Bursa Pagi: Asia Dibuka Turun, Laju IHSG Berpotensi Terkoreksi
Monday, January 22, 2018       08:26 WIB

Ipotnews - Awali pekan ini, Senin (22/1), bursa saham Asia dibuka cenderung melemah, gagal melanjutkan tren kenaikan indeks saham acuan di bursa saham global akhir pekan lalu. Investor terpengaruh oleh perkembangan politik di AS terkait terhentinya sejumlah kegiatan pemerintah ( government shut-down ) lantaran kisruh penetapan anggaran di Senat AS.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan kenaikan tipis indeks ASX 200, Australia sebesar 0,08%, namun berlanjut melemah 0,07%, terbebani oleh penurunan harga saham keuangan sebesar 0,51%. Pergerakan indek berlanjut melemah 0,08% (-4,60 poin) di posisi 6.001,20 pada pukul 8:10 WIB.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang bergerak melorot 0,45% (-108,23 poin) ke level 23.699,83, setelah dibuka turun mencapai 0,15%, tertekan penurunan harga saham otomotif yang diimbangi dengan kenaikan harga saham teknologi. Indeks Kospi, Korea Selatan, dibuka anjlok 0,54% terseret kejatuhan harga saham teknologi, manufaktur, keuangan dan ritel, dan meluncur turun 0,85% ke level 2.498,88.
Berusaha melawan tekanan pelemahan Asia, indeks Hang Seng, Hongkong dibuka menguat tipis 0,07% di posisi 32.276,96 pada pukul 8:35 WIB. Indeks Shanghai Composite, China dibuka turun 0,31% menjadi 3.476,94.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) dihadapkan pada tren penurunan indeks saham acuan di bursa saham Asia, setelah berhasil mencatatkan kenaikan indeks pada perdagangan saham pekan lalu, naik 0,28% ke level 6.490,896. Sejumlah analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih berpeluang melanjutkan kenaikan jangka panjang didukung  capital inflow . Namun secara teknikal, indeks bergerak terkonsolidasi berpotensi terkoreksi di area jenuh beli, diwarnai aksi ambil untung.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, sentimen negatif dari burasa global dan regional serta terkoreksinya harga komoditas seperti minyak mentah dan CPO diprediksi akan menekan pergerakan indeks harga saham gabungan. IHSG diprediksi akan bergerak cenderung melemah dengan  support  di level 6.460 dan  resistance  di 6.520.
Beberapa saham yang bisa dicermati antara lain: (Buy on Weakness, Support: Rp1.685, Resist: Rp1.725), ( SELL , Support: Rp6.850, Resist: Rp7.000), (Buy on Weakness, Support: Rp432, Resist: Rp446), ( SELL , Support: Rp2.490, Resist: Rp2.560)
Amerika Serikat dan Eropa
Bursa saham Wall Street akhir pekan lalu ditutup di zona hijau, para investor mengabaikan kekhawatiran tentang kemungkinan vakumnya pemerintah federal AS karena belum adanya persetujuan anggaran pemerintah dari Senat. Goldman Sachs memperkirakan ada kemungkinan 60 persen terjadi vakum pemerintahan ( government shut down ) karena adanya kepentingan untuk mendapatkan keuntungan politik dari keputusan tersebut. Namun para trader lebih memperhatikan fundamental emiten seiring mulai bergulirnya laporan keuangan emiten. Hingga akhir pekan, sekitar 79% perusahaan yang telah menerbitkan laporan, berhasil mencetak laba melebihi estimasi, dan 89% melampaui estimasi penjualan. Sebagian besar indeks acuan bursa Wall Street menguat sepanjang pekan lalu. Indeks Dow Jones naik 1%, S&P 500 naik 0,9% dan Nasdaq naik 1%.
Dow Jones Industrial Average menguat 0,21% (53,91 poin) menjadi 26.071,72.
Stabdard&Poor's 500 naik 0,44% (12,27 poin) ke level 2810,30.
Nasdaq Composite melaju 0,55% (40,33 poin) ke posisi 7.336,38.
Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange naik 0,51% menjadi USD29,75.
Bursa saham utama Eropa akhir pekan lalu juga ditutup menghijau, menyambut rilis sejumlah indikator perekonomian Uni Eropa yang positif. Indeks acuan Europea-Stoxx 600 naik 0,5%, membukukan kenaikan tertinggi sejak Agustus 2015, ditopang laju harga saham sumber daya alam, seiring kenaikan permintaan logam dari China. Di sisi lain sektor saham migas melorot 0,9% setelah OPEC mengatakan akan banyak pasokan minyak dari non- OPEC . Rilis data perdagangan Uni Eropa periode November mencetak surplus, didongkrak kenaikan ekspor sebesar 32,5 miliar euro dibanding periode Oktober sebesar 30,3 miliar euro.
FTSE 100 London naik 0,39% (29,83 poin) menjadi 7.730,79.
DAX 30 Frankfurt melesat 1,15% (153,02 poin) ke level 13.434,45.
CAC 40 Paris melaju 0,58% (31,68 poin) ke posisi 5.526,51.
Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York akhir pekan lalu ditutup menguat, di tengah kekhawatiran akan kemungkinan penutupan pelayanan pemerintah, namun gagal menutup kerugian selama lima pekan berturut-turut. Pada Kamis lalu, DPR AS menyetujui untuk mendanai kegiatan pemerintah hingga 16 Februari nanti, untuk menghindari kevakuman karena ketiadaan anggaran. Namun untuk keseluruhan anggaran tahun ini, masih berada dalam ketidakpastian karena harus menunggu keputusan Senat AS. Banyak investor yang mengabaikan permasalahan yang tersebut, dengan menganggap bahwa persoalan anggaran hanyalah masalah kepentingan poltik jangka pendek dan bukan perkara ekonomi. Indeks dolar AS yang mengukur kurs  greenback terhadap enam mata uang negara maju naik 0,08% menjadi 90.572.
Nilai Tukar Dolar AS di Pasar Spot

Currency

Value

Change

% Change

Euro (EUR-USD)

1.2222

-0.0016

-0.13%

Poundsterling (GBP-USD)

1.3858

-0.0036

-0.26%

Yen (USD-JPY)

1.3858

-0.0036

-0.26%

Yuan (USD-CNY)

6.404

-0.016

-0.25%

Rupiah (USD-IDR)

13,315.50

-31.00

-0.23%

Sumber : Bloomberg.com, 19/1/2018 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea di bursa komoditas New York Mercantile Exchange dan London ICE Futures Exchanges akhir pekan lalu mencatatkan penurunan pertama dalam 5 pekan terakhir, melemah 1% dibanding pekan sebelumnya. Gagal mempertahankan harga tertinggi sejak Desember 2014, yang dicapai Senin awal pekan lalu di posisi 70,37 USD per barel untuk minyak Brent, dan USD64,89 untuk minyak WTI pada Selasa lalu. Laporan bulanan Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan, pasar global minyak mentah telah mengetat secara substansial seiring kebijakan pemangkasan produksi oleh OPEC , serta pertumbuhan permintaan minyak di tengah penurunan produksi minyak Venezuela, ke level terendah dalam 30 tahun terakhir. Namun IEA memperingatkan, bahwa kenaikan pesat produksi minyak AS, Kanada dan Brazil dapat mengancam keseimbangan pasar. Persediaan minyak mentah AS hingga akhir pekan lalu turun 6,9 juta barel menjadi 412,65 juta barel. Baker Hughes melaporkan, jumlah rig yang beroperasi di AS hingga akhir pekan lalu turun 5 unitm, setelah bertambah 10 rig pada akhir pekan sebelumnya.
Harga minyak berjangka jenis Brent turun 70 sen menjadi USD68,61 per barel.
Harga minyak berjangka jenis WTI turun 58 sen menjadi USD63,37 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange akhir pekan lalu ditutup menguat, memanfaatkan tekanan pelemahan dolar AS ke level terendah dalam 3 tahun terakhir, di tengah ancaman kevakuman kegiatan pemerintah AS karena belum disetujuinya anggaran oleh Senat. Namun secara mingguan harga emas turun 0,3% dibanding akhir pekan sebelumnya, koreksi mingguan pertama kalinya dalam 6 pekan. Sejumlah analis mengatakan, kenaikan harga emas sejauh ini sudah terlalu tinggi, dan tekanan pelemahan dolar mulai mereda.
Harga emas di pasar spot naik 0,46% menjadi USD1.333,16per ounce.
Haga emas di bursa berjangka naik 0,47% menjadi USD1,333,50 USD per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)

powered by: IPOTNEWS.COM