Bursa Wall Street Naik Tipis, S&P 500 Cetak Rekor Penutupan Tertinggi
Wednesday, July 03, 2019       04:35 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street menguat, Selasa, tetapi kenaikannya tertahan setelah AS mengancam tarif tehadap barang-barang Eropa, mengurangi optimisme baru-baru ini seputar gencatan perdagangan Washington-Beijing.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 0,29 persen atau 8,68 poin menjadi 2.973,01 dan membukukan rekor penutupan tertinggi, demikian laporan   CNBC  dan  AFP , di New York, Selasa (2/7) atau Rabu (3/7) pagi WIB.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average mengakhiri sesi dengan penguatan 69,25 poin atau 0,26 persen menjadi 26.786,68, sedangkan Nasdaq Composite Index bertambah 0,22 persen atau 17,93 poin menjadi 8.109,09.
Pelemahan sektor perbankan juga menekan pasar lebih luas. Saham Citigroup turun 0,4 persen sementara Bank of America dan Wells Fargo masing-masing menyusut lebih dari 0,9 persen. SPDR S&P Bank ETF (KBE) ditutup anjlok 1,4 persen karena imbal hasil US Treasury menurun. Imbal hasil surat utang bertenor 10-tahun diperdagangkan sekitar 1,97 persen, sementara tenor 2-tahun turun menjadi 1,76 persen.
Pemerintah AS, Senin, mengancam akan mengenakan tarif tambahan terhadap barang Uni Eropa senilai USD4 miliar dalam perselisihan jangka panjang mengenai subsidi pesawat. Kantor Perwakilan Dagang AS merilis daftar produk - termasuk zaitun, keju Italia, dan wiski Scotch - yang dapat dikenakan retribusi baru sebagai tambahan dari yang diperkenalkan April lalu.
Gelombang tarif yang baru itu diusulkan di tengah perselisihan 15 tahun di Organisasi Perdagangan Dunia atas subsidi pesawat yang diberikan kepada raksasa kedirgantaraan AS, Boeing, dan saingannya asal Eropa, Airbus.
"Ini membuat total impor yang berjalan berpotensi dikenakan pungutan menjadi sekitar USD25 miliar, dan mengingatkan pasar bahwa perang perdagangan Trump tidak memiliki ujung praktis yang terlihat," kata Ian Lyngen, analis BMO Capital Markets. "Satu hal yang pasti, optimisme apa pun bahwa (KTT G20) Osaka meredakan kekhawatiran The Fed atas 'ketidakpastian' yang dihadapi ekonomi global dengan cepat terkikis."
Saham produsen  chip  dan perusahaan teknologi lainnya membantu mengangkat S&P 500 ke level tertinggi sepanjang masa pada sesi Senin di tengah perundingan perdagangan AS dan China. Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sepakat untuk tidak mengenakan pungutan baru terhadap barang-barang masing-masing setelah bertemu di sela-sela KTT G20 di Jepang, Sabtu.
Meski Trump mengatakan pertemuan itu berjalan cukup baik, dia menegaskan bahwa setiap kesepakatan perdagangan dengan Beijing harus "agak miring" untuk Washington.
Sementara itu, saham terkait minyak bumi berguguran karena kejatuhan harga minyak mentah dunia. Anggota Dow, ExxonMobil dan Chevron, turun lebih dari satu persen, dan perusahaan kelas menengah, Marathon Oil dan Devon, mendekati lima persen, setelah perjanjian produksi minyak Organisasi Negara Eksportir Minyak dan sekutunya gagal untuk menghilangkan kekhawatiran tentang kelebihan pasokan.
Di antara perusahaan lain yang melaporkan kinerja, Delta Air Lines naik 1,3 persen setelah maskapai itu memproyeksikan laba kuartal kedua pada level  high-end  dari kisaran sebelumnya dan menggambarkan permintaan konsumen yang kuat.
Saham Fiat Chrysler Automobiles menguat 0,7 persen setelah melaporkan penjualan mobil di AS lebih tinggi selama periode Juni, tidak seperti pabrikan otomotif lainnya. General Motors, yang melaporkan penurunan pada kuartal kedua, merosot 1,1 persen. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM