ETF Weekly Report
Monday, September 16, 2019       13:29 WIB

Download PDF

Global Market Wrap
Pada pekan kedua bulan September pergerakan pasar masih dominan dipengaruhi oleh sentimen eksternal terutama terkait perkembangan isu perang dagang antara Amerika dan China. Menguatnya harga komoditas miyak sawit dan tambang mineral yaitu nikel sebagai dampak pelarangan eskpor bijih nikel dari Indonesia lebih awal dari jadwal semula juga turut memberikan sentimen positif di pasar. Sementara itu keputusan ECB untuk menurunkan suku bunga deposito dan meluncurkan QE dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di Kawasan tersebut tidak terlalu berpengaruh ke pergerakan indeks karena kebijakan tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
ETF Market Wrap
Selama sepekan indeks harga saham gabungan berhasil mencatatkan penguatan tipis +0,41% ditopang oleh naiknya 6 sektor dari total 10 sektor yang tercatat di bursa. Sektor property dan real estate yang diuntungkan oleh tren kebijakan moneter longgar dan sektor perkebunan yang terdongkrak oleh kenaikan komoditas CPO berhasil menjadi penyumbang terbesar bagi penguatan IHSG . Kedua sektor tersebut masing-masing mencatatkan kenaikan +2,40% dan +1,80%. Sementara itu sektor pertambangan dan industri dasar menjadi dua sektor di antara empat sektor yang mencatatkan pelemahan tertinggi yaitu masing-masing -1,28% dan -1,05%.
Beberapa indeks yang menjadi acuan ETF pasif selama sepekan mencatatkan kinerja yang beragam. Dari delapan indeks yang menjadi acuan satu yang mengalami pelemahan yaitu Jakarta Islamic Index (-0,36%). Sementara itu indeks LQ45 mencatatkan kenaikan tertinggi (+0,35%).
Seiring dengan kenaikan sektor keuangan dan properti, selama sepekan berhasil mencatatkan kinerja tertinggi di bandingan dari 21 ETF yang tercatat di bursa yaitu menguat +2,26% pada level 666,2. Disisi lain terkoreksinya indeks Syariah membuat ( ETF berbasis indeks JII) mencatatkan pelemahan tertinggi selama sepekan yaitu -0,54% ditutup pada level 702,65.
Sentimen Sepekan Kedepan
Untuk pekan ini investor akan mencermati beberapa kejadian penting terutama terkait penetapan suku bunga acuan oleh Bank of England, The Fed dan Bank Indonesia. Selain itu investor juga akan mencermati rilis data neraca perdagangan di bulan Agustus. Berdasarkan konsensus pasar The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga acuannya sebesar 25bps menjadi 1,75-2,00%. Sedangkan Bank Indonesia menurut konsensus pasar masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 5,50%, meskipun BI sendiri masih membuka ruang untuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut. Neraca perdagangan Indonesia pada bulan lalu di prediksi akan mengalami surplus $0,19 miliar setelah sebelumnya secara mengejutkan hanya mengalami deficit $0,06 miliar.

Sumber : Indo Premier ETF Desk

powered by: IPOTNEWS.COM