Dua Prinsip Sederhana untuk Membangun Kekayaan
Wednesday, May 18, 2022       15:15 WIB

Pada artikel sebelumnya yang berjudul "Tiga Alasan Utama Mengapa Perlu Menjadikan Edukasi Finansial sebagai Investasi Terbaik", kita telah membahas tiga alasan mengapa kita perlu menjadikan edukasi finansial sebagai investasi terbaik bagi diri kita, yaitu: (1) Umumnya nesehat keuangan itu sulit dipahami oleh orang awam, (2) Kebanyakan nasehat keuangan mengandung benturan kepentingan, dan (3) inteligensi keuangan menentukan masa depan keuangan kita.
Jika memperhatikan judal artikel berikut ini: Dua Prinsip Sederhana Membangun Kekayaan, mungkin ada pembaca IPOTNEWS yang kecewa setelah membaca judul tersebut. Membangun kekayaan hanya membutuhkan dua prinsip sederhana saja? Mungkin pula ada pembaca yang mengharapkan membaca tips-tips yang  sophisticated  dan jarang didengar orang.
Kalau membangun kekayaan memang hanya membutuhkan dua prinsip sederhana saja, mengapa ada banyak sekali orang miskin di dunia ini?
Anda mungkin berpikir bahwa untuk membangun kekayaan butuh modal yang besar pula, atau butuh pendidikan yang tinggi, yang lebih tinggi dari orang-orang lain, atau butuh keahlian khusus yang membedakan kita dari orang lain.
Seperti nasehat John Bogle (pendiri  mutual fund  Vanguard yang terkenal), " the secret to wealth is there is no secret ". Sesungguhnya tidak ada rahasia (yang harus Anda ketahui) untuk menjadi kaya.
Oleh sebab itu, menjadi kaya adalah hak setiap orang (yang percaya bahwa dia juga dapat menjadi kaya). Sebagai contoh, John Bogle tidak percaya bahwa Manajer Investasi yang aktif mengelola reksadana akan menghasilkan kinerja yang superior, mengalahkan reksadana indeks yang dikelola secara pasif. Sebaliknya, John Bogle percaya bahwa kinerja reksadana terbaik diberikan oleh reksadana indeks yang dikelola secara pasif berdasarkan indeks saja.
Begitu pula yang akan kita pelajari di sini; untuk membangun kekayaan hanya dibutuhkan dua prinsip saja. Tidak ada rahasia yang  sophisticated  yang hanya diketahui oleh orang-orang tertentu saja.
Dua prinsip itu adalah:
1. Pengeluaran harus lebih rendah dari penghasilan, (dan selisihnya harus diinvestasikan dengan bijaksana).
Prinsip pertama ini pada dasarnya mengatakan bahwa, untuk membangun kekayaan, maka
  1. pengeluaran harus dikurangi, atau
  2. penghasilan harus ditambah, dan
  3. selisihnya harus diinvestasikan secara bijaksana.

