Didorong Lonjakan Imbal Hasil Obligasi Amerika, "Greenback" Perkasa
Thursday, April 26, 2018       09:48 WIB

Ipotnews - Dolar AS diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga setengah bulan terhadap sekeranjang mata uang, Kamis, didukung imbal hasil US Treasury 10 tahun menembus tiga persen, pekan ini, untuk kali pertama dalam empat tahun.
Imbal hasil obligasi Amerika Serikat mencetak tingkat tertinggi empat tahun yang baru, yakni 3,035 persen, Rabu, didorong oleh kekhawatiran tentang meningkatnya pasokan utang pemerintah dan tekanan inflasi dari kenaikan harga minyak, demikian laporan  Reuters , di Singapura, Kamis (26/4).
Penguatan imbal hasil obligasi Amerika, baru-baru ini, menyebabkan perbedaan  yield  Amerika-Jepang dan Amerika-Jerman melebar lebih jauh sehingga mendongkrak laju dolar, membuat yen dan euro lebih rendah.
Pada perdagangan Asia, Kamis, imbal hasil US Treasury 10-tahun terakhir berada di posisi 3,022 persen.
Indeks Dolar--ukuran  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama--berada di 91,181, setelah naik ke level tertinggi 91,261 pada perdagangan Rabu, tingkat terkuat sejak 12 Januari.
Indeks tersebut menguat lebih dari 0,9 persen sepanjang pekan ini, menempatkannya di jalur untuk kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari dua bulan.
"Kecuali ada kehancuran besar-besaran yang sangat tidak mungkin di pasar ekuitas Amerika, diragukan Federal Reserve akan goyah pada kenaikan suku bunga Juni," ujar Stephen Innes, Kepala Perdagangan Asia-Pasifik untuk Oanda, Singapura.
Wall Street bergerak tertatih-tatih menuju teritori positif, Rabu, didorong laporan keuangan emiten yang optimistis, meski sentimen itu hampir diimbangi oleh kegelisahan atas kenaikan imbal hasil obligasi Amerika dan pengeluaran perusahaan.
Euro naik 0,1 persen menjadi USD1,2177, tetapi masih mendekati posisi terendah dua bulan USD1,2160 yang dicapai pada perdagangan Rabu.
Fokus jangka pendek saat ini adalah tinjauan suku bunga Bank Sentral Eropa yang dijadwalkan bakal dirilis Kamis waktu setempat.
ECB diperkirakan mempertahankan kebijakannya tidak berubah, Kamis, mengecilkan kekhawatiran atas perlambatan ekonomi zona euro, baru-baru ini, dan membiarkan pintu tetap terbuka untuk mengakhiri skema pembelian obligasi di penghujung 2018.
Terhadap yen, dolar melemah 0,1 persen menjadi 109,38 yen. Sebelumnya, mata uang Amerika itu menyentuh level tertinggi dua setengah bulan di posisi 109,49 yen.
Dolar AS melesat hampir 2,9 persen terhadap yen, sepanjang April, menempatkannya di jalur untuk kenaikan bulanan terbesar sejak November 2016. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM