Ipotnews - Bursa saham Asia pagi ini, Selasa (12/11), dibuka cenderung turun, belum mampu melanjutkan tren kenaikan indeks acuan pada sesi penutupan bursa saham utama Eropa dan Wall Street. Investor berhati-hati menunggu kejelasan arah kebijakan ekonomi AS di bawah presiden terpilih Donald Trump.
Investor Asia akan memantau rilis sejumlah data ekonomi kawasan, termasuk hasil survei kondisi bisnis oleh National Australia Bank, data penjualan ritel September di Indonesie, dan indeks harga konsumen Oktober di India.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,33%. Indeks berlanjut turun 0,55% (-45,3 poin) menjadi 8.220,9 pada pukul 8:15 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka anjlok 1,25% dan Kosdaq drop 2,04%. Kospi berlanjut merosot 1,18% ke 2.501,69.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang naik 0,46% (182,81 pooin) menjadi 39.716,13, setelah dibuka naik 0,23% dan Topix meningkat 0,68%.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan masih akan kesulitan untuk berusaha masuk zona hijau, setelah ditutup turun 0,28% ke level 7.266 pada sesi perdagangan kemarin. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange anjlok 1,24% ke USD20,38.
Beberapa analis memperkirakan pegerakan IHSG hari ini berpeluang sedikit menguat, namun masih berpotensi melemah, seiring belum redanya aksi jual asing. Secara teknikal, koreksi IHSG telah menyentuh target koreksi sebelumnya, namun besarnya tekanan jual yang tinggi dapat memicu koreksi lanjutan.
Tim Riset Indo Premier berpendapat, diakhirinya perdagangan Bursa Wall Street di zona hijau berpotensi menjadi katalis positif bagi IHSG . Namun, derasnya outflow asing yang masih terus berlanjut berpotensi menjadi pemberat laju IHSG .
IHSG diprediksi akan bergerak melemah dengan rentang support 7.183 dan resistance 7.350.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street pagi tadi berakhir menguat. Dow Jones Industrial Average mencatat rekor penutupan tertinggi, ditopang saham perbankan yang diuntungkan oleh optimisme ekspektasi kebijakan fiskal Presiden terpilih Donald Trump. Investor akan mencermati rilis data IHK, Rabu, dan serangkaian data makro lainnya pekan ini ini untuk mendapatkan sinyal mengenai ekonomi dan prospek kebijakan moneter AS. Indeks keuangan S&P 500 menguat. Indeks teknologi informasi dan indeks chip melorot,
Nilai pasar saham Tesla melonjak menjadi USD1,1 triliun, didorong spekulasi hubungan dekat Elon Musk dengan Trump. Indeks saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000, melonjak 1,47% ke 2.434,98, karena dipandang sebagai penerima manfaat potensial pemotongan pajak yang diusulkan Trump. Saham kripto menghijau saat bitcoin melejit ke rekor USD87.000. Coinbase Global, MARA Holdings, serta Riot Platforms melonjak. Saham raksasa teknologi Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms semuanya tersungkur.
- Dow Jones Indstrl.Avrg. meningkat 0,69% (304,14 poin) ke 44.293,13.
- S&P 500 menguat 010% (5,81 poin) menjadi 6.001,35.
- Nasdaq Composite naik tipis 0,06% (11,99 poin) di 19.298,76.
Bursa saham utama Eropa tadi malam ditutup menguat. Saham pertahanan memimpin kenaikan indeks didorong prospek belanja militer yang lebih tinggi di Eropa. Trump memperingatkan akan mengurangi dukungan militer AS bagi Ukraina dan memaksa anggota untuk menghabiskan minimal 2% dari PDB untuk pertahanan. Investor juga menunggu rilis inflasi, PDB kuartal III, dan angka ketenagakerjaan zona euro pekan ini. Risalah rapat Oktober ECB akan dirilis, Kamis lusa.
Sektor sumber daya dasar melorot 1,1%. Indeks STOXX 600 melaju 1,13% ke 512,37, dengan sebagian besar sektor dan bursa regional berakhir di wilayah positif. Saham Leonardo, Italia, Hensoldt, Rheinmetall dan Renk Jerman, serta Saab Swedia melesat 3,5%-5,8%. Indeks pertahanan melompat 2,6%. Saham pengembang obat Jerman, Evotec melambung 17%. Pemasok otomotif dan industri Jerman, Continental, melejit 10,6%, mendorong kenaikan indeks otomotif menjadi 1,5%.
- DAX 40 Jerman melonjak 1,21% (233,12 poin) ke 19.448,60.
- FTSE 100 Inggris meningkat 0,65% (52,80 poin) ke 8.125,19.
- CAC 40 Prancis menanjak 1,20% (88,21 poin) ke posisi 7.426,88.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia di pasar uang New York pagi tadi ditutup menguat. Pasar menunggu kejelasan tentang kebijakan AS di masa mendatang. Citi memperkirakan suku bunga AS akan tetap mendekati level saat ini dalam jangka pendek karena pasar terjebak antara ekspektasi perubahan kebijakan pada 2025 dan siklus pelonggaran yang didorong oleh data jangka pendek. Investor khawatir tentang kemungkinan tarif AS akan memukul ekonomi kawasan euro.
Sensitivitas euro terhadap ancaman kenaikan tarif impor AS terlihat jelas ketika media mengabarkan Trump menunjuk Robert Lighthizer untuk menjalankan kebijakannya. Politik di zona euro tetap menjadi sorotan setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz membuka jalan bagi pemilihan umum yang dipercepat. Yen juga melemah. Risalah rapat Oktober Bank of Japan menunjukkan para anggota tidak yakin kapan harus menaikkan suku bunga, juga karena ketidakpastian politik. Indeks dolar (Indeks DXY) naik 0,56% menjadi 105,59.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.0658 | 0.0003 | +0.03% | 6:23 PM |
Yen (USD-JPY) | 153.64 | -0.0800 | -0.05% | 6:23 PM |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.2868 | 0.0000 | 0.00% | 6:23 PM |
Rupiah (USD-IDR) | 15,689.50 | 17.500 | +0.11% | 2:57 AM |
Yuan (USD-CNY) | 7.2149 | 0.0304 | +0.42% | 1:54 PM |
Sumber : Bloomberg.com, 11/11/2024 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea dini hari tadi ditutup melorot lebih dari 2%, di tengah penguatan dolar AS. Rencana stimulus terbaru China menghapus harapan akan kenaikan permintaan minyak, sementara pasokan diperkirakan meningkat pada 2025. Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum Amerika dapat terus memengaruhi pasar. Janji Trump untuk 'terus mengebor' minyak menghilangkan beberapa insentif untuk mengambil posisi beli.
- Harga Brent berjangka anjlok USD2,04 (-2,76%) ke USD71,83 per barel.
- Harga WTI berjangka ambles USD2,34 (-3,32%) ke USD68,04 per barel.
Pasar masih menunggu kejelasan tentang kebijakan AS di masa mendatang. Indeks harga konsumen China pada Oktober, naik dengan laju terlemah dalam empat bulan, deflasi harga produsen juga semakin dalam, bahkan ketika Beijing menggandakan stimulus untuk mendorong ekonominya. Bank of America Securities memperkirakan pasokan minyak mentah non- OPEC tumbuh 1,4 juta bph pada 2025 dan 900.000 bph di 2026.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange dini hari tadi juga ditutup merosot lebih dari 2%. Harga emas terus terbebani keperkasaan greenback dan implikasi yang lebih luas dari kemenangan Donald Trump terhadap kebijakan fiskal dan pemotongan suku bunga karena The Fed diperkirakan akan menunda siklus pelonggarannya. Kemenangan Trump menimbulkan ketidakpastian baru bagi bank sentral AS ketika inflasi sudah mendekati target the Fed sebesar 2%.
Pejabat the Fed, termasuk Chairman Jerome Powell, dijadwalkan untuk berpidato pekan ini. Sejumlah data makro Amerika juga akan dirilis pekan ini, seperti indeks harga konsumen dan produsen, klaim pengangguran mingguan, dan angka penjualan ritel. Harga logam berharga lainnya; perak spot anjlok 2,2% ke USD30,60 per ounce, platinum turun 0,7% menjadi USD961,55, dan paladium merosot 0,9% ke USD979,96.
- Harga emas spot anjlok 2,5% ke level USD2.617,96 per ounce.
- Harga emas berjangka AS terperosok 2,9% ke USD2.617,70 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)
powered by: IPOTNEWS.COM