Dengan membatasi pengeluaran hingga lebih rendah dari penghasilan, maka secara otomatis telah tercipta arus kas ( cash flow ) yang positif yang dapat diinvestasikan untuk membangun kekayaan.
Ada penasehat keuangan yang berpendapat bahwa untuk menghasilkan arus kas yang positif kita harus fokus mengontrol pengeluaran. Ada juga penasehat keuangan yang berpendapat sebaliknya, bahwa untuk menghasilkan arus kas positif, orang harus fokus pada memperbesar penghasilan.
Menurut pendapat kami, jika Anda hanya fokus pada mengurangi penghasilan, tetapi membiarkan tingkat penghasilan tidak bertambah, maka rencana keuangan yang Anda buat hanya akan berakhir pada kondisi keuangan yang semakin lama akan semakin sulit bagi Anda.
Jujur saja, dengan berjalannya waktu, pengeluaran akan makin besar, bukan hanya akibat inflasi saja, tetapi anak-anak Anda akan semakin besar dan membutuhkan biaya yang semakin banyak.
Demikian pula, jika Anda hanya fokus pada memperbesar penghasilan, tetapi tidak memperhatikan besarnya pengeluaran yang terjadi, maka Anda seperti menuangkan air ke dalam ember bocor. Berapa pun besarnya penghasilan yang Anda peroleh, selama pengeluaran tidak diatur dengan bijaksana, maka penghasilan yang besar itu tidak akan pernah cukup.
Oleh karena itu, menurut pendapat kami, jalan terbaik yang harus ditempuh dalam membangun kekayaan, adalah mempertahankan adanya celah atau  gap  positip antara penghasilan dan pengeluaran, sehingga setiap saat tersedia arus kas yang positip untuk diinvestasikan.
Bagaimana caranya untuk mempertahankan adanya celah ( gap ) antara penghasilan dan pengeluaran? Caranya adalah mengubah cara berpikir ( mind set ) Anda. Kalau Anda saat ini sudah menjabat sebagai Asisten Manajer, aturlah pengeluaran Anda seakan-akan Anda masih menjabat Supervisor saja.
Demikian juga jika Anda sudah menjabat sebagai Manajer, aturlah pengeluaran Anda seakan-akan Anda masih menjabat sebagai Asisten Manajer. Demikian seterusnya, seorang Vice President dapat mengatur pengeluarannya seakan-akan ia masih masih menjabat sebagai Manajer.
Dalam hidup sehari-hari, terutama dalam kehidupan masyarakat kota besar yang sangat konsumtif, orang sering ingin menampilkan kesuksesan yang telah dicapainya, atau bahkan yang belum dicapainya, tetapi yang dipercayainya akan dicapainya.
Caranya? Seseorang dengan jabatan Supervisor akan bergaya hidup seperti Asisten Manajer, seorang Asisten Manajer mau tampil sebagai Manajer, atau seorang Manajer mau tampil seperti seorang Executive Vice President.
Mungkin hal ini adalah sesuatu yang lumrah diajarkan dalam kelas-kelas bimbingan dan motivasi karir, bahwa kita harus menampilkan diri kita seperti gambaran posisi yang kita impikan. Tetapi, dalam perencanaan keuangan, tampil lebih tinggi dari keadaan (kemampuan) sebenarnya merupakan resep untuk bencana keuangan.
2. Kekayaanmu ditentukan oleh kebiasaanmu
Kebiasaan yang baik adalah mengatur pengeluaran kita seakan-akan gaji kita masih satu tingkat dari tingkat gaji yang sebenarnya. Sebaliknya, kebiasaan yang buruk adalah membelanjakan uang seakan-akan gajinya telah naik (padahal belum) ke tingkat di atasnya.
Tetapi, hal itulah yang sering kita jumpai sehari-hari. Setiap orang ingin terlihat sukses, ingin tampil sebagai orang yang telah berhasil dalam karirnya. Mungkin saja orang itu benar akan sukses, tetapi membelanjakan uang (gaji) yang belum pasti diterima hanyalah sumber dari bencana berupa utang yang terus menumpuk.
Kalau tindakan yang buruk ini dibiarkan terus menerus maka lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Demikian pula, tindakan yang baik, yang terus menerus dilakukan, juga akan menjadi kebiasaan yang otomatis dilakukan. Dan kekayaan sesorang ditentukan oleh kebiasaannya.
Misalnya, saya ambil contoh sekitar dua puluh tahun lalu ketika masih berpangkat  vice president  di perusahaan sekuritas menengah (pangkat di perusahaan sektor jasa umumnya agak dilebih-lebihkan atau  inflated  dibandingkan dengan pangkat di sektor manufaktur).
Saya mempunyai kebiasaan minum secangkir kopi hitam pada waktu pagi yang saya beli di kantin di  basement  gedung. Suatu pagi, teman kantor seorang Asisten Manajer yang baru direkrut mengajak membeli kopi (untuk dibawa ke kantor). Dia heran melihat saya (seorang  vice president ) hanya membeli kopi berharga 'murah' di  basement  gedung.
Sebaliknya saya juga heran melihat dia (seorang Asisten Manajer) membeli kopi di kafe waralaba yang harganya beberapa kali lipat lebih mahal dari kopi yang saya beli. Belum lagi ditambah dengan sepotong kue yang dibelinya di kedai itu.
Setelah sebulan dia bekerja, saya perhatikan, bahkan untuk berobat karena pilek (penyakit yang sering kita anggap enteng), dia harus berobat ke rumah sakit swasta yang elit dan terkenal mahal. Alasannya? Biaya perawatan Kesehatan kan ditanggung kantor....
Saya tidak mempermasalahkan kebiasaan orang lain mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menurut saya tidak perlu. Saya mengambil contoh ini hanya untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan kecil saja, kalau dilakukan terus menerus, maka lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Dan kekayaan kita ditentukan oleh kebiasaan kita.
Mari membiasakan diri kita untuk hanya mengeluarkan uang sesuai dengan  value  yang kita peroleh. Karena kebiasaan yang baik akan menentukan kekayaan kita.
 Oleh: Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru

Wednesday, May 08, 2024 - 09:13 WIB
Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan MERK
Wednesday, May 08, 2024 - 09:09 WIB
UMA atas saham TGUK Mei 2024
Wednesday, May 08, 2024 - 09:05 WIB
Target Price LPPF, Maybank Sekuritas Rp 1.500 : Sell
Wednesday, May 08, 2024 - 09:05 WIB
Seminggu Naik 153%, Saham Ini Kena Suspensi
Wednesday, May 08, 2024 - 09:04 WIB
Target Price LPPF, Kiwoom Sekuritas Rp 1.620 : Neutral
Wednesday, May 08, 2024 - 09:03 WIB
Emiten Konglomerat Tersohor Bagi Dividen Segini per Sahamnya, 8 Mei Krusial
Wednesday, May 08, 2024 - 09:03 WIB
Target Price LPPF, Ciptadana Sekuritas Rp 2.160 : Buy
Wednesday, May 08, 2024 - 09:02 WIB
Perkembangan Terbaru terkait Adaro (ADRO)
Wednesday, May 08, 2024 - 09:00 WIB
Bumi Resources (BUMI) Ungkap Hal Penting
Wednesday, May 08, 2024 - 08:59 WIB
Antam (ANTM), Bukit Asam (PTBA), Timah (TINS) Punya Agenda Besar, Berikut Rinciannya