Ipotnews - IHSG merosot ke zona merah saat finis sesi I pada perdagangan hari Senin (21/6). Posisi IHSG turun 0,72 persen (-44 poin) ke posisi 5.963.
Indeks LQ45 -0,83% ke 855.
Indeks IDX30 -0,79% ke 457.
Indeks IDX80 -0,96% ke 122.
Jakarta Islamic Indes (JII) -0,28% ke 546.
Indeks Kompas100 -0,86% ke 1.071.
Indeks Sri Kehati -0,80% ke 325.
Indeks SMInfra18 -1,69% ke 292.
Saham Paling Aktif: , , , , , , .
Saham Top Gainers LQ45: , , , , , , .
Saham Top Losers LQ45: , , , , , , .
Nilai transaksi Rp7,43 triliun. Volume perdagangan sebanyak 109,07 juta lot saham. Investor asing net buy Rp737,52 miliar.
Rupiah bergerak melemah 0,42 persen terhadap USD ke kevel Rp14.435 (12.00 PM).
Bursa Asia
Market saham Asia merosot pada trading sesi siang hari Senin (21/6). Para trader diperburuk perdagangan reflasi setelah muncul sinyal hawkish the Fed. Dolar AS masih tetap berada di level tertinggi dalam 2 bulan terakhir dan imbal hasil US Treasury melemah.
Market saham Jepang menjadi lokomotif pelemahan pasar regional. Yield obligasi USA surut. Tenor 30 tahun bergerak di bawal level 2 persen untuk pertama kali sejak Februari seiring prospek kebijakan moneter USA yang kurang akomodatif menghantam pasar.
Kurva yield obligasi terus datar, membuka spekulasi dominasi perdagangan reflasi tahun ini. Imbal hasil jangka pendek melonjak setelah pejabat the Fed James Bullard mengatakan risiko inflasi mungkin menjadi garansi suku bunga naik tahun depan, kenaikan lebih awal dari perkiraan.
Di pekan perdagangan yang minim katalis data ekonomi, para trader akan mencermati pernyataan para pembuat kebijakan the Fed, termasuk komentar dari Chairman the Fed Jerome Powell, tentang target apapun mengani penghentian stimulus. Dalam komentarnya belakangan ini, Bullard mengatakan bahwa the Fed telah mulai membahas pengurangan pembelian aset.
"Kami memiliki kemungkinan 2 tahun lagi sebelum the FEd mulai mengambil tindakan," kata John Woods, analis di Credit Suisse Group AG wilayah Asia Pasifik. Menurut Woods, akan terdapat perdagangan yang bergolak dan melemah karena volatilitas terkait perdebatan dalam tubuh the Fed.
Pasar saham China ke zona pelemahan. Indeks Shanghai Composite drop 0,22 persen dan Indeks Shenzhen Component sebagian naik tipis. Di pasar saham Hong Kong, Indeks Hang Seng melorot 1,35 persen.
Indeks Nikkei 225 (Jepang) merosot 4 persen paling buruk se-regional. Indeks Topix melorot 2,86 persen. Pelemahan terlihat di sebagian besar sektor. Saham-saham otomotif seperti Nissan dan Honda melemah 4 persen. Sedangkan saham tekno di antaranya Fanuc turun 6 persen. Mitsubishi UFJ Financial Group drop 2,94 persen dan Mizuho Financial Group tumbang 2,03 persen.
Adapun Indeks S&P/ASX200 di bursa Australia tergelincir 1,67 persen. Kospi Index di bursa Korsel turun 1,09 persen. Indeks acuan regional, MSCI Asia Pasifik (tidak termasuk pasar saham Jepang) bergerak melemah 1,34 persen.
Indeks dolar AS melaju kuat ke posisi 92,305 dari level sebelumnya di posisi 91,2.
Kurs yen melaju ke posisi ke 109,81 terhadap USD dari posisi sebelumnya pada 110,5.
Nilai tukar dolar Australia bergerak melemah ke posisi $0,7493 dari sebelumnya di $0,768.
Minyak
Harga minyak menanjak nai pada perdagangan sesi pagi hari Senin (21/6) di pasar komoditas Asia. Lonjakan harga terjadi setelah perundingan antara Iran dan negara-negara barat untuk mereview perjanjian nuklir berakhir tanpa kesepakatan, sehari setelah OPEC memilih presiden baru.
Minyak WTI menguat 0,9 persen per barel ke harga USD72,25 per barel. Minyak Brent melaju 0,8 persen ke harga USD74,13 per barel. (pkl 11.03 AM wkt Singapura)
(cnbc/idx/bloomberg)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM