Greenback Tertekan Spekulasi Pemotongan Suku Bunga The Fed; Yen Jatuh Lagi
Monday, May 06, 2024       15:39 WIB

Ipotnews - Dolar melorot, Senin, karena laporan ketenagakerjaan Amerika Serikat yang lemah meningkatkan spekulasi Federal Reserve mungkin masih akan memangkas suku bunga tahun ini, sementara yen tergelincir setelah dugaan intervensi pekan lalu memicu pergerakan yang liar.
Pekan lalu, yen mencatat apresiasi mingguan terkuat sejak awal Desember 2022 menyusul dua dugaan intervensi Tokyo untuk menarik mata uang tersebut menjauh dari level terendah 34 tahun di 160,245 per dolar. Yen melesat 3,5% sepanjang pekan tersebut, demikian laporan  Reuters,  di London, Senin (6/5).
Petang ini, yen melemah, tergelincir 0,5% menjadi 153,69 per dolar.
Pasar Jepang dan Inggris sama-sama tutup untuk hari libur nasional, Senin, kemungkinan mengakibatkan volume yang lebih tipis, namun otoritas Jepang memilih periode yang tenang minggu lalu untuk melakukan intervensi di pasar mata uang, sehingga trader akan sangat waspada sepanjang hari ini.
Lebih dari 9 triliun yen yang diperkirakan digelontorkan oleh Bank of Japan guna menopang yen yang melemah minggu lalu hanya bertahan untuk sementara waktu, kata analis, karena pasar masih memandang unit tersebut sebagai mata uang jual.
Meski Jepang memiliki kapasitas untuk melakukan intervensi lebih banyak, lingkungan makro yang lebih luas masih cukup negatif bagi yen, menurut analis Goldman Sachs, dan mencatat intervensi yang "sukses" hanya akan berjalan sejauh ini.
"Tetapi, buying time masih berharga, karena mengurangi potensi gangguan ekonomi akibat penyesuaian nilai tukar dan dapat menstabilkan mata uang tersebut hingga latar belakang ekonomi menjadi lebih mendukung JPY," katanya.
Yen berada di bawah tekanan karena suku bunga AS naik dan suku bunga Jepang tetap mendekati nol, mendorong keluarnya dana tunai dari yen dan masuk ke aset dengan imbal hasil lebih tinggi.
Laporan mingguan terbaru dari regulator Amerika menunjukkan trader non-komersial--kategori yang mencakup perdagangan spekulatif dan hedge fund--mengurangi short position yen mereka menjadi 168.388 kontrak berjangka pada pekan yang berakhir hingga 30 April, masih mendekati posisi bearish terbesar sejak 2007.
"Dalam pekan yang tidak banyak tersedia data Amerika dan lebih diramaikan pidato petinggi the Fed, retorika pasca-payroll the Fed akan menentukan apakah dolar-yen akan menguji ulang level 160 dalam waktu dekat," kata Nicholas Chia, analis Standard Chartered.
Jalur the Fed
Data yang dirilis Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja Amerika melambat lebih dari perkiraan sepanjang April, dan kenaikan upah tahunan merosot di bawah 4,0% untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun, ketika tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja meningkatkan optimisme the Fed dapat merancang kebijakan "soft landing" bagi perekonomian.
Pasar kini memperkirakan pemotongan suku bunga hampir 50 basis poin pada tahun ini, dan penurunan suku bunga pada November sudah diperhitungkan sepenuhnya.
"Ini jelas merupakan hal yang ingin dilihat lebih lanjut oleh the Fed dan laporan pertama dalam beberapa waktu yang mengejutkan sisi negatifnya," kata Dane Cekov, analis Nordea.
The Fed mempertahankan suku bunga tetap stabil pada akhir pertemuan kebijakan moneter dua hari, minggu lalu, sesuai ekspektasi, namun mengisyaratkan masih condong ke arah penurunan suku bunga, bahkan jika hal tersebut mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan semula.
"Tren pelemahan dolar dimulai oleh the Fed dan Powell ketika dia pada dasarnya menutup kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut," kata Cekov.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, berada di posisi 105,10, setelah menyentuh level terendah dalam lebih dari tiga minggu di 104,52, Jumat. Indeks tersebut melesat hampir 4% tahun ini, tetapi anjlok hampir 1% minggu lalu.
Euro terakhir menguat jadi USD1,0764, sementara poundsterling naik 0,2% menjadi USD1,25715 sebelum pengumuman kebijakan Bank of England, Kamis, di mana suku bunga diperkirakan dipertahankan 5,25%.
Pasar China Daratan dibuka setelah ditutup tiga hari, pekan lalu. Pada saat itu, yuan di pasar offshore meningkat karena melemahnya dolar secara luas.
Yuan di pasar offshore turun menjadi 7,2194 per dolar, setelah melejit lebih dari 1%, minggu lalu. Di pasar spot, yuan onshore dibuka 7,2009 per dolar, terkuat sejak 25 Maret. Terakhir berada di posisi 7,2149. (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM