Ipotnews - Indeks VIX - ukuran ekspektasi volatilitas indek S&P 500 - telah turun menjadi 17 bulan ini, level terendah sejak permulaan krisis COVID-19. Level ini bertepatan saat salah satu dari tiga indeks utama di Wall Street tersebut menembus di atas 4.000 untuk pertama kalinya.
Menurut para ekonom di Capital Economics, penurunan VIX tidak harus menandai koreksi di ekuitas AS. Level rendah volatilitas yang diperkirakan terkadang diikuti oleh penurunan besar-besaran di ekuitas AS.
"Mungkin ada kekhawatiran yang berkembang bahwa koreksi pada S&P 500 akan segera terjadi karena volatilitas yang diperkirakan dari indeks ini telah jatuh ke level terendah sebelum pandemi. Sebaliknya, kami pikir S&P 500 tahun ini akan tetap didukung oleh pemulihan ekonomi yang kuat yang dibantu oleh kebijakan moneter dan fiskal yang sangat akomodatif (dari Federal Reserve). "
Lalu, tambah para ekonom, meskipun penurunan indeks VIX baru-baru ini mungkin memberikan kesan bahwa investor terlalu berpuas diri, mungkin mengejutkan bahwa indeks tidak turun lebih cepat dan bahkan ke level yang lebih rendah. Bagaimanapun, volatilitas yang diperkirakan cenderung diinformasikan oleh volatilitas yang diamati investor di masa lalu. Dan volatilitas 30 hari S&P 500 telah turun mendekati level terendah sebelum pandemi awal tahun ini."
"Indeks VIX tetap bahkan sekarang secara signifikan lebih tinggi daripada sebelum krisis terjadi. Hal ini mungkin antara lain karena permintaan yang sangat kuat untuk opsi pada ekuitas individu, yang telah mendorong keseluruhan rasio jual/beli saham tersebut turun tajam."
"Kekuatan permintaan untuk opsi pada ekuitas individu dapat dengan sendirinya ditafsirkan sebagai tanda yang mengkhawatirkan. Tapi tidak ada bukti lonjakan permintaan untuk opsi pada indeks ekuitas, yang mungkin juga sudah diperkirakan jika investor berhati-hati," demikian sebut pada ekonom dilansir fxstreet.com, Jumat (9/4).
Sumber : admin
powered by: IPOTNEWS.COM
