Emas Tertekan di Tengah Apresiasi Dolar dan Ketidakpastian Stimulus Amerika
Monday, October 26, 2020       15:02 WIB

Ipotnews - Emas turun di bawah level psikologis kunci USD1.900, Senin, ke posisi terendah dalam lebih dari sepekan, tertekan apresiasi dolar dan tersendatnya progres dalam perundungan paket bantuan virus korona Amerika yang baru.
Harga emas di pasar spot melemah 0,2% menjadi USD1.897,35 per ounce pada pukul 14.11 WIB, setelah mencapai USD1.890,19 per ounce, tingkat terendah sejak 15 Oktober, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (26/10). Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menyusut 0,4% menjadi USD1.898,20 per ounce.
"Sepertinya ada minimnya dorongan untuk menemukan pembeli tambahan (bagi emas)...Sebagian besar karena kita  trading  dalam bayang-bayang pemilu dan spekulasi stimulus Amerika," kata analis IG Markets, Kyle Rodda.
Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat 0,2% terhadap sekeranjang saingannya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Ketua DPR Amerika, Nancy Pelosi, Minggu, mengatakan pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mengkaji rencana terbaru untuk lebih banyak bantuan Covid-19 dan dia memperkirakan responsnya Senin.
Tetapi dengan pemilihan presiden yang semakin dekat, para analis mengatakan kemenangan bagi pesaingnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dapat membantu reli emas didorong paket stimulus yang besar, terutama di tengah kasus Covid-19 yang melonjak di Amerika Serikat.
Prancis mencatat rekor peningkatan infeksi selama akhir pekan lalu, dan Spanyol mengumumkan keadaan darurat karena kasus Covid-19 melonjak di seluruh Eropa.
Secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, emas melambung 25% sejauh tahun ini karena bank sentral dan pemerintah meluncurkan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meredam kejatuhan ekonomi dari pandemi.
Penembusan di bawah level support USD1.887 per ounce bisa mendorong emas lebih rendah ke posisi USD1.872, menurut analis teknikal  Reuters , Wang Tao.
Di tempat lain, logam  auto-catalyst  paladium merosot 0,8% menjadi USD2.372,80 sementara platinum anjlok 2% menjadi USD883,14 per ounce.
"Meski guncangan pasokan untuk pasangan tersebut berkurang dalam beberapa pekan terakhir, penjualan mobil di China terus melampaui ekspektasi, yang melukiskan gambaran  bullish  hingga akhir tahun dan akan menjaga harga tetap tinggi," kata MKS PAMP dalam sebuah catatan.
Perak menyusut 1,8% menjadi USD24,14 per ounce. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM