Dolar Terdepresiasi, Logam Kuning Menguat Tiga Sesi Beruntun
Thursday, October 21, 2021       15:14 WIB

Ipotnews - Harga emas naik untuk sesi ketiga berturut-turut, Kamis, karena depresiasi dolar mengangkat daya tarik logam kuning itu, sementara investor menilai apakah inflasi yang lebih tinggi akan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat dari ekspektasi.
Harga emas di pasar spot menguat 0,1% menjadi USD1.782,70 per ounce pada pukul 13.58 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (21/10). Sementara, emas berjangka Amerika Serikat bertambah 0,1% menjadi USD1.786,40 per ounce.
Harga emas diperdagangkan antara USD1.748-1.800 per ounce sejauh bulan ini. Kamis, dolar melayang mendekati level terendah tiga minggu, mendorong  bullion  lebih dekat ke ujung atas dari kisaran luas tersebut.
"Arah emas secara keseluruhan benar-benar belum membangun momentum karena tidak jelas di mana imbal hasil riil akan turun mengingat ketidakpastian apakah The Fed akan bertindak cukup cepat untuk menahan laju inflasi atau apakah inflasi akan melampaui pengetatan The Fed," kata analis DailyFX, Ilya Spivak.
"Kendati bias secara keseluruhan untuk poin emas lebih rendah karena lingkungan imbal hasil yang meningkat, kita tidak mungkin mendapatkan dorongan arah yang kuat sampai menjadi jelas seberapa kuat The Fed akan bertindak."
Imbal hasil US Treasury 10-tahun mencapai level tertinggi dalam lima bulan, menekan emas karena melesatnya  yield  diterjemahkan menjadi  opportunity cost  yang lebih tinggi untuk menahan logam kuning yang tidak memberikan bunga.
Dua pejabat Federal Reserve, Rabu, mengatakan walau bank sentral harus mulai mengurangi langkah-langkah stimulusnya, namun terlalu dini untuk menaikkan suku bunga.
Analis UBS mengatakan meningkatnya ekspektasi inflasi dan melemahnya ekspektasi pertumbuhan, terutama di tengah melonjaknya harga energi dan melambatnya aktivitas industri, dapat mendukung harga emas dalam satu atau dua bulan ke depan.
UBS memperkirakan harga emas di posisi USD1.700 per ounce pada akhir Maret 2022 dan USD1.600 pada akhir Desember 2022.
Emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, meski pengurangan stimulus dan kenaikan suku bunga mendorong imbal hasil obligasi pemerintah, sehingga mengurangi daya tarik  bullion. 
Harga perak di pasar spot turun 0,3% menjadi USD24,20 per ounce. Platinum melemah 0,4% menjadi USD1.046,25 per ounce dan paladium menguat 0,5% menjadi USD2.082,08 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM