani bisnisnya lebih besar dari perkiraan.
  • Dow Jones Industrial Average naik 0,24% (63,12 poin) ke level 25.954,44.
  • S&P 500 bertambah 0,18% (4,94 poin) menjadi 2.784,70.
  • Nasdaq Composite Index naik tipis 0,03% (2,30 poin) di posisi 7.489,07.

Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange turun 0,19% menjadi USD26,70.
Bursa saham utama Eropa tadi malam bergerak menguat, di tengah meningkatnya ekspektasi kesepakatan perdagangan AS-China.Indeks STOXX 600 naik 0,67 persen menjadi 371,46, dipimpin kenaikan harga saham sektor otomotif sebesar 2,3%. Saham Glanbia, Irlandia, melambung 11,8% karena melaporkan kenaikan laba sebelum pajak 2018 sebesar16% dan memperkirakan pertumbuhan antara 5%-8% pada 2019.
Sebaliknya, Sainsbury Inggris anjlok 17%, karena regulator persaingan usaha di Inggris, menghalangi rencana supermarket tersebut untuk mengambil alih Asda, milik Walmart. Saham bank UBS, Swiss melorot lebih 3% setelah pengadilan Prancis memutuskan bersalah karena memenuhi permintaan klien secara ilegal di Prancis dan mencuci uang hasil penggelapan pajak.
  • DAX 30 Frankfurt melaju 0,82% (92,76 poin) ke level 11.401,97.
  • CAC 40 Paris meningkat 0,69% (35,43 poin) ke posisi 5.195,95.
  • FTSE 100 London bertambah 0,69% (49,45 poin) menjadi 7.228,62.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup melemah, meskipun menguat terhadap yen. Federal Reserve, dalam risalah rapat kebijakan Januari lalu mengatakan ekonomi dan pasar tenaga kerja AS tetap kuat, mendorong ekspektasi setidaknya satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini. The Fed juga menekankan perlunya kesabaran dalam kebijakan moneternya, dan mencatat bahwa penghentian kenaikan suku bunga bulan lalu menimbulkan sedikit risiko namun memberi waktu bagi penyusun kebijakan bank sentral untuk mengamati dampak dari kenaikan suku bunga di masa lalu dan menilai efeknya terhadap perlambatan global.
Analis mengatakan angka penjualan ritel dan produksi industri AS yang lebih lemah dari perkiraan, bulan ini, merusak prospek dolar dalam jangka pendek. Yen melemah setelah ekspor Jepang pada periode Januari mencatatkan penurunan paling tajam dalam dua tahun. Yuan menguat setelah Washington menekan Beijing untuk mencegah melemahkan mata uangnya sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan. Indeks dolar, ukuran  greenback  terhadap enam mata uang negara maju melemah 0,07% menjadi 96,454.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Time (ET)

Euro (EUR-USD)

1.1345

0.0007

+0.06%

6:26 PM

Poundsterling (GBP-USD)

1.3049

-0.0001

-0.01%

6:26 PM

Yen (USD-JPY)

110.80

-0.05

-0.05%

6:26 PM

Yuan (USD-CNY)

6.7213

-0.0374

-0.55%

10:29 AM

Rupiah (USD-IDR)

14,044.00

-59.00

-0.42%

3:59 AM

Sumber : Bloomberg.com, 20/2/2019 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges hingga pagi bergerak menguat, menembus level tertinggi tahun ini. Pasar minyak diharapkan akan seimbang akhir tahun ini, dibantu oleh pengurangan produksi dari produsen utama serta sanksi AS terhadap anggota OPEC , Iran dan Venezuela. Tanda-tanda kemajuan dalam perundingan dagang AS-China membantu mengangkat harga minyak. Trump mengatakan negosiasi dengan China berjalan baik dan dia terbuka untuk memperpanjang tenggat waktu guna menyelesaikan kesepakatan.
Stok minyak mentah AS diperkirakan meningkat sebesar 3,1 juta barel pekan lalu, kenaikan mingguan kelima berturut-turut. Badan Informasi Energi AS mengatakan produksi  shale-oil  AS akan mencapai rekor 8,4 juta barel per hari bulan depan, menunjukkan sedikit peluang perlambatan jangka pendek produksi minyak mentah AS.
  • Harga minyak mentah berjangka Brent, naik 63 sen (0,95%) menjadi USD67,08 per barel.
  • Harga minyak WTI untuk pengiriman April naik 71 sen (1,38%) menjadi USD57,16 per barel.

Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange pagi tadi ditutup menguat di tengah tren pelemahan dolar dalam beberapa hari terakhir. Dolar bertahan mendekati level terendah dua pekan terhadap mata uang utama, menjelang rilis risalah rapat The Fed dan harapan kemajuan dalam perundingan dagang AS-China. Pandangan suram untuk pertumbuhan global, mendorong bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter, mendukung harga emas. Logam mulia lainnya, platinum melambung 1,16 persen menjadi USD827 per ounce, perak spot melejit 1,31 persen menjadi USD16,19 per ounce, palladium melesat di atas USD1.500 per ounce untuk kali pertama karena defisit pasokan.
  • Harga emas di pasar spot naik 0,17% menjadi USD1.344,41 per ounce.
  • Harga emas berjangka naik USD3,10 menjadi USD1.347,90 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)

powered by: IPOTNEWS.COM