Dolar AS Makin Tertekan, Pasar Tunggu Kebijakan Presiden Trump
Friday, June 07, 2019       11:39 WIB

Ipotnews- Mata uang dolar AS pada Jumat (7/6) dalam kondisi tertekan dan perfomanya bahkan merupakan yang terburuk selama minggu di tahun ini.
Sementara para investor terus memantau kinerja pemerintah AS dan Federal Reserve yang akan melakukan pemangkasan suku bunga demi mendukung perekonomian yang melambat.
Seperti dikutip oleh Reuters, Jumat (7/6), Bank Sentral Eropa sendiri pada Kamis (6/7) masih menunjukan tanda menahan diri atas kondisi dolar itu sehingga kebijakan itu tidak bisa membantu perfoma dollar AS. Sikap menahan diri itu mencerminkan kehati-hatian terhadap krisis keuangan yang telah melanda sejak tahun 2008.
Terkait hal itu, pasar bursa segera menfokuskan kepada data US-NFP selama bulan Mei hingga Jumat (7/6) dan mendapatkan pertanda awal bahwa perkembangan nilai dolar AS tidak akan bagus.
Pasar tenaga kerja AS juga sedang dalam kondisi terburuk karena sedang mengalami booming dan berdasar perkiraan ADP National Employment Report yang dirilis pada Rabu (5/6) telah menunjukkan penambahan 27.000 pencari kerja.
Menurut Yukio Ishizuki, senior currency strategist Daiwa Securities, laporan ADP itu diluar ekspetasi dan mencerminkan kondisi sangat sulit.
Apalagi dalam seminggu terakhir nilai dolar AS juga terus merosot karena terpengaruh perang dagang AS-China yang kian memanas sehingga turut mempengaruhi pula keyakinan dan pertumbuhan perdagangan internasional. Dalam hal ini kinerja dan keputusan dari Bank Sentral AS sangat menentukan kondisi nilai tukar dolar di bulan-bulan mendatang.
Presiden AS Donald Trump dalam pernyataan terbarunya mengatakan, kemungkinan akan memutuskan tarif yang lebih banyak untuk China pada akhir Juni. Ancaman Trump itu adalah penerapan tarif bea impor terhadap barang-barang dari China sedikitnya senilai US$300 miliar.
Hubungan AS dan Meksiko yang meregang baru baru ini, usai Presiden Donald Trump memutuskan untuk menjatuhkan sanksi 5% untuk barang-barang Meksiko mulai 10 Juni mendatang, juga makin memperburuk perekonomian global. Adapun pengenaan sanksi ini berkaitan dengan imigran illegal yang melintasi perbatasan kedua negara.
Seperti dilansir CNBC , Jumat (7/6), Pejabat Federal Reserve AS dan Dana Moneter Internasional secara terpisah memperingatkan, ketegangan perdagangan global dan kenaikan tarif itu bisa meningkatkan risiko terhadap AS, serta terhadap perekonomian global. (winardi)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM