Ipotnews - Emas melonjak lebih dari 1%, Rabu, di tengah ekspektasi pemerintahan Presiden Amerika Joe Biden akan meningkatkan langkah-langkah stimulus untuk menangani kejatuhan ekonomi akibat pandemi virus korona.
Harga emas di pasar melesat 1,6% menjadi USD1.868,00 per ounce pada pukul 01.56 WIB, setelah menyentuh level tertinggi lebih dari satu pekan di awal sesi, demikian laporan Reuters, di Bengaluru, Rabu (20/1) atau Kamis (21/1) dini hari WIB. Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melambung 1,4% menjadi USD1.866,50 per ounce.
"Emas mengalami hari yang sangat baik dan penutupan di sini atau bahkan mendekati USD1.860 membuka pintu untuk USD1.900," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan BMO.
Biden dilantik, Rabu, dengan investor fokus pada proposal paket stimulus senilai USD1,9 triliun dan kecepatan distribusi vaksin Covid-19.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang dapat dihasilkan dari langkah-langkah stimulus.
Komentar Janet Yellen, calon Biden untuk mengepalai Departemen Keuangan, menggarisbawahi perlunya stimulus juga mendukung logam tersebut, kata Bob Haberkorn, analis RJO Future.
Yellen, mantan Chairwoman Federal Reserve, Selasa, mendesak anggota parlemen AS untuk mengambil langkah besar terkait anggaran pengeluaran bantuan dan mengatakan bantuan pandemi akan menjadi prioritas di atas kenaikan pajak.
Emas masih bisa mencapai USD2.000, mungkin pada pertengahan kuartal kedua ketika sejumlah besar orang diinokulasi dan ada begitu banyak uang tunai dalam sistem dengan permintaan hampir kembali normal, kata Howie Lee, ekonom OCBC Bank.
"Orang-orang akan mulai melihat inflasi dengan sangat cermat," ujar Lee.
Logam lainnya, perak melejit 2,2% menjadi USD25,75 per ounce, platinum meroket 2,3% menjadi USD1.108,05 per ounce, sementara paladium naik 1,1% menjadi USD2.378,37 per ounce. (ef)
Sumber : Admin
powered by: IPOTNEWS.COM