Bursa Pagi: Global-Regional Memerah, IHSG Berisiko Melemah
Monday, September 20, 2021       08:20 WIB

Ipotnews - Mengawali perdagangan saham di pekan keempat September, Senin (20/7), bursa saham Asia dibuka di zona merah, melanjutkan tren penurunan indeks acuan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa dan Wall Street akhir pekan lalu, jelang rapat kebijakan Federal Reserve AS, pekan ini.
Perdagangan saham Asia hari ini akan cenderung sepi , karena bursa saham Jepang, Korea Selatan dan China hari ini tutup karena libur nasional. Indeks MSCI Asia-Pasifik ex-Jepang turun 0,38%.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan tajam indeks ASX 200, Australia sebesar sebesar 1,29%. Saham emiten raksasa pertamabngan berguguran. Rio Tinto, Fortescue Metals Group dan BHP masing-masing anjlok 2,64%, 2,95% dan 3,01%. Indeks berlanjut merosot 1,23% (-91 poin) ke level 7.312,7 pada pukul 8:15 WIB.
Indeks Hang Seng, Hongkong juga dibuka berguguran, terperosok 2,15% (-536,95 poin) ke level 24.383,81 pada pukul 8:45 WIB. Saham ChinaEvergrande Group longsor lebih dari 10%,AIAanjlok 3.6%, danPing An Insurancerontok hampir 7%.
Pembukaan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pagi ini dihadapkan pada tren ergerakan indeks acuan di bursa saham global dan regional yang menurun, setelah berhail mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan menguat 0,38% menjadi 6.133. Harga ETF saham Indonesia ( EIDO ) di New York Stocks Exchange merosot 0,93% ke level USD21,26.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini berisiko berbalik melemah dibayangi kekhawatiran tapering Th Fed dan penurunan harga komoditas, di tengah menurunnya kasus Covid secara signifikan. Secara teknikal, sejumlah indikator pergerakan indeks memperlihatkan adanya kecenderungan melemah.
Tim Riset Ind Premier berpendapat, terkoreksinya indeks di bursa Wall Street seiring adanya kekhawatiran akan dampak negatif penyebaran varian delta dan sikap hati-hati menunggu rapat The Fed, diprediksi akan menjadi sentimen negatif di pasar.
Melemahnya beberapa harga komoditas seperti minyak mentah, cpo, dan nikel juga berpeluang menjadi tambahan sentimen negatif untuk IHSG . Di sisi lain investor akan menunggu keputusan perpanjangan PPKM yang kemungkinan akan semakin diperlonggar.
IHSG diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung melemah dengan  support  di level 6,095 dan  resistance  di level 6,175. Beberapa ekuitas yang dicermti antara lain;
  • Saham : ASII (Buy). Support: Rp5,375, Resist: Rp5,475, TOWR (Buy). Support: Rp1,330, Resist: Rp1,360, BSDE (Buy on Weakness). Support: Rp970, Resist: Rp1,000, TINS (Buy on Weakness). Support: Rp1,465, Resist: Rp1,505.
  • ETF : XCLQ (Buy on Weakness). Support Rp89, Resist: Rp91, XISC (Buy on Weakness). Support: Rp647, Resist: Rp657, XISI (Buy on Weakness). Support: Rp313, Resist: Rp318.

Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street mengakhiri pekan lalu dengan terbenam di zona merah. Upaya Partai Demokrat AS menaikkan tarif pajak tertinggi pada perusahaan menjadi 26,5% dari 21% saat ini, dikhawatirkan dapat memakan pendapatan dan membebani pasar. Pasar mulai mengantisipasi rapat kebijakan Federal Reserve pekan ini, di tengah perdebatan apakah The Fed akan mempercepat pengurangan stimulus moneter, setelah rilis beberapa data ekonomi mengindikasikan ketanguhan pemulihan ekonomi AS.
Saham-saham teknologi papan atas berguguran. Facebook dan Alphabet terperosok 2% atau lebih. Apple dan Microsoft anjlok 1,8% dan 1.7%. Saham Pfizer dan BioNTech merosot 1,3% dan 3,6%, Moderna tergelincir 2,4%,setelah FDA menolak merekomendasikan suntikan vaksin  booster  untuk umum. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones melemah 0,1%, S&P 500 melorot hampir 0,6%, dan Nasdaq merosot hampir 0,5%.
  • Dow Jones Industrial Average turun 0, 48% (-166,44 poin) menjadi 34.584,88.
  • S&P 500 terpangkas 0,91% (-40,76 poin) ke posisi 4.432,99.
  • Nasdaq Composite merosot 0,91% (-137,96 poin) ke level 15.043,97.

Bursa saham utama Eropa juga menutup pekan lalu dengan tenggelam di teritori negatif, sekaligus membukukan pelemahan mingguan selama tiga pekan berturut-turut. Kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan regulasi yang lebih ketat terhadap perusahaan China menjadi penekan indeks. Sektor sumber daya alam berguguran, karena kekhawatiran perlambatan pertumbuhan di China. Data penjualan ritel Inggris secara tak terduga turun lagi pada Agustus.
Indeks STOXX 600 merosot 0,88% ke level 461,84. Saham pertambangan Anglo American tumbang 8,1%. Indeks sektor pertambangan Eropa rontok 8% sepanjang pekan lalu. Produsen barang mewah yang pasar China; LVMH , Kering, Hermes dan Richemont rebound berguguran. Kabar bahwa Inggris mempertimbangkan pelonggaran mobilitas mendorong indeks sektor  travel and leisure  Eropa melaju 1,2%. Saham Wizz Air, pemilik British-Airways IAG dan InterContinental Hotels melesat 2% hingga 5%.
  • DAX 30 Jerman drop 1,03% (-161,58 poin) ke level 15.490,17.
  • FTSE 100 Inggris merosot 0,91% (-63,84 poin) ke posisi 6.963,64.
  • CAC 20 Prancis melorot 0,79% (-52,4 poin) menjadi 6.570,19.

Nilai Tukar Dolar AS
Nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia mengakhiri pekan lalu dengan menguat. Rilis data penjualan ritel AS yang jauh lebih baik dari perkiraan, Kamis lalu, mendukung ekspektasi pengurangan pembelian aset  (tapering)  oleh Federal Reserve (Fed) sebelum akhir tahun. Para pedagang enggan mengambil posisi baru menjelang rapat sejumlah bank sentral pekan ini, termasuk The Fed, bank sentral Jepang dan bank sentral Inggris.
Sentimen konsumen University of Michigan untuk September naik tipis ke 71 dari 70,3 di akhir Agustus. Tetapi analis mengatakan kenaikan itu tidak mendekati perbaikan yang terlihat dalam survei manufaktur Fed Empire States dan Philadelphia. Indeks dolar (Index DXY) naik 0,4 persen pada 93,207, meningkat 0,6% dibanding akhir pekan lalu, kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Agustus.
Kurs spot dolar

Currency

Value

Change

% Change

Euro (EUR-USD)

1.1725

-0.0042

-0.36%

Poundsterling (GBP-USD)

1.3741

-0.0054

-0.39%

Yen (USD-JPY)

109.93

0.20

+0.18%

Yuan (USD-CNY)

6.4661

0.0085

+0.13%

Rupiah (USD-IDR)

14,222.50

-30.00

-0.21%

Sumber : Bloomberg.com, 17/9/2021 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea menutup pekan lalu dengan melemah. Kenaikan dolar ikut menekan harga minyak. Perusahaan energi di Teluk Meksiko AS memulai kembali produksinya setelah Badai Ida dan Nicholas melanda kawasan itu dan menutup kegiatan produksi. Sepanjang pekan lalu harga minyak Brent dan WTI melesat 3,3% dan 3,2%, didukung oleh ketatnya pasokan akibat badai.
Sekitar 28% produksi minyak mentah Teluk Meksiko AS mengalir lagi, setelah badai Nicholas dan Ida menghentikan pasokan 26 juta barel produksi lepas pantai. Menurut Baker Hughes, empat belas rig lepas pantai Teluk Meksiko ditutup tiga minggu lalu, dan dua pekan lalu, empat rig lepas pantai kembali beroperasi. Hingga 17 September, jumlah rig minyak dan gas yang beroperasi naik 9 unit menjadi 512 dalam sepekan, tertinggi sejak April 2020.
  • Harga minyak Brent untuk pengiriman November turun 33 sen menjadi USD75,34 per barel.
  • Harga minyak WTI untuk pengiriman Oktober turun 64 sen menjadi USD71,97 per barel.

Harga emas di bursa berjangka Comex New York Exchange mengakhiri sesi perdagangan pekan lalu dengan melanjutkan penurunan hari ketiga berturut-turut. Aksi jual meningkat tajam karena dolar menguat, perhatian investor tertuju pada strategi  tapering  Federal Reserve (Fed) AS dalam rapat kebijakan pekan ini. Emas berjangka terpangkas 2,3% sepanjang pekan lalu, ditutup pada level terendah sejak 10 Agustus.
Kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel AS pada Agustus di awal pekan, menghidupkan kembali ketakutan  tapering  The Fed, mendongkrak dolar AS dan imbal hasil US Tereasury sehingga menekan harga emas. Harga logam mulia lainnya; perak anjlok 2,4% ke level USD22,37 per ounce, platinum naik 0,5% menjadi USD937,67, da paldium merosot 1,4% ke posisi USD2.004,46.
  • Harga emas di pasar spot melemah 0,1% emnjadi USD1.751,29 per ounce.
  • Harga emas berjangka AS turun 0,3% menjadi USD1.751,40 per ounce.

(AFP, CNBC , Reuters)

powered by: IPOTNEWS.COM