Data China Lambungkan Pasar Saham Global, Kilau Emas Memudar
Tuesday, July 16, 2019       03:53 WIB

Ipotnews - Emas menguat, Senin, karena pasar saham global menghijau dengan investor fokus pada data ekonomi yang optimistis dari China, sementara apresiasi dolar lebih lanjut membebani logam kuning itu.
Harga emas di pasar spot turun sekitar 0,3 persen menjadi USD1.411,95 per ounce pada pukul 24.43 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (15/7) atau Selasa (16/7) dini hari WIB. Emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,1 persen menjadi USD1.413,50 per ounce.
Pertumbuhan PDB tahunan kuartal kedua China turun ke level terendah 27-tahun, yakni 6,2 persen, sesuai ekspektasi. Sementara, laporan Juni tentang produksi industri, penjualan ritel dan investasi perkotaan berada di atas ekspektasi.
"Pasar ekuitas melihat data itu secara positif dan ada beberapa selera risiko ( risk appetite ) di sini," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas TD Securities di Toronto.
Saham dunia naik ke level tertinggi 18-bulan setelah data itu, menekan selera untuk emas. Sementara itu, dolar sedikit lebih tinggi terhadap rival utama membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Pasar emas bereaksi lebih negatif pada data itu daripada positif. Dolar AS tampaknya menemukan support yang mungkin membebani emas," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan BMO.
Selanjutnya, investor menantikan data lainnya pekan ini, seperti penjualan ritel dan produksi industri AS, untuk petunjuk tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia itu.
Federal Reserve merilis "Beige Book", Rabu, yang akan dicermati pasar mengenai komentar tentang bagaimana ketegangan perdagangan telah mempengaruhi prospek bisnis.
Logam kuning itu melonjak 1,1 persen pekan lalu di belakang ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed, yang juga membebani dolar.
Prospek emas tetap positif, kata para analis, dengan  bullion  cenderung tetap didukung pada ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global.
"Pergerakan harga emas cukup berombak, tetapi saya bisa melihat kita melintasi USD1.380-1.440 dari sekarang sampai pertemuan The Fed pada akhir Juli, mungkin bahkan lebih dari sekali," kata Wong.
Harga palladium di pasar spot melesat sekitar 1,2 persen menjadi USD1.563,30 per ounce. Perak meningkat 0,8 persen menjadi USD15,34 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi hampir dua pekan, yakni USD15,36 per ounce di awal sesi.
Platinum melambung sekitar 1,2 persen menjadi USD837,00 per ounce, setelah sebelumnya naik menjadi USD846,53, level tertinggi dalam dua bulan. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM