Euro Perkasa Versus Greenback, Didorong Pemotongan Suku Bunga ECB
Friday, September 13, 2024       03:58 WIB

Ipotnews - Euro menguat terhadap dolar dan yen, Kamis, setelah Bank Sentral Eropa menurunkan suku bunga dan Presiden ECB Christine Lagarde meredam ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga berikutnya bulan depan, dengan mengatakan pihaknya akan membiarkan data ekonomi menentukan langkah kebijakan berikutnya.
"Kami akan memutuskan dalam setiap rapat," kata Lagarde dalam pengarahan setelah ECB kembali melonggarkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) di tengah melambatnya inflasi dan pertumbuhan ekonomi, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (12/9) atau Jumat (13/9) pagi WIB.
"Saya tidak memberi Anda komitmen apa pun sejauh menyangkut tanggal tertentu dan jalan kami sama sekali tidak ditentukan sebelumnya."
ECB menurunkan suku bunga simpanannya menjadi 3,5%, seperti yang diprediksi secara luas. Namun, suku bunga pembiayaan kembali dipotong jauh lebih besar, yakni 60 bp, menjadi 3,65%, dalam penyesuaian teknikal yang telah lama ditunggu-tunggu.
Kontrak berjangka suku bunga memangkas spekulasi pemotongan suku bunga Oktober menjadi hanya lebih dari tujuh bp dari 10 bp tepat sebelum Lagarde berbicara, menurut perhitungan LSEG .
"Ke depan, arah suku bunga masih belum pasti," kata Yael Selfin, Kepala Ekonom KPMG Inggris.
"Meski ada konsensus luas di Governing Council bahwa pembatasan kebijakan harus dilonggarkan, pandangan yang berbeda tetap ada seputar laju pemotongan."
Dia memperkirakan pelonggaran lebih lanjut pada Desember akan menurunkan suku bunga deposito menjadi 3,25%. Jika prospek zona euro melemah lebih jauh, Selfin melihat pembuat kebijakan ECB meningkatkan laju pemotongan tahun depan menuju sekitar 2,25%.
Terakhir, euro menguat 0,37% menjadi USD1,105, tetapi melemah 0,5% versus dolar sejauh minggu ini.
Terhadap yen, euro naik sekitar 0,2% menjadi 157,145 yen.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,41% menjadi 101,36, sebagian didorong oleh kenaikan euro, komponen terbesar indeks tersebut.
Versus yen, dolar melemah 0,2% pada hari itu menjadi 142,07, setelah menguat 0,2% sejauh pekan ini.
"Lagarde menyampaikan apa yang diprediksi di ECB," kata Steve Englander, Kepala Riset Valas G10 Standard Chartered, di New York.
"Secara keseluruhan, pasar memiliki sedikit selera risiko dan mereka membeli mata uang yang mereka jual sebelumnya - yang sering kali merupakan indikasi bahwa selera risiko pulih kembali."
Data ekonomi Amerika yang variatif, dirilis Kamis, memperkuat ekspektasi pemotongan 25 bp minggu depan oleh Federal Reserve.
Klaim pengangguran awal AS naik 2.000 menjadi 230.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir hingga 7 September, sesuai ekspektasi.
Harga produsen (PPI) Amerika periode Agustus meningkat sedikit lebih dari ekspektasi sebesar 0,2%, karena biaya jasa meningkat, tetapi trennya tetap konsisten dengan inflasi yang menurun. Data untuk Juli direvisi lebih rendah, yang menunjukkan PPI tidak berubah, bukannya naik tipis 0,1% seperti yang dilaporkan sebelumnya.
Ekonom yang disurvei  Reuters  memperkirakan PPI naik 0,1%.
"Harga produsen yang stabil akan mendorong investasi dan itu akan mendongkrak ekonomi," tulis Scott Helfstein, Head of Investment Strategy Global X. "Sudah saatnya bagi the Fed untuk memangkas, tetapi mereka mungkin melakukannya secara perlahan dan mantap. Itu tampaknya menjadi model operasi mereka."
Pasar suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang hanya 27% untuk pemangkasan 50 bp bulan ini, turun dari 50%, Jumat lalu, setelah laporan penggajian non-pertanian yang variatif.
Untuk 2024, suku bunga berjangka memperkirakan pemangkasan 108 bp, menyusut dari sekitar 113 bp awal minggu ini.
Anggota dewan Bank of Japan, Naoki Tamura, yang dikenal hawkish, mengatakan pada Kamis bahwa BOJ harus menaikkan suku bunga setidaknya 1% paling cepat pada paruh kedua tahun fiskal berikutnya, tetapi menambahkan kemungkinan akan menaikkan suku bunga secara perlahan dan dalam beberapa tahap.
Rabu, sesama anggota dewan BOJ, Junko Nakagawa, memperkuat bias pengetatan bank sentral dengan mengatakan suku bunga riil yang rendah memberi ruang bagi kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Komentar tersebut membantu yen, yang meroket 2,6% sepanjang tahun ini terhadap dolar.
Dalam mata uang lain, poundsterling naik 0,48% terhadap dolar menjadi USD1,3106 setelah tersungkur ke posisi USD1,30025 pada sesi sebelumnya, terendah sejak 20 Agustus. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM


Berita Terbaru