CIMB Niaga Himpun Dana Anorganik untuk Unit Usaha Syariah
Monday, December 10, 2018       17:44 WIB

JAKARTA - Unit Usaha Syariah PT Bank CIMB Niaga Tbk (). berencana mengeluarkan produk untuk menambah pendanaan secara anorganik. Perseroan akan bermitra dengan entitas dari luar negeri yang akan menanamkan investasi di Indonesia melalui unit usaha syariah.
Head of Syariah Business Banking CIMB Niaga Rusdi Dahardin mengatakan bahwa entitas luar negri yang dimaksud tidak termasuk induk regional yaitu CIMB Group Holdings.
"Misalnya ada proyek infrastruktur atau proyek komersial, katakan nilainya Rp1 triliun. Entitas dari luar itu mau investasi di proyek tersebut [melalui UUS]. Ini sedang kami sesuaikan produknya," ujarnya, Minggu (9/12/2018).
Selain itu, pada tahun depan unit usaha syariah CIMB Niaga juga berencana menggalang dana dari pasar modal. Pada pertengahan November 2018, perseroan telah meluncurkan Penawaran Umum Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Bank CIMB Niaga Tahap I Tahun 2018 dengan target penghimpunan dana senilai Rp4 triliun.
Sukuk mudharabah tersebut diterbitkan dalam tiga seri. Pertama, seri A degan tenor 370 hari yang menawarkan imbal hasil di kisaran 7,6%--8,6%. Kedua, seri B dengan tenor 3 tahun yang menawarkan imbal hasil di kisaran 8,6%--9,6%. Ketiga, seri C dengan tenor 5 tahun yang memiliki imbal hasil 8,75%--9,75%. "Kami akan memaksimalkan penawaran sukuk pada tahun depan untuk agar dapat menyerap Rp3 triliun," ujarnya.
Selain itu, Rusdi menyatakan bahwa unit usaha syariah juga sedang mempelajari unsur syariah Sertifikat Deposito Bank Indonesia atau SBDI . Menurutnya, SBDI menjadi pilihan karena tenor SBDI yang umumnya lebih dari 1 tahun yang membuatnya lebih stabil untuk pendanaan.
Pada akhir kuartal III/2018, rasio pembiayaan terhadap dana (FDR) unit syariah naik 2.147 bps dari 87,37% pada periode yang sama tahun lalu menjadi 108,84%. Dengan strategi pendanaan tersebut, ujar Rusdi, unit usaha syariah memperoyeksi dapat menjaga FDR di rentang 90%--95%.
Director of Sharia Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengatakan untuk mengatasi pengetatan likuiditas pada tahun depan UUS berencana untuk memaksimalkan penyerapan dana murah. Salah satunya melalui digitalisasi dan kerja sama dengan komunitas-komunitas terkait pengelolaan dana wakaf dan zakat.
Di sisi lain, lanjutnya, UUS juga akan mengenalkan produk-produk  trade finance  kepada nasabah agar dana tetap berputar di UUS. Selain itu, Pandji berujar dengan menggunakan produk  trade finance  UUS juga mendapatkan pendapatan provisi atau  fee based income .
Pandji menambahkan induk juga tetap berkomitmenuntuk menambah modal unit usaha syariah CIMB Niaga untuk mendorong ekspansi pembiayaan.

Sumber : BISNIS.COM

powered by: IPOTNEWS.COM