Data China Lambungkan Sentimen Risiko, Harga Emas Merosot
Monday, July 15, 2019       16:01 WIB

Ipotnews - Harga emas tergelincir, Senin, terkonsolidasi di atas level 1.400, setelah data makro China meredakan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global dan mendorong minat terhadap aset berisiko.
Harga emas di pasar spot turun 0,2 persen menjadi USD1.413,20 per ounce pada pukul 14.17 WIB, demikian laporan  Reuters , di Bengaluru, Senin (15/7). Emas berjangka Amerika Serikat meningkat 0,2 persen menjadi USD1.415,10 per ounce.
Produksi industri China sepanjang Juni meningkat 6,3 persen dari tahun sebelumnya, mengalahkan perkiraan 5,2 persen, sementara investasi  fixed-asset  pada Januari-Juni naik 5,8 persen dari periode yang sama tahun lalu, melampaui ekspektasi kenaikan 5,5 persen oleh para analis.
"Data ekonomi China yang lebih baik dari perkiraan hanya mengikis kekhawatiran bahwa perlambatan global tidak sedalam yang diperkirakan, sehingga menyebabkan aksi ambil untung dalam emas," kata Howie Lee, ekonom OCBC Bank.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 6,2 persen pada kuartal kedua dari tahun sebelumnya, laju terlemah dalam setidaknya 27 tahun.
"Secara keseluruhan gambaran pertumbuhan masih terlihat lemah. Ketegangan lebih lanjut seputar perundingan perdagangan (AS-China) dan kekhawatiran geopolitik di Timur Tengah, kebutuhan akan emas sebagai lindung nilai masih tetap kuat," kata dia.
"Penjualan ritel dan data produksi industri yang berada pada tingkat yang lebih tinggi menunjukkan bahwa ekonomi dalam kondisi yang lebih baik dan itu berarti lebih sedikit potensi stimulus dari pejabat China," kata Michael McCarthy, Kepala Strategi Pasar CMC Markets.
Membebani daya tarik  bullion , saham Asia menguat pada sesi Senin karena data China menunjukkan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mungkin mulai stabil karena meningkatnya stimulus dari Beijing.
Juga membebani harga emas, indeks dolar naik tipis, Senin, terhadap sekeranjang mata uang utama. Namun, indeks dolar melemah untuk tiga sesi berturut-turut karena prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve akhir bulan ini.
"Peristiwa besar berikutnya untuk emas adalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal, akhir bulan ini, karena ekspektasi berfluktuasi antara pemotongan seperempat persen dan setengah persen, kita bakal melihat itu berdampak pada harga emas," kata McCarthy.
Sementara itu,  hedge fund  dan  money manager  memotong sikap  bullish  mereka pada emas COMEX dalam pekan yang berakhir hingga 9 Juli, menurut Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka ( CFTC ) Amerika, Jumat.
Di antara logam mulia lainnya, perak naik 0,4 persen menjadi USD15,27 per ounce dan palladium melonjak satu persen menjadi USD1.560,47 per ounce.
Platinum meningkat 0,5 persen menjadi USD832 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 4 Juli di posisi USD838,73 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM