Euro Dekati Posisi Tertinggi Dua Tahun, Aussie dan Kiwi Terkatrol Selera Risiko
Thursday, July 23, 2020       05:37 WIB

Ipotnews - Euro melesat ke level tertinggi dalam hampir dua tahun terhadap dolar, Rabu, sementara mata uang komoditas menguat karena berlanjutnya pergerakan  risk-on  setelah pemimpin Uni Eropa menyepakati stimulus fiskal.
Pedagang mata uang sebagian besar mengabaikan ketegangan Amerika Serikat-China, meski selera risiko di pasar valas secara singkat berkurang selama sekitar dua jam, setelah Washington mengatakan kepada Beijing agar menutup konsulatnya di Houston di tengah tuduhan mata-mata, contoh terbaru dari hubungan yang memburuk antara kedua negara.
Namun,  mood  sebagian besar tetap optimistis, mengikuti perjanjian Uni Eropa terkait dana pemulihan 750 miliar euro untuk berbagi utang yang timbul selama krisis virus korona, dengan euro menguat untuk hari keempat berturut-turut terhadap  greenback,  demikian laporan  Reuters  dan  Xinhua,  di New York, Rabu (22/7) atau Kamis (23/7) pagi WIB.
"Ini adalah bagian dari reflasi global dan mungkin  bull market  multi-tahun pada dolar telah berakhir," kata Axel Merk, Presiden Merk Investments di Palo Alto, California.
Pada perdagangan petang, euro naik 0,37% menjadi USD1,1569, setelah mencapai USD1,1601, tingkat tertinggi sejak Oktober 2018.
Setelah menguat di tengah berita perseteruan AS-China, Indeks Dolar (Indeks DXY) kembali jatuh dan terakhir turun 0,2% menjadi 94,939. Indeks yang mengukur  greenback  terhadap sekeranjang enam mata uang utama itu merosot ke level terendah 94,827, posisi terlemah sejak Maret.
"Dolar melemah dan alasan utama untuk itu adalah rendahnya suku bunga riil di AS dan bakal bergerak lebih rendah," kata Merk.
Federal Reserve dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan dua hari pekan depan, yang diprediksi mempertahankan suku bunga mendekati nol ketika berupaya mendukung ekonomi yang terpukul langkah penguncian virus korona.
Amerika Serikat melaporkan lebih dari 1.000 kematian akibat Covid-19, Selasa, menurut penghitungan  Reuters,  pertama kali sejak 10 Juni negara itu melampaui tonggak tersebut. California hampir melewati New York dalam jumlah infeksi.
Dolar Australia naik 0,2% menjadi USD0,71425 setelah sebelumnya mencapai level tertinggi 15-bulan yang baru, sementara dolar Selandia Baru menguat 0,3% jadi USD0,6664, menyentuh puncak enam bulan di awal sesi.
Berkembangnya kasus virus korona dan penerapan kembali langkah-langkah penguncian di negara bagian terbesar kedua di Australia berdampak kecil pada mata uang, bahkan setelah laporan bahwa wabah virus itu akan memotong pertumbuhan PDB kuartal ketiga negara itu sebesar 0,75 poin persentase.
Yuan di pasar  offshore , yang melemah melewati batas 7 per dolar karena berita ketegangan AS-China, pulih kembali pada perdagangan petang, dan bertengger di posisi 7,0119.
Poundsterling kehilangan cengkeraman terhadap dolar dan euro, didorong laporan  Financial Times  bahwa Pemerintah Inggris membuang harapan untuk mendapatkan kesepakatan perdagangan bebas dengan Amerika Serikat pada akhir tahun serta kekhawatiran periode transisi Brexit akan berakhir tanpa kesepakatan antara Inggris dan UE.
Pada akhir perdagangan di New York, pound turun menjadi USD1,2739 dari USD1,2755 di sesi sebelumnya. Dolar AS dibeli 107,23 yen, lebih tinggi dari 106,78 yen. Sementara,  greenback  melemah jadi 0,9297 franc Swiss dari 0,9327 franc Swiss, dan menyusut ke posisi 1,3414 dolar Kanada dari 1,3438 dolar Kanada. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM