Ipotnews - Nilai tukar dolar AS stagnan pada akvititas trading akhir pekan ini. USD lepas dari tekanan ringan data perekonomian AS yang tidak bermakna apapun terhadap spekulasi penurunan suku bunga the Fed di bulan Juli.
Indeks harga konsumsi personal di AS naik 0,2 persen di periode Mei, sesuai dengan perkiraan. Data ini memperkuat ekspektasi investor bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sedikitnya 25 bps pada meeting bulan berikutnya.
Reaksi doar AS terhadap rilis data tersebut terbatas. Euro berada di level $1,1372 atau menguat 0,04 persen terhadap USD.
"Rilis data tersebut tidak mengubah ekspektasi pemotongan suku bunga di bulan Juli," kata Kenneth Broux, Analis pada Sociale Generale.
Euro berada di jalur kenaikan bulanan terbesar sejak Februari 2018 ditopang koreksi dolar AS yang meluas walaupun euro turun 0,9 persen per semester pertama 2019.
Masih belum jelasnya apakah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan mencapai kesepakatan menyelesaikan perang dagang pada KTT G20 atau konflik berlanjut, para investor tidak yakin terhadap dolar AS.
"Secara personal, Kami pesimis terhadap kesepakatan apapun yang dibuat (Trump dan Xi Jinping)," kata Jordan Rochester, Analis pada Nomura. Menurutnya tiap koreksi USD tidak mungin bertahan dan karenana euro di level $1,14 adalah level jual.
Indeks dolar AS terhadap 6 mata uang utama global berada di level 96,25 setelah bergerak stagnan pada pekan ini. Sementara terhadap yen berada di level 107,76 yen, juga bergerak mendatar. Namun USD menguat 0,4 persen terhadap yen karena pulih dari level terlemah dalam 5 bulana terakhir yang dicapai pada trading Selasa pekan ini pada level 106,77 yen.
(reuters/cnbc/mk)
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM